Menu

Mode Gelap

Headline

Try Sutrisno Dukung Pencopotan Gibran sebagai Wakil Presiden, Ternyata Ini Alasannya!

badge-check


					Mantan Wakil Presiden RI Try Sutrisno dan pernyataan politik delapan pasal Forum Purnawirawan TNI. Foto: law-justice.co Perbesar

Mantan Wakil Presiden RI Try Sutrisno dan pernyataan politik delapan pasal Forum Purnawirawan TNI. Foto: law-justice.co

Penulis: Yuran Hakim   |   Editor: Priyo Suwarno

KREDONEWS.COM, JAKARTA- Sudah lama pensiun dari jabatan wakil presiden dan sudah lama pula mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, 89, tidak bicara di publik. Kali ini dia muncul dalam sebuah pernyataan politik bahwa banyak purnawirawan TNI, termasuk dirinya, menilai Gibran Raka Buming tidak layak menduduki jabatan sebagai wakil presiden dan keberadaannya dianggap sebagai beban bagi pemerintahan serta negara.

Pernyataan mantan Wakil Presiden Try Sutrisno tentang ketidaklayakan Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden disampaikan secara terbuka pada sekitar awal April 2025, tepatnya saat momen Lebaran pada 9 April 2025.

Dalam pertemuan tersebut, Try Sutrisno mengutarakan keprihatinannya dan memberikan restu terhadap tuntutan pencopotan Gibran yang diajukan oleh Forum Purnawirawan TNI.

Surat tuntutan resmi yang ditandatangani oleh Try dan ratusan purnawirawan lainnya kemudian beredar dan menjadi sorotan publik pada pertengahan hingga akhir April 2025, khususnya pada tanggal 17 dan 20 April 2025 saat forum tersebut mengumumkan tuntutannya secara resmi

Try Sutrisno memberikan restu dan mendukung tuntutan pencopotan Gibran yang diajukan oleh Forum Purnawirawan TNI, yang juga telah ditandatangani oleh ratusan purnawirawan berpangkat tinggi dari berbagai matra TNI.

Mereka mengusulkan agar pergantian wapres dilakukan melalui Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) karena menilai posisi Gibran tidak sesuai dan menimbulkan kekacauan dalam kondisi bangsa saat ini.

Mantan Wakil Presiden RI Try Sutrisno mendukung tuntutan pencopotan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang diajukan oleh Forum Purnawirawan TNI. Alasan utama Try Sutrisno dan para purnawirawan adalah ketidaklayakan Gibran memegang jabatan wapres serta dianggap sebagai beban bagi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Mereka menilai Gibran tidak memiliki kapasitas yang memadai dan keberadaannya justru menimbulkan beban negara, termasuk biaya untuk membayar buzzer guna membangun citranya.

Try Sutrisno bahkan menyayangkan sikap Presiden Jokowi yang memaksakan posisi Gibran sebagai wapres tanpa pertimbangan luas sebagai negarawan, sehingga akibatnya harus ditanggung oleh negara dan rakyat.

Selain itu, dalam surat tuntutan yang ditandatangani Try Sutrisno dan sejumlah purnawirawan tinggi TNI lainnya, mereka mengusulkan agar pergantian wapres dilakukan melalui Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR RI). Surat ini telah beredar luas dan mendapat dukungan dari ratusan purnawirawan berpangkat jenderal, laksamana, marsekal, dan kolonel.

Try Sutrisno juga mengingatkan bahwa pendahulu-pendahulu dirinya yang pernah menjabat wapres memiliki kualitas dan kapabilitas yang jauh lebih baik, sehingga ia merasa heran dan kecewa dengan kondisi saat ini.

Ia menilai keputusan Jokowi memaksakan posisi Gibran sebagai wapres tidak mempertimbangkan kepentingan bangsa secara luas.

Singkatnya, alasan Try Sutrisno meminta agar wapres Gibran diganti adalah karena dianggap tidak layak, menjadi beban pemerintahan, dan posisi tersebut dipaksakan oleh Jokowi tanpa pertimbangan yang matang, sehingga menimbulkan konsekuensi negatif bagi negara dan pemerintahan saat ini.

Try Sutrisno lahir pada 15 November 1935 di Surabaya, Jawa Timur, dari keluarga sederhana. Ia memulai karier militernya pada tahun 1956 sebagai taruna di Akademi Teknik Angkatan Darat (Atekad) dan lulus pada 1959.

Pengalaman tempur pertamanya adalah saat melawan pemberontakan PRRI pada 1957. Pada 1962, ia terlibat dalam Operasi Pembebasan Irian Barat dan bertemu Soeharto yang kemudian berperan penting dalam kariernya.

Karier Try terus menanjak dengan berbagai posisi penting, seperti ajudan Presiden Soeharto (1974), Kepala Komando Daerah Staf KODAM XVI/Udayana (1978), Panglima Daerah KODAM IV/Sriwijaya (1979), dan Panglima Daerah KODAM V/Jaya (1983). Pada 1985, ia menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat dan setahun kemudian Kepala Staf Angkatan Darat.

Puncak karier militernya adalah menjabat Panglima ABRI (sekarang TNI) dari 1988 hingga 1993, memimpin seluruh angkatan militer dan Polri, termasuk menghadapi pemberontakan GPK di Aceh dan insiden di Timor Timur.

Politik Try Sutrisno mencapai puncaknya saat ia diangkat menjadi Wakil Presiden Indonesia keenam pada 1993, mendampingi Presiden Soeharto hingga 1998. Ia dikenal sebagai sosok yang jujur, sederhana, loyal, dan berdedikasi tinggi, dengan latar belakang militer yang kuat serta hubungan yang baik dengan Presiden Soeharto dan kalangan militer. **

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Warganet Sambat, Siang Malam Kini Terasa Panas, Ini Kata BMKG

14 Oktober 2025 - 07:16 WIB

Mapolres Lumajang Diserang Warga, 18 Orang Diamankan

13 Oktober 2025 - 19:24 WIB

Tolak Enam Atlet Senam, Israel Gugat Indonesia ke Peradilan CAS di Swiss

13 Oktober 2025 - 19:03 WIB

Diangkut ke Puskesmas, 38 Siswa SMPN 1 Mojolangu Tulungagung Keracunan BMG

13 Oktober 2025 - 18:44 WIB

Studi Harvard: Orang Indonesia Paling Bahagia, Meski Bukan Negara Kaya

13 Oktober 2025 - 18:35 WIB

Gempa M 5.0 Kembali Guncang Sumenep, Tak Ada Korban

13 Oktober 2025 - 18:07 WIB

Hasil Evaluasi BUMD 2024 Jombang: Perumda Panglungan Kurang Sehat

13 Oktober 2025 - 18:06 WIB

Pertemuan Ilmiah ke-13 IDAI di Malang: Memanfaatkan AI untuk Kesehatan Anak

13 Oktober 2025 - 17:32 WIB

LP2K: MBG Sebenarnya Tak Gratis, Jadi Ada Sejumlah Konsekuensi

13 Oktober 2025 - 11:43 WIB

Trending di Headline