Menu

Mode Gelap

Headline

Tiga Mitos Karier Menyesatkan dan Kata Riset Tentang Cara Naik Jabatan

badge-check


					Strategi karir naik cepat Perbesar

Strategi karir naik cepat

Penulis: Jayadi | Editor: Aditya Prayoga

KREDONEWS.COM, JAKARTA– Banyak dari kita tumbuh dengan nasihat-nasihat klasik soal dunia kerja. Tapi menurut Rez Harditya—seorang profesional berpengalaman 19 tahun di bidang teknologi, learning & development, dan konsultasi—banyak nasihat itu justru menyesatkan. Dalam video yang ia unggah di Instagram pribadinya pada 28 Mei, Rez mengungkap tiga kebohongan terbesar soal karier.

1. “Asal kerja bagus, karier pasti naik”

Menurut Rez, kenyataannya tidak sesederhana itu. Sebagus apa pun performa kerja, tanpa dukungan pemimpin yang merekomendasikan, karier bisa mandek. “Jadi selain perform, kamu juga harus bangun hubungan baik dengan orang-orang yang bisa bantu kamu naik level,” ujarnya.

Hal ini sejalan dengan riset dari The Muse dan Harvard Business Review yang menekankan pentingnya membangun jaringan strategis. Kinerja yang unggul memang fondasi utama, tapi hubungan profesional dengan rekan kerja, manajer, dan mentor adalah katalisator nyata dalam kemajuan karier.

2. “Kamu harus rendah diri”

Di dunia kerja yang dinamis, hasil kerja bisa saja tak terlihat jika kita terlalu merendah. “Kalau kamu terus merendah, orang lain nggak bakal lihat hasil kerjamu,” kata Rez. Ia menyarankan untuk secara aktif menunjukkan pencapaian, bukan demi pamer, tapi agar orang tahu bahwa kita bisa diandalkan.

Ini diperkuat oleh LinkedIn Talent Blog yang menyebutkan bahwa kepemimpinan bahkan tanpa jabatan formal dan kemampuan kolaborasi adalah keterampilan krusial untuk menonjol. Menunjukkan kontribusi secara terbuka merupakan bagian dari kepemimpinan dan membangun kepercayaan tim.

3. “Perusahaan itu seperti keluarga”

“Perusahaan itu bukan keluarga, kecuali memang milik keluarga kamu,” ujar Rez dengan tegas. Hubungan kerja bersifat profesional: kamu memberi nilai, perusahaan memberi kompensasi. Jangan baper jika tidak diperlakukan seperti saudara sendiri.

Pernyataan ini mencerminkan realitas hubungan kerja modern. Bersikap profesional dan menjaga ekspektasi realistis adalah bagian penting dari membangun karier berkelanjutan.

Faktor Nyata yang Mendorong Kenaikan Karier

Sejumlah sumber kredibel menyebutkan bahwa kemajuan karier bukan semata hasil dari kerja keras diam-diam. Berikut faktor-faktor yang terbukti penting:

1. Kinerja Unggul dan Konsisten
(Harvard Business Review) Menjadi andal, menyelesaikan proyek tepat waktu, dan memberi hasil melebihi ekspektasi adalah fondasi utama.

2. Kemampuan Memimpin dan Bekerja Sama
(LinkedIn Talent Blog) Karier akan sulit naik jika kita tidak mampu memengaruhi orang lain secara positif dan menunjukkan kepemimpinan dalam tim.

3. Membangun Jaringan dan Hubungan Strategis
(The Muse) Sponsor, mentor, dan jaringan luas membuka jalan pada promosi dan peluang baru.

4. Pengembangan Keterampilan Relevan
Terus memperbarui keterampilan teknis dan soft skills jadi nilai tambah penting.

5. Inisiatif dan Kemampuan Menyelesaikan Masalah
Karyawan yang bisa memecahkan masalah dan membawa ide baru lebih cepat diperhitungkan untuk posisi lebih tinggi.

Kesimpulan

Naiknya karier bukan hanya soal kerja keras dan keahlian teknis. Ia bergantung pada kombinasi kinerja unggul, kepemimpinan, kolaborasi, jaringan strategis, serta kemampuan menunjukkan nilai diri. Jadi, jangan hanya bekerja keras dalam diam tunjukkan dampaknya, bangun koneksi, dan terus belajar hal baru.

Penulis: Jayadi | Editor: Aditya Prayoga

KREDONEWS.COM, JAKARTA- Banyak dari kita tumbuh dengan nasihat-nasihat klasik soal dunia kerja. Tapi menurut Rez Harditya—seorang profesional berpengalaman 19 tahun di bidang teknologi, learning & development, dan konsultasi—banyak nasihat itu justru menyesatkan. Dalam video yang ia unggah di Instagram pribadinya pada 28 Mei, Rez mengungkap tiga kebohongan terbesar soal karier.

1. “Asal kerja bagus, karier pasti naik”

Menurut Rez, kenyataannya tidak sesederhana itu. Sebagus apa pun performa kerja, tanpa dukungan pemimpin yang merekomendasikan, karier bisa mandek. “Jadi selain perform, kamu juga harus bangun hubungan baik dengan orang-orang yang bisa bantu kamu naik level,” ujarnya.

Hal ini sejalan dengan riset dari The Muse dan Harvard Business Review yang menekankan pentingnya membangun jaringan strategis. Kinerja yang unggul memang fondasi utama, tapi hubungan profesional dengan rekan kerja, manajer, dan mentor adalah katalisator nyata dalam kemajuan karier.

2. “Kamu harus rendah diri”

Di dunia kerja yang dinamis, hasil kerja bisa saja tak terlihat jika kita terlalu merendah. “Kalau kamu terus merendah, orang lain nggak bakal lihat hasil kerjamu,” kata Rez. Ia menyarankan untuk secara aktif menunjukkan pencapaian, bukan demi pamer, tapi agar orang tahu bahwa kita bisa diandalkan.

Ini diperkuat oleh LinkedIn Talent Blog yang menyebutkan bahwa kepemimpinan bahkan tanpa jabatan formal dan kemampuan kolaborasi adalah keterampilan krusial untuk menonjol. Menunjukkan kontribusi secara terbuka merupakan bagian dari kepemimpinan dan membangun kepercayaan tim.

3. “Perusahaan itu seperti keluarga”

“Perusahaan itu bukan keluarga, kecuali memang milik keluarga kamu,” ujar Rez dengan tegas. Hubungan kerja bersifat profesional: kamu memberi nilai, perusahaan memberi kompensasi. Jangan baper jika tidak diperlakukan seperti saudara sendiri.

Pernyataan ini mencerminkan realitas hubungan kerja modern. Bersikap profesional dan menjaga ekspektasi realistis adalah bagian penting dari membangun karier berkelanjutan.

Faktor Nyata yang Mendorong Kenaikan Karier

Sejumlah sumber kredibel menyebutkan bahwa kemajuan karier bukan semata hasil dari kerja keras diam-diam. Berikut faktor-faktor yang terbukti penting:

1. Kinerja Unggul dan Konsisten
(Harvard Business Review) Menjadi andal, menyelesaikan proyek tepat waktu, dan memberi hasil melebihi ekspektasi adalah fondasi utama.

2. Kemampuan Memimpin dan Bekerja Sama
(LinkedIn Talent Blog) Karier akan sulit naik jika kita tidak mampu memengaruhi orang lain secara positif dan menunjukkan kepemimpinan dalam tim.

3. Membangun Jaringan dan Hubungan Strategis
(The Muse) Sponsor, mentor, dan jaringan luas membuka jalan pada promosi dan peluang baru.

4. Pengembangan Keterampilan Relevan
Terus memperbarui keterampilan teknis dan soft skills jadi nilai tambah penting.

5. Inisiatif dan Kemampuan Menyelesaikan Masalah
Karyawan yang bisa memecahkan masalah dan membawa ide baru lebih cepat diperhitungkan untuk posisi lebih tinggi.

Kesimpulan

Naiknya karier bukan hanya soal kerja keras dan keahlian teknis. Ia bergantung pada kombinasi kinerja unggul, kepemimpinan, kolaborasi, jaringan strategis, serta kemampuan menunjukkan nilai diri. Jadi, jangan hanya bekerja keras dalam diam tunjukkan dampaknya, bangun koneksi, dan terus belajar hal baru.

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Gus Yani Bupati Gresik Apresiasi Gubernur Jatim: Kirim Logistik untuk Pulau Bawean Lewat KRI Surabaya 591

8 September 2025 - 00:35 WIB

Xin Zhilei Menangkan Aktris Terbaik di Festival Film Venesia

7 September 2025 - 20:55 WIB

Viral se Indonesia, Kacunk Motor Konten Otomotif dan Poligami Digugat di PN Tulungagung

7 September 2025 - 19:57 WIB

Korban Mutilasi Tiara AS dari Lamongan, Kapolres Mojokerto: Pelaku Sudan Ditangkap, Senin Konferensi Pers

7 September 2025 - 17:33 WIB

Bupati dan Kapolres Jombang Patroli: Kita Pastikan Malam Ini Semua Aman!

7 September 2025 - 13:33 WIB

Dampak Grey Divorce: Pernikahan Dijalin Puluhan Tahun, Retak di Usia Senja

7 September 2025 - 13:25 WIB

Teralang Sound Horek, Mobil Damkar Harus Putar-putar Cari Jalur Alternatif ke Lokasi Kebakaran Ngudirejo Diwek

7 September 2025 - 13:17 WIB

Proses Mutasi di Pemkab Jombang, Gus Sentot: Waspadai Ada Oknum Bawahan dan Tokoh Masyarakat Bermain!

7 September 2025 - 12:07 WIB

Pabrik Pengolahan Kayu PT HAII di Kota Pasuruan Terbakar, Api Masih Membara

6 September 2025 - 21:17 WIB

Trending di Headline