Menu

Mode Gelap

Uncategorized

Cerita Hari Ini: Kisah Tragis Ki Kinten Bupati Pasuruan Setelah Kalah Duel Melawan Panembahan Senopati

badge-check


					Ilustrasi perang tanding Panembahan dan Ki Kinten (Ist) Perbesar

Ilustrasi perang tanding Panembahan dan Ki Kinten (Ist)

Penulis: Satwiko Rumekso | Editor: Yobie Hadiwijaya

KREDONEWS.COM, SURABAYA-Panembahan Senopati raja pertama Kerajaan Mataram Islam terus berusaha memperluas wilayah kekuasaannya. Ekspansi pun dilakukan menuju wilayah timur dari Mataram. Setelah wilayah Madiun, Mataram berusaha memperluas wilayahnya ke Pasuruan.

Untuk memperluas wilayah memang penuh dengan perang dan Panembahan Senopati sering duel dengan para pemimpin wilayah yang belum mau tunduk juga dengan wilayah Pasuruan ini.

Mendengar rencana Panembahan Senopati, Adipati Pasuruan memutuskan hendak menyerah dan bersedia menyerahkan upeti. Tetapi bawahannya sebagaimana sumber Babad Tanah Djawi yang dikutip dari “Awal Kebangkitan Mataram : Masa Pemerintahan Senapati”, tulisan De Graaf, Bupati Kinten berniat mengadakan perang tanding dengan Senopati, niatnya pun mendapat persetujuan.

Mendengar kabar itu, Senopati berangkat dari pesanggerahannya untuk menghadapi Ki Kinten. Sang penguasa Mataram itu menunggangi kuda dan berpakaian biru tua, bersama 40 orang prajurit numbak cemeng, atau ahli tombak yang juga berpakaian biru tua.

Awalnya, Panembahan Senopati hanya berpura-pura sebagai pemimpin pasukan penombak itu. Selanjutnya, pertarungan pun dimulai, disaksikan oleh para pengiring yang bersorak-sorai. Setelah berdoa kepada Allah, Senopati dapat melukai lutut musuhnya sehingga terlempar dari pelana dan jatuh pingsan.

Ki Kaniten kemudian dinaikkan di atas seekor kuda betina yang pincang tanpa pelana, dengan tambang tebal sebagai kekang, dan dikirimkan kembali kepada gustinya di Pasuruan, diantar oleh 40 prajurit numbak cemeng.

Di saat terluka itulah Bupati Kinten mengaku tak tahu jika yang dihadapi adalah Panembahan Senopati. Bahkan, ia berujar jika yang bertarung dengannya adalah Panembahan Senopati ia mengaku tidak berani, memilih kembali pulang, atau lebih baik mati. Perkataan itulah yang konon membuat Adipati Pasuruan marah.

Sang adipati segera memerintahkan agar Ki Kaniten dipenggal kepalanya, tetapi saat hendak dipenggal kapak pemenggal patah. Cairan timah segera dituangkan ke dalam tenggorokannya sehingga mati. Adipati kemudian memberi hadiah kepada 40 orang prajurit Senapati itu dan mengirimkan seorang utusan yang membawa upeti untuk Senapati sebagai tanda takluk dan penyerahan Kerajaan Pasuruan.

Panembahan Senopati yang gembira atas kabar itu kemudian berkata ke utusan tersebut, “sampaikanlah bahwa saya segera kembali ke Mataram, dan bahwa gustimu tetap mengepalai daerahnya. Tetapi apabila ada perintah mengenai bupati-bupati Jawa Timur, hendaklah perintah itu dipatuhinya.” Setelah itu Senopati kembali ke Kerajaan Mataram.

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Cerita Hari Ini: Raffles Pandang Blambangan Sebagai Posisi Strategis

9 Oktober 2025 - 13:37 WIB

Cerita Hari Ini: Belanda Menghabiskan 8 Ton Emas untuk Menklukkan Blambangan

7 Oktober 2025 - 06:25 WIB

Petrokimia Gresik Pertegas Komitmen Keberlangsungan Usaha Batik Tanah Air

3 Oktober 2025 - 18:34 WIB

Cerita Hari Ini: Inggris Penyebab Belanda Menggempur Belanda dengan Kekuatan Besar

28 September 2025 - 15:07 WIB

Cerita Hari Ini: Inggris Lebih Dahulu Mendarat di Nusantara Daripada Belanda, Lokasinya di Ulupangpang Blambangan

26 September 2025 - 14:51 WIB

Cerita Hari Ini: Wong Agung Wilis Pionir Perjuangan Blambangan Melawan Belanda

25 September 2025 - 13:11 WIB

Cerita Hari Ini: Di bawah Tawangalun II Wilayah Blambangan Sampai Kediri

17 September 2025 - 12:45 WIB

Arkeolog Dunia Terkejut: Kapak Zaman Perunggu Terbuat dari Meteorit Ditemukan di Kalimantan

16 September 2025 - 19:39 WIB

Cerita Hari Ini: Tawangalun Penguasa Blambangan yang Naik Macan Putih untuk Temukan Wilayah Kerajaannya

16 September 2025 - 13:32 WIB

Trending di Uncategorized