Penulis: Jayadi | Editor: Aditya Prayoga
KREDONEWS.COM, SURABAYA– Media sosial sempat dihebohkan dengan dugaan perselingkuhan suami dari Nonik Ayu dengan seorang mahasiswi Universitas Airlangga (UNAIR) bernama Jessica Jennaira.
Kasus ini awalnya mencuat setelah Nonik Ayu membongkar bukti chat melalui akun TikTok-nya, yang kemudian viral dan memicu somasi terhadap Jessica.
Namun, kasus yang memanas ini akhirnya menemukan titik terang. Nonik Ayu dan Jessica Jennaira memutuskan untuk bertemu, di mana Jessica menyampaikan permintaan maaf secara terbuka yang diunggah di media sosial.
“Saya Jessica Uningo Hapsari sebagai Jessica Janaira meminta maaf kepada Kak Noni karena disini juga saya mengakui atas kesalahan saya,” ujar Jessica.
Ia mengakui secara spesifik perbuatannya. “karena saya sudah pernah berselingkuh dengan suami Kak Noni yang bernama Kak Bima (Bima Haning Wijaya) di Puri Surya yang ternyata itu rumahnya Kak Noni,” lanjutnya.
Menanggapi permintaan maaf tersebut, Nonik Ayu Widya Putri menyatakan keputusannya untuk memaafkan. “Saya disini Noni Ayu Widya Putri, memaafkan perilaku dari Jessica Uningo Hapsari yang berselingkuh dengan suami saya, Bima Haning Wijaya, atas dasar bakti saya kepada orang tua saya.”
Keduanya pun sepakat menutup permasalahan tersebut. “Dan dari permasalahan ini kita tutup dengan saling memaafkan satu sama lain.” ujar Ayu.
Tak lama kemudian, Ayu menjelaskan lebih lanjut mengenai alasannya memilih jalan damai. “Tiba di pertemuan yang kedua ini adalah perdamaian,” kata Ayu mengawali penjelasannya.
Ia pun menjawab rasa penasaran publik. “Kenapa sih kok milih damai dibanding narusin masalah ini?”
Ayu menyebut alasan utamanya adalah pengakuan tulus dari Jessica. “Karena satu dia udah mengakui kalau dia memang benar berselingkuh dengan suamiku,” jelasnya.
Namun, faktor terbesar di balik keputusannya adalah permintaan orang tuanya. “Yang kedua karena dorongan dari orangtuaku.”
Ia mengutip nasihat bijak yang diterimanya. “Orangtuaku bilang akan ada saatnya kita memaafkan dan akan ada saatnya kita dimaafkan.”
Ayu memandang ini sebagai sebuah pelajaran berharga. “Jadi menurutku ini akan jadi pelajaran besar buat aku.”
Bagi Ayu, keputusannya ini adalah bentuk pengabdian kepada orang tua. “Dan memaafkan dia ini adalah salah satu bentuk baktiku ke orangtuaku.”
Ia menegaskan bahwa ia menuruti permintaan mereka. “Karena aku menuruti apa kata dan permintaan dari orangtuaku.”
Ayu menutup penjelasannya dengan harapan positif untuk masa depan. “Ya semoga aja setelah kejadian ini semuanya jadi lebih baik.”
Ia berharap semua pihak dapat mengambil hikmah dari peristiwa ini. “Dan bisa dijadikan pelajaran buat kedepannya,” tutupnya.***










