Surabaya- Presiden Prabowo Subianto secara tegas menanggapi isu pemecah belah yang ditujukan untuk merenggangkan hubungannya dengan mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam pidato pembukaan Kongres XVIII Muslimat Nahdlatul Ulama di Surabaya pada 10 Februari 2025, Prabowo menyebut upaya tersebut sebagai taktik “divide et impera” yang tidak layak dihiraukan. “Ada yang sekarang mau misah-misahkan saya sama Pak Jokowi. Lucu juga untuk bahan ketawa boleh, tapi jangan ikuti. Pecah belah itu kegiatan mereka yang tidak suka dengan Indonesia,” tegasnya .
Isu Perseteruan Prabowo-Jokowi dan Dampak ke Gibran
Isu keretakan antara Prabowo dan Jokowi bukan kali pertama muncul. Sebelumnya, polemik akun anonim “Fufufafa” di platform Kaskus pada September 2024 sempat memicu spekulasi. Akun tersebut diduga memuat komentar negatif tentang Prabowo, dan warganet mencurigai keterlibatan Gibran Rakabuming Raka — putra Jokowi dan Wakil Presiden terpilih — dalam pengelolaannya. Meski Gibran membantah , isu ini dianggap berpotensi merusak hubungan trio Prabowo-Gibran-Jokowi. Analisis Drone Emprit menyebut polemik ini dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap Gibran dan mempercepat polarisasi politik .
Namun, Prabowo secara konsisten menegaskan bahwa hubungannya dengan Jokowi tetap solid. Keduanya bahkan kerap bertemu pascapelantikan Prabowo, seperti kunjungan ke Solo pada November 2024, makan malam di Jakarta, dan hadir bersama di acara pernikahan anak Akbar Tandjung pada Januari 2025 . Pertemuan-pertemuan ini dinilai sebagai upaya menjaga harmoni politik, sekaligus menepis spekulasi keretakan internal .
Prabowo-Jokowi: Dari Rival ke Sekutu Strategis
Prabowo mengakui bahwa dirinya belajar banyak dari Jokowi dalam berpolitik. “Saya belajar dari Pak Jokowi. Enggak usah malu-malu. Kita harus menghormati semua pihak, termasuk yang sudah tidak berkuasa,” ujarnya . Ia juga mengungkapkan bahwa pertemuannya dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa — yang awalnya tidak terlalu dekat — dijembatani langsung oleh Jokowi menjelang Pilpres 2024 .
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menilai upaya memisahkan keduanya hanya akan sia-sia. “Semakin diadu, mereka semakin menyatu. Kepentingan mereka sama: memajukan bangsa,” kata Wakil Ketua Umum PSI Andy Budiman . Analis politik Agung Baskoro menambahkan, intensitas pertemuan Prabowo-Jokowi mencerminkan pengaruh Jokowi yang masih kuat melalui Gibran dan sejumlah menteri kabinet sebelumnya yang dipertahankan .
Proyeksi ke Depan: Stabilitas Politik dan Peran Gibran
Sebagai wakil presiden, Gibran berada dalam posisi strategis sekaligus rentan. Polemik Fufufafa dan isu pecah belah berpotensi mengganggu kredibilitasnya jika tidak ditangani transparan. Namun, langkah Prabowo untuk tidak menghiraukan isu tersebut—serta kolaborasi terbuka dengan Jokowi—menunjukkan upaya menjaga stabilitas pemerintahan .
Prabowo juga menegaskan bahwa praktik pecah belah hanya merugikan bangsa. “Dari zaman penjajahan, strategi ini dipakai untuk melemahkan kita. Jangan sampai kita terprovokasi,” pesannya . Dengan demikian, sinergi Prabowo-Jokowi-Gibran tetap menjadi kunci dalam menghadapi dinamika politik ke depan.***