Penulis: Satwiko Rumekso | Editor: Yobie Hadiwijaya
KREDONEWS.COM, SURABAYA-Kerajaan Mataram punya kisah bak drakor atau sinetro, skandal wanita cantik mewarnai perjalanan keraton di Jawa Tengah itu. Drama kali ini adalah mengenai wanita bernama Ayu Lembah.

Ayu Lembah ialah seorang Permaisuri dari Kesultanan Kertasura Mataram, dia sendiri sebagai putri dari Pangeran Puger, permaisuri ini meninggal dunia dengan tragis karena ketahuan selingkuh dengan seorang lelaki muda anak Patih Sindureja.
Perselingkuhan Ayu Lembah dengan anak Patih Kerajaannya ini diceritakan dalam babad tanah Jawi. Ayu Lembah semenjak muda telah dinikahi oleh Raden Mas Sutikna, seorang Adipati Anom di Kesultanan Kertasura Mataram.
Raden Mas Sutikna ialah anak dari Amangkurat II, hingga saat ayahnya meninggal dunia, dia meneruskan tahta sebagai Raja di Kesultanan Kertasura. Saat jadi Raja Kertasura, Raden Mas Karunia bergelar Sri Susuhunan Amangkurat Mas, dalam sejarah Amangkurat Mas ini juga dikenal sebagai Amangkurat III.
Dengan diangkatnya Raden Mas Sutikna jadi seorang Raja, karena itu secara otomatis Ayu Lembah naik posisinya menjadi seorang Permaisuri. Dia menjelma jadi seorang wanita memiliki pengaruh di Keraton selain Raja, dia disegani dan tidak ada sesiapapun yang berani menentang permohonannya.
Awal Mula Perselingkuhan Terjadi
Tidak diterangkan tentang pertama kali mengapa Ayu Lembah berselingkuh, namun berdasarkan catatan sejarah, dia menikah dengan ponakannya Mas Sutikna bukan atas dasar cinta, tetapi karena perjodohan keluarga, karena demikianlah secara umum wanita tempo dahulu walau dia seorang ningrat.
Di samping itu, perselingkuhan Ayu Lembah dengan anak patih kerajaannya itu ada kemungkinan disebabkan karena ketidak puasannya pada pelayanan jasmaniah dan batiniah yang diberi suaminya.
Seperti didapati jika Amangkurat III ini diceritakan sebagai lelaki angkuh tidak ada romantis-romantisnya, disamping itu Amangkurat III dikenal juga sebagai Raja yang fisiknya cacat, oleh karenanya Raja ini dipanggil sebagai Pangeran Kencet, karena dia cacat semenjak lahir.
Kesepian dan minimnya belaian lelaki membawa Ayu Lembah untuk bertualang cari figur lelaki yang bisa penuhi keinginan jasmaniah dan batiniahnya. Keinginan ini makin ringan diwujudkan karena dia seorang Permasiuri, figur manusia paling kuat ke-2 sesudah Raja yang kehendaknya bisa gampang diraih jika dia mengharapkan sesuatu.
Ayu Lembah Menemukan Raden Sukra
Sesudah lewat pengamataan, Ayu Lembah pada akhirnya mendapati figur lelaki yang dia anggap bisa penuhi keinginannya, lelaki itu namanya Raden Sukra, anak Patih Sindureja yang saat itu umurnya masih terbilang muda.
Walau pada awalnya enggan, Raden Sukra ternyata tidak dapat melakukan perbuatan apapun, dia tidak sanggup menampik ajakan Permaisuri Rajanya, karena menampik keinginan seorang Permaisuri bermakna cari mati.
Jalinan gelap di antara Lembah Ayu dan abdinya itu terus terikat, dijalankan dengan penuh rahasia, namun perselingkuhan yang sudah dilakukan penuh rahasia itu pada akhirnya dibongkar, karena saat ke-2 nya sedang bercinta, Amangkurat III mendapatinya dan mengetahuinya.

Amangkurat III berkuasa hanya dua tahun/Ist
Dibongkarnya kasus perselingkuahan Ayu Lembah dengan Raden Sukra ini selanjutnya membuat gempar Istana, dan dipandang seperti citra jelek yang mencoret kewibawan kerajaan. Setelah ketahuan, nasib ironis selanjutnya menerpa Raden Sukra, dia dibunuh dengan tragis oleh penjaga kerajaan.
Sama persis dengan nasib Raden Sukra yang ironis, nasib Lembah Ayu juga begitu, namun proses meninggalnya sedikit lebih bagus. Sebelumnya Ayu Lembah diceriakan, Kedudukan kepermaisuriannya ditarik, selanjutnya dia diberikan ke ayahnya Pangeran Puger.
Amangkurat III memerintah pamannya Pangeran Puger untuk membunuh anaknya sendiri. Pada tangan Ayahnya sendiri tersebut Ayu Lembah menjumpai ajalnya. Demikianlah nasib dari Ayu Lembah Permaisuri Raja.
Sesudah Kematian Ayu Lembah, Amangkurat III Menjadi Raja hanya 2 tahun. Amangkurat III yang memiliki nama asli Raden Mas Sutikna ialah Sultan Kesunanan Kartasura Mataram yang memerintah seumur jagung. Pendeknya periode pemerintahannya karena turut serta perselisihan dengan Belanda, beliau meninggal dunia karena dibuang ke Srilangka pada 1734 setelah Kesultanan yang dipegangnya ditaklukan oleh Belanda.
Karakter Amangkurat III diceritakan serupa dengan kakeknya (Amangkurat I), dia berkarakter jelek, gampang geram dan cemburu jika ada pria yang lain lebih ganteng darinya, dia dikenal juga sebagai raja yang ceroboh dalam memutuskan.
Setelah kejadian itu, Amangkurat III menikah kembali dengan Raden Ayu Himpun, adik dari Ayu Lembah, namun kembali lagi pernikahan ini gagal ditengah-tengah jalan. Amangkurat III menceriakan Ayu Himpun karena saat itu Pangeran Puger dipandang lakukan pemberontakan pada Amangkurat III.
Amangkurat III selanjutnya mengusung Permaisuri baru, ini kali dia mengawini wanita dusun yang gadis wanita itu diceritakan diambil dari Dusun Onje.

Pangeran Puger bergelar Paku Buwono I
Perilaku Amangkurat III yang semena-mena dan ceroboh dalam memutuskan membuat beberapa petinggi Istana tak lagi suka ke rajanya. Sembunyi-sembunyi mereka memberikan dukungan Pangeran Puger menjadi Raja di Kertasura, support ini selanjutnya disikapi oleh Raden Surya Kusumo yang tidak lain sebagai putra Pangeran Puger untuk lakukan perlawanan.
Belum terwujud, usaha perlawanan yang dilancarkan keluarga Pangeran Puger tercium oleh Amangkurat III, maka dari itu, Raja selanjutnya mengirimi utusan untuk membunuh Pangeran Puger dan semua keluarganya, namun usaha pembunuhan tidak berhasil.
Pangeran Puger Mengetahui Akan Dibunuh
Karena saat sebelum dibunuh Pangeran Puger sudah mengetahui gagasan pembunuhan keluarga dan dianya. Dalam rencana menghindar usaha pembunuhan, Pangeran Puger dan semua anggota keluarganya larikan diri ke Semarang.
Di Semarang Pangeran Puger diliputi kegundahan sebab menganggap jiwanya terancam, dia takut satu waktu sepupunya menggempur Semarang, maka dari itu Pangeran Puger selanjutnya melangsungkan persekutuan dengan VOC Belanda, dia mengimingi VOC dengan keuntungan besar jika siap menolongnya melengserkan sepupunya dari tahta. Kerja sama di antara Pangeran Puger dan VOC selanjutnya terbina.
Di tahun 1705 Pangeran Puger dengan ditolong VOC mengarah ke Kartasura untuk lakukan gempuran, di lain sisi Amangkurat III membuat pertahannya di Unggaran. Pertahanan dipimpin oleh Arya Mataram. Namun masa datang Arya Mataram membelot dia tergabung dengan pasukan Pangeran Puger.
Pada Tahun 1706 kombinasi pasukan Pangeran Puger, Arya Mataram dan VOC Belanda sukses merampas keraton Kertasura sesudah turut serta peperangan yang seru dengan faksi Kesultanan. Meskipun begitu Amangkurat III sukses larikan diri ke Ponorogo.
**Sesampai di Ponorogo bukanlah berbaik-baik dengan Adipati-nya, Amangkurat III malah berasa berprasangka buruk pada kesetiaan rakyat dan Adipati Ponorogo. Dia juga menganiaya Adipati dan beberapa petinggi tinggi Keadipatian.
Menyaksikan Adipatinya disiksa Rakyat Ponorogo berontak, mereka lakukan pengepungan, maksudnya tangkap Amangkurat III, namun Amangkurat III sukses larikan diri ke Madiun. Dari Madiun Amangkurat III selanjutnya berangkat ke Kediri, untuk tergabung dengan Untung Suropati yang saat itu sedang bereprang menantang VOC Belanda.
Pangeran Puger yang belum senang kerena belum sukses membekuk sepupunya pada akhirnya memperlancar gempuran ke Kediri, dia coba memberantas pasukan Amangkurat III yang saat itu telah tergabung dengan Untung Suropati.
Pada Tahun 1708 Pangeran Puger sukses merampas Kediri, Amangkurat III ketangkap, sementara Untung Suropati sukses larikan diri. Sesudah ketangkap Amangkurat III dikirimkan ke Batavia dan seterusnya di buang ke Srilangka. Amangkurat III meninggal dunia di tahun 1734 pada tempat pembuangannya.
Amangkurat III memegang sebagai Sultan Kesunanan Kartasura dari tahun 1703 sampai 1705, ini memiliki arti dia cuma memerintah seumur jagung saja, yakni cuma memerintah sepanjang dua tahun semakin sedikit. Kekalahan Amangkurat III selanjutnya mengantar Pangeran Puger jadi Raja Kartasura seterusnya, adapun gelar yang dipasangkan ke Pangeran Puger ialah Pakubwana I.***