Penulis: Wibisono | Editor: Priyo Suwarno
KREDONEWS.COM, JOMBANG– Kunjungan Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Rudi Saladin, ke Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang Kamis, 24 April 2025, didampingi bupati Jombang, Warsubi dan Wakil Bupati plus Forkopimda Kabupaten Jombang, merupakan bagian dari rangkaian silaturahmi ke dua pesantren besar di Jombang, yaitu Tebuireng dan Bahrul Ulum Tambakberas.

Di Pondok Pesantren Tebuireng, Pangdam dan rombongan disambut oleh KH. Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin), melakukan salat Dhuhur berjamaah di masjid pesantren, serta berziarah ke makam KH. Hasyim Asy’ari (pendiri Nahdlatul Ulama) dan Presiden RI ke-4, KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Kegiatan ini berlangsung sederhana, diisi dengan doa bersama di pusara para pendiri bangsa, dan menjadi momen penghormatan kepada warisan ulama serta nilai-nilai perjuangan yang diajarkan di pesantren.
Mayjen TNI Rudi Saladin menegaskan pentingnya sinergi antara TNI dan para ulama dalam menjaga persatuan dan membangun kedamaian bangsa. Kegiatan ini juga dihadiri oleh sejumlah pejabat daerah seperti Danrem 082/CPYJ, Dandim Jombang, Bupati, dan Kapolres, yang menunjukkan dukungan penuh terhadap upaya mempererat hubungan antara TNI, pemerintah daerah, dan tokoh agama.
Tujuan utama kunjungan Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Rudi Saladin, ke Pondok Pesantren Tebuireng adalah untuk menjalin silaturahmi dengan para ulama dan pimpinan pesantren serta menyerap kearifan mereka sebagai penjaga nilai-nilai kebangsaan yang telah mengakar kuat di bumi santri.
Kunjungan ini juga bertujuan mempererat hubungan spiritual dan kebangsaan antara TNI dan tokoh agama, sekaligus menghormati perjuangan tokoh bangsa yang menjadi pendiri pesantren dan bangsa. Selain itu, kegiatan ini menjadi momen untuk menegaskan sinergi antara TNI dan ulama dalam menjaga persatuan, merawat nilai-nilai perjuangan, dan membangun kedamaian bangsa.
Dalam konteks kunjungan Pangdam V/Brawijaya ke Pondok Pesantren Tebuireng, “menyambung tali silaturahmi” berarti menjalin dan memperkuat hubungan baik yang didasarkan pada rasa saling menghormati, kasih sayang, dan kebersamaan antara TNI dan para ulama serta tokoh pesantren.
Ini bukan sekadar pertemuan formal, melainkan usaha untuk menjaga komunikasi, saling mendukung, dan mempererat ikatan sosial dan spiritual yang berlandaskan nilai-nilai kebangsaan dan keagamaan.
Secara lebih luas, dalam ajaran Islam, menyambung tali silaturahmi berarti menjaga hubungan persaudaraan dan kekerabatan dengan penuh kasih sayang, saling memaafkan, membantu, dan menghormati satu sama lain, yang juga membawa keberkahan dan kebaikan dalam kehidupan.
Hal ini sesuai dengan perintah agama yang menekankan pentingnya hubungan sosial yang harmonis dan berkelanjutan demi kebaikan bersama.
Jadi, dalam kunjungan tersebut, menyambung tali silaturahmi adalah bentuk penghormatan dan penguatan sinergi antara institusi militer dan komunitas pesantren sebagai bagian dari upaya menjaga persatuan, kerukunan, dan nilai-nilai luhur bangsa. **