Menu

Mode Gelap

News

Revolusi Karbon Baterai dari Sekam Beras, Dua Kali Lebih Tahan Lama dari Lithium-Ion

badge-check


					Sekam atau kulit padi sangat besar volumenya di Indonesia, belum termanfaatkan secara baik karena dianggap limbah atau cuma bahan bakar. Ternyata bisa dijadikan karbon untuk baterai hingga dua kali lipat daya penyimpanannya. interestingengineering.com Perbesar

Sekam atau kulit padi sangat besar volumenya di Indonesia, belum termanfaatkan secara baik karena dianggap limbah atau cuma bahan bakar. Ternyata bisa dijadikan karbon untuk baterai hingga dua kali lipat daya penyimpanannya. interestingengineering.com

KREDONEWS.COM.COM– Para peneliti di University of Michigan telah membuat terobosan signifikan dalam teknologi baterai dengan mengembangkan jenis karbon baru dari sekam padi yang dibakar, yang dikenal sebagai karbon keras.

Bahan ini menunjukkan kapasitas penyimpanan energi yang mengesankan, melebihi 700 miliampere-jam per gram (mAh/g), hampir dua kali lipat dari kapasitas grafit tradisional yang digunakan dalam baterai, yang biasanya menyimpan sekitar 370 mAh/g.

Karbon keras yang berasal dari abu sekam padi tidak hanya mengungguli karbon keras komersial (sekitar 500 mAh/g), tetapi juga secara signifikan melampaui grafit dalam baterai lithium-ion.

Kemajuan ini dapat menghasilkan baterai yang tahan lebih lama dan menyimpan lebih banyak energi tanpa meningkatkan ukurannya.

Proses pembuatan karbon keras dari sekam padi lebih sederhana dan lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan metode tradisional yang membutuhkan perlakuan suhu tinggi di lingkungan bebas oksigen.

Metode baru ini melibatkan pembakaran sekam padi, yang sering dianggap sebagai limbah, sehingga memberikan solusi yang berkelanjutan dan hemat biaya untuk bahan baterai.

Membakar sekam padi untuk energi bersifat netral karbon, karena CO2 yang dilepaskan selama pembakaran setara dengan apa yang diserap oleh tanaman padi selama pertumbuhannya. Hal ini sangat kontras dengan produksi grafit konvensional, yang menghasilkan emisi CO2 yang signifikan.

Membakar sekam padi untuk energi bersifat netral karbon, karena CO2 yang dilepaskan selama pembakaran setara dengan apa yang diserap oleh tanaman padi selama pertumbuhannya.

Hal ini sangat kontras dengan produksi grafit konvensional, yang menghasilkan emisi CO2 yang signifikan.

Penemuan bahan karbon keras ini dapat merevolusi solusi penyimpanan energi, terutama untuk kendaraan listrik dan sistem energi terbarukan.

Dengan sekitar 20 miliar pon beras yang diproduksi setiap tahun di AS, ada potensi besar untuk meningkatkan teknologi ini untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat akan solusi baterai yang efisien dan berkelanjutan.

Tim peneliti secara aktif mencari kemitraan untuk membawa inovasi ini ke pasar dan telah mengajukan perlindungan paten.

Singkatnya, pengembangan karbon keras dari abu sekam padi menghadirkan alternatif yang menjanjikan untuk grafit tradisional, menawarkan kapasitas penyimpanan energi yang lebih tinggi sambil mempromosikan keberlanjutan dalam produksi baterai. **

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Operasi Berantas Jaya Depok Robohkan Bangunan Pos Milik PP, Diduga Tanpa IMB

20 Mei 2025 - 09:37 WIB

China-Russia Bangun PLTN di Bulan Senilai Rp 3000 Triliun, Tanpa Kehadiran Manusia

20 Mei 2025 - 09:17 WIB

Polisi Ringkus Ayah dan Anak Tiri Warga Jombang, Mencuri Motor dan Burung di Tulungagung

20 Mei 2025 - 08:47 WIB

Seruan Moral Dewan Guru Besar FK UI kepada Menkes: Jangan Korbankan Kesehatan untuk Kepentingan Politik

20 Mei 2025 - 08:11 WIB

Polisi Ringkus Pelaku Perusakan Nisan Kuburan, Akui Perbuatannya tapi Motivasi Masih Kabur

20 Mei 2025 - 07:22 WIB

Massa Ojol Mogok 24 Jam, Titik Kumpul Driver di Bundaran Waru 20 Mei 2025

19 Mei 2025 - 22:18 WIB

100 Ribu Lebih Warga Belanda Turun ke Jalan Dukung Palestina, Hentikan Dukungan ke Israel

19 Mei 2025 - 21:46 WIB

Kombes Alfian Nurrizal Wawancari WNI Pekerja Judol di Kamboja, Sasaran Jelas Indonesia

19 Mei 2025 - 20:57 WIB

Komisi Informasi Sebut Jokowi Tidak Perlu Membuktikan Keaslian Ijazah, Kog Bisa?

19 Mei 2025 - 20:55 WIB

Trending di Headline