Pneulis: Jacobus E. Lato | Editor: Priyo Suwarno
KREDONEWS.COM, WASHINGTON– Donald Trump sedang mendendangkan lagu ‘Poco Poco’ setelah ngegas pengenaan tarif ternyata dia sendiri yang menundaan perang dagang selama 90 hari ini tidak berlaku kepada Cina.

Pada akun media sosial Truth Social, Trump justru menaikkan tarif impor ke Cina menjadi 125 persen dan segera berlaku. Alasannya karena Cina ogah negosiasi dan malah menyerang balik AS.
“Karena kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan Cina terhadap pasar dunia, saya dengan ini menaikkan tarif yang dikenakan kepada Cina oleh Amerika Serikat menjadi 125 persen. Berlaku segera,” jelas Trump.
Sebaliknya, dan berdasarkan kenyataan bahwa lebih dari 75 negara telah menghubungi Perwakilan Amerika Serikat, termasuk Departemen Perdagangan, Departemen Keuangan, dan USTR (Perwakilan Dagang AS), untuk merundingkan solusi atas isu-isu yang sedang dibahas terkait Perdagangan, Hambatan Perdagangan, Tarif, Manipulasi Mata Uang, dan Tarif Non-Moneter.
“Serta bahwa negara-negara ini, atas saran kuat dari saya, tidak melakukan pembalasan dalam bentuk apa pun terhadap Amerika Serikat, maka saya telah mengizinkan tunda selama 90 hari, dan penurunan besar terhadap Tarif Timbal Balik selama periode ini, menjadi 10 persen, juga berlaku segera,” katanya.
Dibalas 84 Presen
Menghadapi serangan Amerika itu, Cina tan mundur seinci pun, negeri tirai bambau itu justru mengumumkan tarif balasan sebesar 84% untuk impor produk asal Amerika Serikat pada Rabu, 9 April 2025.
Langkah ini merupakan respons terhadap keputusan Presiden AS, Donald Trump, yang memberlakukan tarif 104% (sekarang malah naik lagi 125 persen) terhadap seluruh barang asal Cina.
Cina sebelumnya menegaskan tidak akan tunduk pada tekanan AS. Beijing menyebut langkah AS sebagai bentuk pemerasan dan menyatakan siap untuk terus melawan.
“Ancaman pihak AS untuk meningkatkan tarif terhadap China adalah sebuah kesalahan di atas kesalahan. Sekali lagi mengekspos sifat pemerasan pihak Amerika,” kata Kementerian Perdagangan Cina.
“Jika perang adalah yang diinginkan AS, entah itu perang tarif, perang dagang, atau bentuk perang lainnya, kami siap berperang hingga akhir,” tegasnya. Selain Cina, 90 negara lainnya juga terdampak, termasuk Indonesia, yang kini menghadapi tarif impor sebesar 32%. **