Penulis: Gandung Kardiyono | Editor: Priyo Suwarno
KREDONEWS.COM, JAKARTA – Mantan penyanyi kecil Leony Vitria Hartanti sedang menjadi perhatian banyak orang karena kepeduliannya terhadap laporan keuangan Pemerintah Daerah Tangerang Selatan tahun 2024.
Dia memberikan kritik kepada Pemerintah Kota Tangerang Selatan mengenai anggaran tersebut.
Lewat akun Instagram pribadinya @leonyvh pada hari Kamis, 16 September 2025, Leony membagikan analisisnya tentang Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tangsel tahun 2024.
Dia menjelaskan bahwa laporan keuangan itu bisa dilihat di situs tangerangselatankota. Go.id.
Serta menunjukkan cara untuk melihat LKPD Tangsel melalui postingan cerita terbarunya pada Minggu (21/92025).
Dalam postingannya, warga Tangsel ini mempelajari dokumen yang tebalnya mencapai 520 halaman.
Ia menyoroti beberapa bagian anggaran yang menurutnya aneh karena angkanya sangat tinggi untuk hal-hal yang dianggap tidak begitu penting.
“Saya ingin tahu uang pajak kita digunakan untuk apa, karena saya warga Tangsel,” tulis Leony.
Lalu, apa saja yang menjadi perhatian utama mantan anggota Trio Kwek Kwek ini?
Anggaran Souvenir dan Perjalanan Dinas
Salah satu hal yang menarik perhatian Leony adalah jumlah anggaran souvenir yang sebesar Rp20,48 miliar. Angka ini naik sekitar 51,94 persen dibandingkan tahun 2023 yang hanya Rp13,48 miliar.
Tidak hanya itu, Leony juga menunjukkan anggaran untuk perjalanan dinas yang mencapai Rp117 miliar, belanja alat tulis kantor sebesar Rp38 miliar, serta biaya makan-minum rapat dan pakaian dinas yang juga bernilai puluhan miliar rupiah.
Pemeliharaan Jalan dan Bansos yang Minim
Leony merasa anggaran besar untuk keperluan seremoni dan kebutuhan sehari-hari itu sangat kontras dengan anggaran untuk kepentingan umum yang justru sangat sedikit.
Dia memberikan contoh, dana untuk pemeliharaan jalan, jaringan, dan irigasi hanya sebesar Rp731 juta.
“Jadi, uang pajak dari rakyat untuk rakyat berarti ini ya, yang untuk pemeliharaan jalan, jaringan, dan irigasi hanya Rp731 juta,” jelasnya.
Hal yang sama juga terlihat pada anggaran bantuan sosial (bansos). Dalam laporan, bansos tercatat hanya Rp136 juta.
Leony kemudian menghitung angka tersebut dibagi dengan jumlah warga miskin di Tangsel pada tahun 2024 yang berjumlah 43.330 orang.
Anggaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sebesar Rp860 miliar, dengan belanja pegawai mencapai Rp479 miliar.
Menurutnya, belanja pendidikan yang wajib masih banyak dipenuhi dengan hal-hal rutin seperti honor narasumber, perjalanan dinas, hingga konsumsi rapat.
“Pokoknya, ratusan halaman kira-kira seperti ini lah laporannya, ratusan miliar dihabiskan untuk perjalanan dinas, beli alat tulis, makan-minum saat rapat, belanja barang dan jasa, dan lainnya,” kata Leony.
Postingan Leony langsung memicu banyak perbincangan di media sosial. Banyak pengguna internet yang mendukung tindakannya karena dianggap mewakili kekhawatiran masyarakat tentang transparansi penggunaan APBD.
Sebagian pengguna lain berharap pemerintah daerah memberikan penjelasan resmi agar masyarakat bisa mendapatkan informasi langsung.
“Bener banget, kita memang harus memeriksa pemkot atau pemda masing-masing,” kata salah satu pengguna @tam.
“Ayo pemkot, kami menunggu klarifikasinya,” ucap pengguna lain @cry.**