Menu

Mode Gelap

Headline

Ilmuwan Punya Gunting Molekuler untuk Pangkas Habis Virus HIV, Tidak Perlu Makan Obat Lagi

badge-check


					Ilmuwan menggunakan teknologi CRISPR (Clustered Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats), yaitu rekayasa genetika mutakhir yang memungkinkan ilmuwan untuk mengedit DNA secara presisi, cepat, dan relatif murah. Termasuk memangkas HIV yang mendekam dalam DNA. Foto: zelenial.com Perbesar

Ilmuwan menggunakan teknologi CRISPR (Clustered Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats), yaitu rekayasa genetika mutakhir yang memungkinkan ilmuwan untuk mengedit DNA secara presisi, cepat, dan relatif murah. Termasuk memangkas HIV yang mendekam dalam DNA. Foto: zelenial.com

Penulis: Jacobus E. Lato    |   Editor: Priyo Suwarno

KREDONEWS.COM- Ilmuwan baru-baru ini berhasil menggunakan teknologi CRISPR untuk memotong DNA HIV secara langsung dari sel imun manusia, menandai terobosan besar dalam upaya mencari obat HIV.

Teknologi ini bekerja seperti “gunting molekuler” yang sangat presisi, memungkinkan bagian DNA virus yang tidak diinginkan dihapus atau dinonaktifkan dari genom sel imun yang terinfeksi.

CRISPR (Clustered Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats) adalah teknologi rekayasa genetika mutakhir yang memungkinkan ilmuwan untuk mengedit DNA secara presisi, cepat, dan relatif murah.

Sistem ini awalnya ditemukan sebagai bagian dari mekanisme pertahanan bakteri terhadap serangan virus, di mana bakteri menyimpan potongan DNA virus ke dalam genomnya sebagai “memori” untuk mengenali dan melawan infeksi berikutnya.

Dalam aplikasi bioteknologi, CRISPR biasanya dipasangkan dengan enzim Cas9 (atau varian lain seperti Cas12) yang berfungsi sebagai “gunting molekuler”.

Cara kerjanya, RNA pemandu (guide RNA/gRNA) akan membawa Cas9 ke lokasi spesifik pada DNA target. Setelah sampai di lokasi tersebut, Cas9 memotong DNA, sehingga memungkinkan peneliti untuk menambah, menghapus, atau mengganti bagian tertentu dari genom.

Teknologi ini telah merevolusi bidang genetika dan biomedis karena:

Lebih presisi dan efisien dibanding teknik rekayasa genetik sebelumnya.

Dapat digunakan untuk memperbaiki mutasi genetik penyebab penyakit, mengembangkan terapi kanker, hingga meningkatkan hasil pertanian.

Membuka peluang untuk terapi penyakit genetik yang sebelumnya sulit diobati.

Singkatnya, CRISPR adalah alat canggih untuk mengedit gen yang memanfaatkan sistem kekebalan alami bakteri dan telah menjadi fondasi utama inovasi di bidang bioteknologi dan kedokteran modern.

Bagaimana Cara Kerja CRISPR terhadap HIV?

HIV menyerang dan menyisipkan materi genetiknya ke dalam DNA sel imun manusia, khususnya sel CD4+ T, sehingga virus bisa bersembunyi dalam keadaan laten dan tidak terdeteksi oleh obat-obatan biasa.

Dengan CRISPR, peneliti dapat merancang “guide RNA” untuk mengarahkan enzim Cas9 ke lokasi spesifik di DNA HIV yang sudah tertanam di genom sel manusia, lalu memotong dan menghapus bagian tersebut.

Dalam uji laboratorium, sistem CRISPR ini mampu menonaktifkan atau menghilangkan seluruh DNA HIV dari sel imun yang terinfeksi di cawan petri, sehingga sel tersebut menjadi bebas virus.

Seberapa Jauh Perkembangan Penelitian Ini?

Penelitian ini masih pada tahap proof of concept (bukti awal konsep) di laboratorium dan belum diuji secara luas pada manusia.

Studi pada hewan (misalnya monyet dengan SIV, virus yang mirip HIV) menunjukkan hasil yang sangat menjanjikan: satu suntikan CRISPR dapat menjangkau berbagai jaringan tubuh, termasuk otak dan limpa, lalu menghapus DNA virus dari sel imun tanpa merusak DNA manusia.

Beberapa perusahaan bioteknologi juga melaporkan bahwa terapi CRISPR pada sukarelawan manusia menunjukkan tidak ada efek samping serius setelah 48 minggu, meski efektivitas penuh dan keamanannya masih harus diuji lebih lanjut.

Tantangan dan Prospek ke Depan

Tantangan terbesar adalah memastikan CRISPR dapat menjangkau dan menghapus HIV dari semua “reservoir” tersembunyi di seluruh tubuh, seperti sumsum tulang dan jaringan lain yang sulit diakses.

Risiko efek samping jangka panjang dan kemungkinan terjadinya “off-target effects” (pemotongan DNA di lokasi yang tidak diinginkan) juga masih menjadi perhatian utama para peneliti.

Meskipun hasilnya sangat menjanjikan, para ilmuwan memperkirakan butuh bertahun-tahun lagi sebelum terapi ini bisa menjadi pengobatan rutin bagi pasien HIV.

Teknologi CRISPR telah membuka kemungkinan nyata untuk menghapus HIV langsung dari DNA sel imun manusia, sesuatu yang selama ini dianggap mustahil. Namun, masih banyak tahapan penelitian dan pengujian yang harus dilalui sebelum bisa menjadi terapi yang aman dan efektif untuk manusia.

Saat ini, terapi antiretroviral tetap sangat efektif untuk mengontrol HIV, tetapi CRISPR menawarkan harapan baru menuju kemungkinan penyembuhan total di masa depan.**

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Nama Penyumbang Tertulis dalam Paru Sapi Kurban, Netizen: Gue Malu Lihatnya, Sumpah!

8 Juni 2025 - 16:31 WIB

Ray Kurzweil: Manusia Bisa Hidup Abadi Mulai 20230, Ini Fakta Ilmiahnya

8 Juni 2025 - 14:41 WIB

Capres Kolombia Miguel Turbay Ditembak Tiga Kali Saat Kampanye Diatas Panggung

8 Juni 2025 - 14:14 WIB

Pendidikan Gratis, Sekolah Rakyat Plosoklaten Kediri Siap Tampung 100-150 Siswa

8 Juni 2025 - 13:33 WIB

Ketua DPRD Kota Malang Berharap Idul Adha Pererat Kebersamaan dan Kepedulian

8 Juni 2025 - 10:58 WIB

Yang Rindu Megawati Baca Ini, Terbaru Terkait Ketimpangan Hukum

8 Juni 2025 - 10:27 WIB

Pungli TKA Rp 53 Miliar, 85 ASN Kemenaker Gunakan Rp 8,9 Miliar untuk Makan Siang dan Acara Nonbudgeter

8 Juni 2025 - 10:19 WIB

Polsek Tegalsari Surabaya Tangkap 5 Preman, Serobot Tanah lalu Disewa-sewakan

8 Juni 2025 - 09:49 WIB

Bobol KTP dari Dinas Dukcapil Ponorogo untuk Ajukan KUR BRI Kerugian Ratusan Juta

8 Juni 2025 - 09:28 WIB

Trending di Headline