Menu

Mode Gelap

News

Rosatom Rusia Kembangan Mesin Plasma: 100 Km Per Detik Melesat ke Mars Cukup 30-60 Hari

badge-check


					Inilah prototipe mesin jet berbasis plasma nuklir, dalam satu detik bisa melesat 100 Km. Mesin ini mampu memperpedenak perjalanan dari Bumi ke Mars butuh setahun, bisa dipangkas hingga 30-60 hari saja. Tangkap Layar Video Youtube@DV/Rosatom Perbesar

Inilah prototipe mesin jet berbasis plasma nuklir, dalam satu detik bisa melesat 100 Km. Mesin ini mampu memperpedenak perjalanan dari Bumi ke Mars butuh setahun, bisa dipangkas hingga 30-60 hari saja. Tangkap Layar Video Youtube@DV/Rosatom

Penulis: Jacobus E. Lato  | Editor: Priyo Suwarno

KREDONEWS.COM, RUSIA- Ilmuwan Rusia telah mengembangkan prototipe mesin roket plasma yang dapat memangkas waktu tempuh ke Mars secara drastis. Teknologi yang dikembangkan di lembaga penelitian Rosatom di Moskow ini bertujuan untuk mengantarkan kapal kargo atau penumpang ke Mars dalam waktu 30 hingga 60 hari saja.

Mesin purwarupa terbaru ini merupakan  teknologi ini dikembangkan di lembaga penelitian Rosatom di Moskow. Rosatom adalah perusahaan negara yang mengkhususkan diri pada energi nuklir.

Sebuah lompatan yang sangat  signifikan dibandingkan mesin kimia tradisional yang memakan waktu sekitar setengah tahun. Eksperimen untuk mesin ini akan dimulai tahun ini.

Mesin plasma menggunakan pedal gas magnetoplasma untuk mempercepat partikel bermuatan, seperti elektron dan proton, hingga kecepatan 100 km/detik.

Tidak seperti mesin tradisional dengan kecepatan aliran materi maksimum sekitar 4,5 km/detik karena kondisi pembakaran bahan bakar, mesin ini menggunakan medan elektromagnetik untuk mempercepat partikel bermuatan, sehingga mencapai kecepatan yang jauh lebih tinggi.

Mesin ini beroperasi dalam mode pulsa-periodik dengan daya sekitar 300 kW. Dengan menggunakan alat ini, maka akan mengurangi waktu penerbangan ke Mars menjadi satu atau dua bulan membuat perjalanan antarplanet menjadi lebih aman dengan meminimalkan paparan kru terhadap radiasi kosmik.

Desainnya memastikan bahwa bagian-bagian mesin tidak mengalami kelebihan suhu, dan energi listrik yang digunakan hampir sepenuhnya diubah menjadi gerakan.

Daya dorong mesinya sangat kuat. Mesin dihitung memiliki daya dorong sekitar 6N, yang dianggap sebagai nilai maksimum di antara proyek-proyek yang sedang dikembangkan, sehingga memungkinkan akselerasi dan deselerasi yang mulus selama penerbangan.

Sebuah mesin purwarupa telah disiapkan untuk pengujian di lapangan untuk mengembangkan berbagai mode pengoperasian mesin.

Dudukan eksperimental khusus, sebuah ruangan dengan diameter 4 meter dan panjang 14 meter, sedang dirakit untuk mensimulasikan kondisi ruang angkasa untuk menguji prototipe. Model penerbangan unit ini diharapkan muncul pada tahun 2030.

Perangkat plasma buatan Rusia sudah digunakan dalam pengelompokan One Web untuk mengorbit, bermanuver, dan mendeorbitkan satelit.

Modul penelitian Psyche, yang dikirim oleh NASA pada tahun 2023 untuk mempelajari asteroid Psyche, juga dilengkapi dengan mesin plasma Rusia. **

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Ketua DPRD Kota Malang Berharap Idul Adha Pererat Kebersamaan dan Kepedulian

8 Juni 2025 - 10:58 WIB

Yang Rindu Megawati Baca Ini, Terbaru Terkait Ketimpangan Hukum

8 Juni 2025 - 10:27 WIB

Pungli TKA Rp 53 Miliar, 85 ASN Kemenaker Gunakan Rp 8,9 Miliar untuk Makan Siang dan Acara Nonbudgeter

8 Juni 2025 - 10:19 WIB

Polsek Tegalsari Surabaya Tangkap 5 Preman, Serobot Tanah lalu Disewa-sewakan

8 Juni 2025 - 09:49 WIB

Bobol KTP dari Dinas Dukcapil Ponorogo untuk Ajukan KUR BRI Kerugian Ratusan Juta

8 Juni 2025 - 09:28 WIB

Ilmuwan Punya Gunting Molekuler untuk Pangkas Habis Virus HIV, Tidak Perlu Makan Obat Lagi

8 Juni 2025 - 09:01 WIB

Polisi Kendal Ringkus Warga Jombang, Jual Video Porno Gunakan Aplikasi Deepfake

7 Juni 2025 - 21:51 WIB

Kemarau Basah Bukan Fenomena Sesaat, Tapi Iklim Baru

7 Juni 2025 - 20:01 WIB

Menteri Bahlil Sempatkan Kunjungi Pulau Gag, Melihat Pertambangan Nikel yang Kontroversial

7 Juni 2025 - 17:37 WIB

Trending di Headline