Penulis: Jacobus E. Lato | Editor: Priyo Suwarno
KREDONEWS.COM, TIONGKOK- Pemerintah Tiongkok baru-baru ini mengumumkan penemuan sumber energi baru yang signifikan, yakni thorium, yang dapat menyediakan energi untuk negara tersebut selama sekitar 60.000 tahun. Penemuan ini dianggap sebagai langkah besar dalam diversifikasi sumber energi dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Apa keunggulan thorium merupakan elemen yang melimpah dan lebih aman dibandingkan uranium, yang biasanya digunakan dalam reaktor nuklir. Ketersediaan thorium di bumi jauh lebih banyak, sehingga dapat menjadi sumber energi yang lebih berkelanjutan.
Reaktor yang menggunakan thorium dapat menghasilkan energi dengan efisiensi yang lebih tinggi dan memiliki risiko limbah radioaktif yang lebih rendah dibandingkan dengan reaktor berbasis uranium.
Penggunaan thorium diharapkan dapat mengurangi dampak lingkungan dari pembangkit listrik, karena reaktor thorium tidak menghasilkan limbah berbahaya dalam jumlah besar seperti reaktor nuklir tradisional.
Penemuan ini menandai potensi besar bagi China dalam upayanya untuk beralih ke sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan, terutama di tengah tantangan perubahan iklim dan kebutuhan akan diversifikasi energi.
Informasi mengenai teknologi China untuk mengolah PGM (Platinum Group Metals) Thorium tidak tersedia dalam hasil pencarian yang diberikan. Namun, secara umum, pengolahan thorium dapat melibatkan beberapa teknologi dan metode yang sedang dikembangkan di berbagai negara, termasuk China.
Teknologi Pengolahan
China telah berhasil membangun prototipe reaktor energi thorium pertama di dunia, yang dikenal sebagai reaktor garam cair berbahan bakar thorium. Prototipe ini terletak di Wuwei, provinsi Gansu, dekat Gurun Gobi. Pengujian pertama dari reaktor ini direncanakan berlangsung pada bulan September 2021.
Reaktor ini menggunakan teknologi garam cair, yang dianggap lebih aman dibandingkan dengan reaktor nuklir berbahan bakar uranium. Dalam proses ini, thorium dilarutkan dalam cairan garam fluorida dan dipanaskan hingga suhu tinggi untuk menghasilkan energi.
Prototipe ini memiliki kapasitas untuk menghasilkan energi sekitar 2 megawatt, cukup untuk memenuhi kebutuhan sekitar 1.000 rumah. Namun, jika pengujian berhasil, ada rencana untuk mengembangkan reaktor yang lebih besar yang dapat melayani lebih dari 100.000 rumah.
Penggunaan thorium diharapkan dapat membantu China mengurangi ketergantungan pada batu bara dan berkontribusi pada target netral karbon yang ditetapkan untuk tahun 2060. Reaktor ini juga dirancang untuk mengurangi limbah radioaktif dan meningkatkan keamanan operasional.
Dengan langkah ini, China menunjukkan komitmennya untuk memimpin dalam pengembangan teknologi energi nuklir yang lebih bersih dan aman.
Hebatnya pula, saat pemerintah Tiongkok edang mengembangkan reaktor nuklir generasi baru yang menggunakan thorium sebagai bahan bakar. Reaktor ini dirancang untuk meningkatkan keamanan dan efisiensi energi.
Teknologi pemurnian thorium melibatkan proses kimia untuk menghilangkan kontaminan dan memisahkan thorium dari mineral lainnya. Metode seperti ekstraksi pelarut dan leaching dapat digunakan.
Setelah pemurnian, thorium dapat digunakan dalam reaktor untuk menghasilkan energi melalui fusi atau fisi nuklir. Proses ini memerlukan teknologi canggih untuk memastikan efisiensi dan keamanan.
Riset dan Pengembangan: China juga berinvestasi dalam riset untuk meningkatkan teknologi pengolahan thorium, termasuk pengembangan material baru yang dapat meningkatkan kinerja reaktor.
Dengan potensi besar yang dimiliki thorium sebagai sumber energi, China berupaya memanfaatkan teknologi terkini untuk mengolah dan menggunakan sumber daya ini secara efektif. **