Penulis: Satwiko Rumekso | Editor: Yobie Hadiwijaya
KREDONEWS.COM, SURABAYA-Sultan Agung muncul pada tahun 1593 di Kotagede, Mataram, sebagai putra dari Prabu Hadi Hanyakrawati dan Ratu Mas Adi Dyah Banawati. Ia naik takhta sebagai sultan Mataram pada tahun 1613, menggantikan posisi Pangeran Martapura yang bertahta cuma sehari.

Masa kecilnya dilalui di lingkungan istana Mataram, yang pada saat itu sedang mengalami masa-masa sulit akibat konflik internal dan ancaman dari kerajaan lain.
Meskipun tidak banyak informasi detail tentang masa kecil Sultan Agung, beberapa sumber menyebutkan bahwa beliau dididik dengan ketat dalam berbagai ilmu.
Beliau mempelajari agama Islam dari para wali, seperti Sunan Kalijaga, dan juga mempelajari ilmu politik, strategi perang, dan kebudayaan Jawa.
Keberanian dan kecerdasan Sultan Agung sudah terlihat sejak muda.
Pada usia 17 tahun, beliau berhasil memimpin pasukan Mataram dalam memenangkan pertempuran melawan Kerajaan Pajang.
Kemenangan ini semakin mengukuhkan posisi Mataram sebagai kerajaan yang kuat di Jawa.
Pada tahun 1613, Sultan Agung naik tahta menjadi Raja Mataram setelah ayahnya meninggal dunia.
Usianya saat itu baru 20 tahun, namun beliau dihadapkan pada berbagai tantangan berat, seperti konflik internal, ancaman dari luar, hingga masukanya Belanda ke Nusantara.
Namun, Sultan Agung dengan berani dan gigih menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Beliau berhasil mengatasi konflik internal dengan cara yang tegas dan adil.
Beliau juga berhasil memperkuat pasukan Mataram dan memperluas wilayah kekuasaannya, hingga meliputi hampir seluruh Jawa.
Salah satu langkah penting yang diambil Sultan Agung adalah melakukan modernisasi sistem pemerintahan Mataram.
Beliau memperkenalkan sistem administrasi yang lebih efisien dan efektif, serta membentuk angkatan bersenjata yang kuat.
Kepemimpinan Sultan Agung yang visioner dan berwawasan jauh membuat Mataram menjadi kerajaan yang disegani di Nusantara.