Penulis: Jacobus E. Lato | Editor: Priyo Suwarno
KREDONEWS.COM, KOREA- Peneliti di KAIST (Korea Advanced Institute of Science and Technology), Korea Selatan, telah menemukan cara untuk mengubah sel kanker kembali menjadi sel sehat dengan mengidentifikasi “saklar molekuler” yang berperan dalam perubahan tersebut.
Mereka menggunakan pendekatan sistem biologi dan pemodelan digital untuk menangkap momen transisi kritis saat sel normal berubah menjadi kanker dan berhasil membalikkan proses ini, sehingga sel kanker usus besar dapat kembali menjadi sel normal.
Peneliti yang dipimpin oleh Profesor Kwang-Hyun Cho mengembangkan teknologi yang mampu mengatur ulang ekspresi gen pada sel kanker, menekan molekul kunci seperti MYB, HDAC2, dan FOXA2, yang terlibat dalam proses transformasi sel normal menjadi kanker.
Metode ini membalikkan keadaan sel kanker tanpa membunuh sel, sehingga mengurangi efek samping pada jaringan sehat, berbeda dengan metode pengobatan kanker konvensional yang biasanya agresif seperti kemoterapi dan radiasi.
Penemuan ini membuka harapan baru untuk terapi kanker yang lebih aman dan efektif serta dapat diterapkan ke berbagai jenis kanker di masa mendatang.
Penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal internasional Advanced Science dan terus dikembangkan untuk diuji klinis pada manusia.
Singkatnya, tim KAIST berhasil menemukan “saklar molekuler” yang mengembalikan sel kanker ke kondisi sehat dengan memanfaatkan perubahan kritis pada jalur diferensiasi sel melalui teknologi digital dan biologi sistem.
Saklar molekuler adalah pengendali biokimia di dalam sel yang berfungsi mengatur dan memicu perubahan penting pada aktivitas seluler melalui sinyal molekuler.

Prof Kwang Hyung-Cho, ketua Tim KAIST dari Korsel yang telah berhasil menemukan saklar molekuler untuk mengubah sel kanker menjadi sel sehat. Foto: biz.chosun.com
Profile Prof Kwang-Hyun Cho
Prof Profesor Kwang-Hyun Cho adalah profesor dan kepala departemen di Departemen Bio dan Brain Engineering di KAIST (Korea Advanced Institute of Science and Technology).
Ia juga adalah direktur Laboratorium Sistem Biologi dan Rekayasa Bio-Inspirasi di KAIST. Sebelum bergabung dengan KAIST, ia menjadi Associate Professor di College of Medicine, Seoul National University hingga tahun 2007.
Prof. Cho mendapatkan gelar B.S., M.S., dan Ph.D. dalam bidang teknik elektro dari KAIST, di mana ia juga dianugerahi posisi Tenured Professor sejak 2007 dan KAIST Endowed Chair Professor sejak 2011.
Ia pernah menjabat sebagai Kepala Departemen (2015-2019) dan Wakil Presiden Riset KAIST (2019-2023). Pada 2008, ia juga menjadi Visiting Professor di Centre for Mathematical Biology, University of Oxford.
Penelitian Prof. Cho fokus pada sistem biologi dengan aplikasi biomedis, termasuk pengendalian jaringan biologis kompleks untuk menemukan target obat baru serta mempelajari cara membalikkan tumorigenesis dan penuaan.
Ia terkenal atas pendekatan inovatifnya yang menggabungkan teknik rekayasa dengan eksperimen biologis. Dalam kariernya, ia telah menerbitkan sekitar 140 artikel ilmiah internasional termasuk di jurnal bergengsi seperti Nature, Science, dan Cell.
Penghargaan yang pernah ia terima antara lain IEEE/IEEK Joint Award for Young IT Engineer, National Young Scientist Award dari Presiden Korea, dan Walton Fellow Award dari Science Foundation of Ireland. Prof. Cho juga menjadi anggota Korean Academy of Science and Technology sejak 2018 dan aktif dalam peran editorial berbagai jurnal internasional di bidang sistem biologi. **