Menu

Mode Gelap

Mimbar Rakyat

Teguran Mayor Teddy Berbasis Etika, yang Terakhir Blunder Karena Intervensi Lembaga

badge-check


					Teguran Mayor Teddy Berbasis Etika, yang Terakhir Blunder Karena Intervensi Lembaga Perbesar

Penulis : Jayadi | Editor : Aditya Prayoga

KREDONEWS.COM- JAKARTA– Mayor Teddy Indra Wijaya dikenal sering memberikan teguran kepada berbagai pihak, mulai warga, pejabat hingga aparat. Sebagian tegurannya dianggap sebagai bentuk pengingat atas etika dan profesionalisme.

Beberapa tindakannya pun mendapat dukungan karena dianggap relevan dan sesuai dengan norma yang berlaku. Namun, tidak semua teguran Mayor Teddy diterima dengan baik. Terbaru, ia mendapat sorotan tajam setelah menegur anggota Paspampres yang memayungi Presiden Prabowo saat menyambut Presiden Erdogan.

Berikut rinciannya Mayor Teddy Indra Wijaya pernah menegur beberapa pejabat publik dan pihak lain terkait Etika.

– Menteri Kabinet Merah Putih: Ditegur setelah viralnya penggunaan kop surat kementerian oleh Menteri Desa untuk kepentingan pribadi. Mayor Teddy mengingatkan para menteri untuk berhati-hati dalam membuat surat resmi. Teguran ini terjadi Bulan Oktober 2024

– Gus Miftah: Ditegur setelah melontarkan “candaan” kepada pedagang es teh. Teguran ini berasal dari Presiden Prabowo dan disampaikan melalui Mayor Teddy. Gus Miftah menyampaikan permintaan maafnya pada 3 Desember 2024.

“Saya juga sudah ditegur oleh Bapak Seskab (Mayor Teddy Indra Wijaya) yang hari ini berada di Kupang untuk lebih berhati-hati menyampaikan pendapat dan pidato di depan masyarakat umum,” kata Gus Miftah, dikutip dari Tribune.

– Tim Patroli dan Pengawalan Mobil RI 36:
Ditegur karena video viral yang memperlihatkan mereka menunjuk-nunjuk sopir taksi saat macet. Mayor Teddy mengingatkan agar lebih berhati-hati dalam berkendara. Teguran ini terjadi Bulan Januari 202

– Paspampres: Ditegur karena memayungi Presiden Prabowo saat menyambut Presiden Turki. Peristiwa ini terjadi pada 11 Februari 2025,

Dikutip dari Youtube Sekretariat Presiden, terlihat Prabowo didampingi Mayor Teddy menunggu kehadiran Erdogan di bandara. Karena cuaca sedang hujan, seorang Paspampres ditugaskan memayungi Prabowo.

Di tengah jalan, Teddy lalu membalikkan badannya menegur anggota Paspampres yang memayungi Prabowo. “Enggak usah ya!” tegas Teddy ke paspampres tersebut dengan wajah kesal.

Mendapat teguran, Pasmpampres itu lalu menutup payungnya dan memberikan ke seorang rekannya. Teddy yang tampak masih kesal menengok ke belakang menyuruh paspampres itu menaruh payungnya.

Sikap Teddy ini dinilai arogan dan sombong oleh sejumlah netizen. Mereka meminta Teddy untuk bersikap biasa saja ketika menegur Paspampres

“Mayor aja arogan ” Kewenangan paspampres ” Itu * belagu banget,” papar netizen lain.

“Baru mayor aja udah songong amat. Paspampres lebih tahu apa yang harus dilakukan!” kata netizen berbeda.

Teguran Etika Berunjung Intervensi Antar Lembaga

Tegurannya terhadap anggota Paspampres yang memayungi Presiden Prabowo saat menyambut Presiden Erdogan di tengah hujan deras viral di media sosial, mendapat sorotan dari Koordinator Nasional Kawan Indonesia, Darmawan,

Ia menegaskan bahwa ini bukan kali pertama Mayor Teddy bertindak tidak pantas. Sebelumnya, ia juga pernah menegur dokter senior berpangkat tinggi di RSPAD Gatot Subroto di depan umum, menunjukkan ketidakhormatan terhadap hierarki militer.

Menurut Darmawan, sikap arogan semacam ini dapat merusak wibawa institusi Paspampres serta mengganggu koordinasi antar lembaga. “Protokol pengamanan jelas mengutamakan keselamatan dan kenyamanan presiden. Teguran terbuka seperti ini bukan hanya tidak etis, tetapi juga tidak berdasar,” ujarnya, dikutip dari KabarNusa

Ia menekankan bahwa tindakan Mayor Teddy merupakan intervensi yang tidak memahami tugas Paspampres sebagaimana diatur dalam Pasal 4 UU No. 34 Tahun 2004 tentang TNI. “Langkah memayungi presiden dalam cuaca ekstrem adalah prosedur standar,” tegasnya.

Darmawan juga mengkritik pola berulang Mayor Teddy yang kerap menegur di depan publik tanpa mempertimbangkan etika dan hierarki. “Sikap ini bukan hanya merugikan individu, tetapi juga menciptakan preseden buruk dalam hubungan antar lembaga,” tambahnya.

Ia berharap insiden ini menjadi evaluasi agar tidak terulang di masa depan demi menjaga profesionalisme dan kewibawaan institusi negara***

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Polemik Layanan Darurat: Warga Minta Kepala Puskesmas Dupak Surabaya Dicopot

24 Juni 2025 - 20:07 WIB

Nyawa Melayang, Puskesmas Dupak Surabaya Diduga Lempar Tanggung Jawab

17 Juni 2025 - 14:35 WIB

Ibadah Qurban Abah Gilk Disalurkan ke Sidoarjo, Malang, Surabaya hingga Lombok Timur

6 Juni 2025 - 11:10 WIB

DPRD Jatim dan Koalisi Difabel Sepakat Revisi Perda Disabilitas Selesai di Tahun 2025

3 Juni 2025 - 11:15 WIB

Dokter Jadi Guru Boleh, Guru Suntik Murid Gak Boleh, Guru Gembul Malah Dihujat

2 Juni 2025 - 12:16 WIB

Pemkab Sidoarjo Matangkan Perda Penyandang Disabilitas Lewat Audiensi

16 Mei 2025 - 19:03 WIB

Daniel Christian Soroti Sistem Taksi Bandara: Premanisme yang Dilegalkan

14 Mei 2025 - 17:54 WIB

Daniel Christian Soroti Sistem Taksi Bandara: Premanisme yang Dilegalkan

13 Mei 2025 - 17:01 WIB

Kinerja Kapolres Jombang AKBP Ardi Kurniawan Diakui PWI Tuntaskan Kasus Kompleks

8 Mei 2025 - 13:46 WIB

Trending di Headline