Penulis: Arief Hendro Soesatyo | Editor: Priyo Suwarno
KREDONEWS.COM, JAKARTA– Bupati Jombang, H Warsubi, Senin, 22 September 2025, mengikuti rapat untuk membahas cara meningkatkan program pengolahan komoditas perkebunan utama, dengan tujuan utama untuk mencapai kemandirian pangan di seluruh negara.
Rapat ini dimulai dengan pembicaraan dari Menteri Dalam Negeri, diikuti oleh Menteri Pertanian yang menekankan pentingnya peran semua daerah dalam mendukung program strategis yang telah ditetapkan oleh Presiden.
Ronny, kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, mengungkapkan bahwa Indonesia bisa memproduksi 4 juta ton padi pada tahun 2025, yang menandakan kemajuan penting menuju ketahanan pangan. Sasaran selanjutnya adalah untuk mencapai kemandirian gula pada tahun 2028.
Ratoon adalah tunas atau tunas baru yang muncul dari pangkal tanaman monokotil setelah tanaman utama dipanen. Ratooning adalah praktik pertanian di mana sebagian besar bagian atas tanaman dipotong saat panen, tetapi akar dan tunas yang tumbuh dibiarkan untuk menghasilkan tanaman baru tanpa penanaman ulang.
Contohnya adalah tanaman tebu yang setelah dipanen, sebagian batangnya dibiarkan di bawah tanah untuk menumbuhkan tunas tebu berikutnya.
“Langkah strategis telah dimulai tahun ini dengan program bongkar ratoon tanaman tebu. Untuk Jombang, target tahun 2025 adalah 2.500 hektare, dan rencananya dimulai dari Oktober hingga November, diharapkan selesai pada tahun 2026,” jelas Ronny.
Sampai minggu ketiga bulan September 2025, data dari petugas pertanian dan pabrik gula menunjukkan bahwa baru 1.299 hektare yang sudah dilakukan bongkar ratoon di Jombang.
“Para petani yang ikut dalam program ini akan mendapatkan bantuan untuk bibit tebu sebesar Rp10 juta per hektare, serta bantuan untuk biaya tenaga kerja sebesar Rp4 juta per hektare,” tambahnya.
Ronny juga mengatakan bahwa keterlambatan dalam mencapai target di Jombang disebabkan oleh banyak petani yang sudah menanam tebu dari bulan Juni hingga Agustus. Namun, semua pihak yang terlibat, termasuk pemerintah daerah, pabrik gula, Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), dan TNI, sepakat untuk bekerja sama agar target bongkar ratoon tahun 2025 bisa tercapai.
“Komoditas utama untuk tanaman pangan tetap berupa padi, dengan luas tanam rata-rata 75.000 hektare setiap tahun. Jombang termasuk di antara sepuluh daerah dengan luas tanam padi terbesar di Jawa Timur. Salah satu program unggulan kita adalah Budidaya Tanaman Sehat (BTS) yang fokus pada hasil tinggi, biaya efisien, dan ramah lingkungan,” tekan Ronny.
Selain padi, Jombang juga mengembangkan tanaman hortikultura unggulan, seperti durian lokal dari Wonosalam yang kini sedang dalam proses untuk mendapatkan pengakuan nasional dengan nama Durian Mrico, serta pisang mas Wonosalam yang kini sedang banyak dibudidayakan.
Bupati Jombang, H. Warsubi, menyatakan bahwa dukungan dari daerah sangat penting untuk memastikan agenda nasional ini berjalan dengan baik.
“Kabupaten Jombang siap untuk mendukung program pengolahan dan bongkar ratoon tebu. Ini adalah bagian dari komitmen untuk memastikan masa depan kemandirian gula di Indonesia. Dengan kerjasama antara petani, pabrik gula, pemerintah daerah, dan dukungan dari TNI, saya yakin kita bisa mencapai target ini,” kata Bupati Warsubi.
Ia juga mengatakan bahwa Jombang harus tetap seimbang antara makanan pokok dan komoditas unggulan daerah. Menurutnya, keseimbangan ini penting agar ketahanan pangan bisa terjamin, sekaligus meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan nilai tambah produk lokal.
“Ada juga komoditas khusus dari Jombang yang telah kami kembangkan, yaitu kopi Excelsa Wonosalam. Kopi ini sudah mendapatkan sertifikat Geographical Indication, yang tidak hanya menambah identitas daerah, tetapi juga membuka peluang pasar yang lebih luas,” tambahnya.
“Di Jombang, padi tetap menjadi fokus utama, tetapi kita juga mendorong produk lain seperti kopi dan buah-buahan lokal seperti durian dan pisang untuk menambah nilai bagi petani. Ini juga penting untuk meningkatkan daya saing produk dari Jombang,” tutupnya. **