Penulis: Jacobus E. Lato | Editor: Priyo Suwarno
KREDONEWS.COM, CHINA- Ahli -ahli di Tiongkok sedang membangun sebuah drone atau pesawat yang disebut “Mother Ship”, merujuk pada sebuah drone induk raksasa yang berfungsi sebagai platform udara untuk membawa, meluncurkan, dan mengendalikan ratusan drone kecil secara bersamaan di udara.

Drone ini memiliki kemampuan untuk membawa hingga sekitar 100 drone kamikaze mini yang dapat dilepaskan secara bersamaan untuk menyerang target musuh, sehingga dapat membanjiri sistem pertahanan udara lawan dengan serangan massal yang sulit ditangkal.
Drone mothership ini biasanya berukuran sangat besar, dengan berat lepas landas mencapai puluhan ton dan bentang sayap sekitar 25 meter atau lebih. Contohnya adalah drone Jiu Tian (artinya “Langit Tinggi”) yang dikembangkan oleh China, yang mampu terbang pada ketinggian hingga 15.000 meter dengan jangkauan misi hingga 7.000 km.
Drone ini dilengkapi dengan mesin jet turbo fan dan sistem modular yang memungkinkan penggantian cepat berbagai modul misi seperti hulu ledak, sistem jamming elektronik, atau tangki bahan bakar.
Secara konsep, drone mothership ini mirip dengan kapal induk di laut, tetapi beroperasi di udara. Ia menjadi pusat komando dan operasi bagi kawanan drone yang diluncurkan, yang dapat melakukan berbagai misi mulai dari pengintaian, serangan elektronik, hingga serangan fisik dengan drone kamikaze.
Dengan kemampuan ini, drone mothership meningkatkan kekuatan militer dan kemampuan penangkal strategis secara signifikan, memungkinkan operasi jauh ke wilayah musuh tanpa bergantung pada pangkalan darat.
Singkatnya, “Mother Ship” dalam konteks drone China adalah drone induk raksasa yang berfungsi sebagai pangkalan udara bergerak untuk meluncurkan dan mengendalikan swarm drone dalam operasi militer modern.
Drone “Mother Ship” dalam konteks militer China adalah sebuah drone induk raksasa yang berfungsi sebagai platform strategis untuk membawa, meluncurkan, dan mengendalikan ratusan drone kecil atau amunisi jelajah secara simultan dalam satu misi.
Contohnya adalah drone Jiu Tian, yang memiliki bentang sayap sekitar 25 meter dengan berat lepas landas maksimum 16 ton dan mampu membawa hingga 100 drone kecil atau loitering munition yang dapat dilepaskan secara bersamaan untuk menyerang target musuh dengan serangan terkoordinasi yang sulit ditangkal.
Drone ini beroperasi pada ketinggian jelajah hingga 15.000 meter, di atas jangkauan kebanyakan rudal pertahanan udara, dan memiliki jangkauan misi hingga 7.000 kilometer, memungkinkan penetrasi jauh ke wilayah musuh tanpa bergantung pada pangkalan darat.
Selain membawa drone kecil, drone mothership ini juga dilengkapi dengan modul modular yang dapat diganti cepat, memungkinkan pelaksanaan berbagai misi seperti pengintaian, peperangan elektronik, dukungan logistik, dan serangan presisi dengan berbagai jenis senjata.
Secara konseptual, drone mothership ini berfungsi seperti kapal induk di udara, menjadi pusat komando dan pengendali swarm drone yang dapat melumpuhkan sistem pertahanan musuh, seperti armada kapal perang atau pusat komando lawan, melalui serangan massal yang memanfaatkan kuantitas dan biaya rendah drone kecil dengan kemampuan pandu presisi tinggi dan kerja sama otonom.
Selain itu, drone ini juga dapat dilengkapi dengan sistem pertahanan seperti laser intersepsi dan senjata energi terarah untuk meningkatkan kemampuan bertahan terhadap serangan udara.
Singkatnya, drone “Mother Ship” China adalah pesawat drone super besar yang menjadi pangkalan udara bergerak untuk swarm drone tempur, meningkatkan kemampuan militer China dalam dominasi udara dan laut melalui serangan terkoordinasi, pengintaian, dan peperangan elektronik modern. **