Penulis: Jayadi | Editor: Aditya Prayoga
KREDONEWS.COM, GARUT- Dunia medis kembali tercoreng oleh kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang dokter kandungan di Garut, Jawa Barat.

Kasus ini mencuat setelah sejumlah korban melaporkan tindakan tak pantas yang dilakukan dokter berinisial MSF saat melakukan pemeriksaan USG.
Pemeriksaan yang seharusnya menjadi momen penuh kepercayaan antara pasien dan tenaga medis justru berubah menjadi pengalaman traumatis. Salah satu korban, perempuan berinisial D, mengaku mengalami perlakuan tidak profesional saat konsultasi. Ia merasa ada sentuhan tidak wajar di area sensitif dan bagian tubuh lain yang tidak berkaitan dengan prosedur medis.
Merasa ada yang janggal, D kemudian berkonsultasi dengan bidan. “Dokternya sempat menyentuh bagian yang tak seharusnya dan mengelus area lain yang tak ada hubungannya dengan pemeriksaan kandungan,” ujar D, dalam pernyataan yang beredar luas di media sosial.
Namun dugaan pelecehan tak hanya terjadi di ruang praktik. Berdasarkan unggahan akun Instagram @restunf__, MSF juga disebut kerap menghubungi pasien melalui pesan pribadi dengan nada menggoda dan mengandung unsur seksual. Ia bahkan memberikan komentar tak pantas di media sosial para korban.
Jangan lewatkan yang viral
Baca juga: Viral: Ridwan Kamil Sebut Lisa Sudah Hamil Duluan, Sebut Fitnah Bermotif Ekonomi
Baca juga: Kasus Perkosaan oleh dr Priguna Tidak Bisa Damai, Ini Penjelasannya
Mirisnya, MSF diduga menyamarkan aksinya di balik layanan medis. Ia kerap menawarkan USG 4D gratis sebagai cara mendekati pasien. Salah satu korban menyebut tawaran itu tetap dilayangkan meskipun dirinya sudah menolak. “Sudah nggak mau, tapi dia tetap maksa. Itu kejadian sekitar delapan bulan lalu,” katanya.
Taktik MSF terbilang terencana. Ia menjadwalkan USG gratis di sore hari agar tidak melibatkan bidan pendamping. Hal ini diungkap akun @faanyyn yang menyoroti mengapa tidak ada petugas lain saat pemeriksaan berlangsung. “USG-nya sengaja dijadwalkan sore biar bidan sudah pulang,” tulis akun tersebut.
Sementara itu, seorang dokter gigi bernama drg. Mirza yang mengaku mengenal MSF turut angkat suara. Dalam komentarnya di akun @kegobloganunfaedah, ia mengecam tindakan tersebut dan menegaskan bahwa gerakan tangan MSF dalam rekaman CCTV bukanlah hal yang bisa dibenarkan. “Kalau cuma pemeriksaan, pasien bisa disuruh angkat sendiri bajunya, atau minta bantuan bidan. Ini durasi videonya lama dan kelihatan disengaja,” tegasnya.
Kasus ini menambah daftar panjang pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum tenaga medis, menyusul kasus dr. Priguna Anugerah yang memperkosa tiga pasien perempuan. Kepercayaan pasien terhadap dokter kembali diuji, terutama ketika posisi rentan dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi.
Hingga saat ini, Dinas Kesehatan Garut dan pihak kepolisian belum memberikan pernyataan resmi. Namun, desakan publik agar kasus ini ditangani secara serius terus menguat.***
2 Komentar