Penulis: Wibisono | Editor: Yobie Hadiwijaya
KREDONEWS.COM, SIDOARJO-Pemerintah resmi menggunakan alat berat dalam evakuasi korban ambruknya musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur. Keputusan ini diambil setelah Basarnas memastikan tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan di bawah reruntuhan.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengatakan keputusan tersebut telah dibahas bersama keluarga korban dan semua pihak terkait. “Keluarga juga setuju untuk penggunaan alat berat. Tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan,” ujar Pratikno di Sidoarjo, Kamis (2/10/2025).
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menjelaskan keputusan ini diambil setelah melalui pertimbangan matang bersama tim SAR gabungan dan keluarga korban. “Tim gabungan memutuskan untuk masuk tahap evakuasi pencarian dengan menggunakan alat-alat berat,” katanya.
Suharyanto menjelaskan pihaknya telah menurunkan 219 petugas terlatih dengan dukungan logistik dan perlengkapan, antara lain lima unit derek (crane), 30 ambulans, 30 truk sampah, 300 kantong jenazah. Ia menambahkan, pemerintah juga siap membantu keluarga korban yang kesulitan dalam pemakaman atau pemindahan jenazah ke luar daerah.
Kepala Subdirektorat RPDO Basarnas, Emi Freezer, menjelaskan pihaknya telah melakukan tiga kali asesmen sejak Rabu (1/10/2025) malam hingga Kamis (2/10/2025) pagi menggunakan peralatan canggih. “Asesmen pukul 23.00 WIB, pukul 02.00 WIB, dan pukul 07.00 WIB hasilnya nihil tanda kehidupan,” tegas Freezer.
Atas pertimbangan keselamatan dan visibilitas terbatas, proses evakuasi hanya dilakukan hingga sore hari. Setiap kali pengangkatan puing dengan derek, tim akan kembali melakukan asesmen ulang demi memastikan keamanan seluruh proses.
BNPB dan Basarnas menegaskan, meski proses evakuasi telah memasuki tahap pemulihan (recovery), pencarian tetap dilakukan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan risiko tambahan.
Sebelumnya, tim SAR telah menggunakan berbagai alat canggih untuk mendeteksi korban hidup. Namun, hasilnya nihil. Karena itu, evakuasi dilanjutkan dengan metode baru menggunakan alat berat untuk mempercepat pencarian.
“Tidak ada satu keluarga pun yang meminta pencarian korban hidup dilanjutkan. Mereka sepakat evakuasi dilakukan dengan alat berat,” tambah Suharyanto.
Posko SAR Gabungan melaporkan, korban musibah ini mencapai 108 orang. Sebanyak 103 orang dinyatakan selamat dan lima orang meninggal dunia.***