Menu

Mode Gelap

News

PT Suparma Tbk Tidak Membagikan Dividen Tunai

badge-check


					Foto Jajaran Direksi PT Suparma Perbesar

Foto Jajaran Direksi PT Suparma

Penulis:  Bambang Sutejo | Editor: Yobie Hadiwijaya

KREDONEWS.COM, SURABAYA-PT Suparma tidak membagikan dividen tunai yang diraihnya selama 2024. Sebagian dari laba bersih yang diperoleh pada tahun tersebut digunakan untuk penguatan struktur permodalan dan pembentukan dana pencadangan sebesar Rp20 miliar.

Hendro Luhur, Direktur PT Suparma, mengatakan keputusan perseroan untuk tidak membagikan dividen tersebut telah memperoleh persetujuan para pemegng saham yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS) Tahunan yang berlangsung di Surabaya siang hari ini.

“Setelah dikurangi pembentukan dana cadangan wajib sebesar Rp 20 miliar, sisa laba bersih tahun berjalan 2024 digunakan untukmemperkuat struktur permodalan perseroan dan untuk investasi yang sebagianbesar bertujuan untuk peningkatan kapasitas mesin kertas Suparma,” kata Hendro Luhur dalam siaran pers yang diterima siang tadi.

Pihaknya menyebutkan meski perolehan laba perseroan pada tahun mengalami penurunan, penjualan bersih perseroan pada 2024 meningkat 2,7%.“Selama 2024, Suparma berhasil membukukan pertumbuhan penjualanbersih 2,7% menjadi sebesar Rp 2.729,6 miliar,” jelasnya.

Pertumbuhan penjualan tersebutdipicu oleh meningkatnya kuantitas penjualan sejumlah produk kertas Suparma sebesar 4,1%, yakni mencapai229,4 ribu metik ton (MT).

“Kertas jenis Kraft dan Tissue menyumbang pertumbuhan volumepenjualan masing-masing sebesar 7,2% dan 5,2%. Sedangpenjualan kertas Duplex yang memegang dominasi penjualan ketas Suparma relatif tidak mengalami perubahan.”

Pihaknya menambahkan selama 2024, beban pokok penjualan perseroan mengalami kenaikan 5,9%dibandingkan beban pokok penjualan pada 2023. “Kenaikan beban pokok penjualan tersebut disebabkan olehkenaikan harga beli rata-rata bahan baku pulp yang mencapai sebesar 11%.”

Kenaikan bebanpokok penjualan 2024 yang melebihi kenaikan penjualan, kata dia, menyebabkan Suparmamengalami penurunan laba kotor sebesar 12,3%, dari semula Rp 470,6miliar di tahun 2023 menjadi Rp 412,8 miliar di tahun 2024. “Sehingga marjinlaba kotor pada 2024 mengalami penurunan menjadi 15,1% dari semula17,7% di tahun 2023.”

Hendro menambahkn pada 2024, beban penjualan mengalami kenaikan sebesar 1,8%. Hal itu terjadi terutama disebabkan oleh naiknya beban ekspor dan pengangkutan sebesar2,1%. “Sedangkan beban umum dan administrasi mengalami sedikit penurunan0,5%. Hal itu terutama disebabkan oleh menurunnya perbaikan danpemeliharaan sebesar 36,7%.”

Hendro menyebutkan, pada 2024 perseroan membukukan rugi akibat selisih kurs sebesarRp 29,5 miliar sebagai dampat dari dampak melemahnya nilai tukar rupiah.

“Kondisi tersebut menyebabkan penurunan laba sebelum taksiran beban pajak dan laba tahunberjalan perseroan yang masing-masing sebesar 43,5% dan 41,3% atau masingmasing menjadi sebesar Rp 134,4 miliar dan Rp 104,8 miliar.”

Catur wulan I/2025

Hendro mengatakan selama catur wulan I/2025 perseroan membukukan penjualan bersih sebesar Rp 837,8 miliar atau 27,9% dari target penjualan bersih 2025 sebesar Rp3 triliun.

Volume penjualan kertasSuparma sebesar 69.595 MT atau setara dengan 26,9% dari target kuantitaspenjualan produk kertas tahun 2025 yang sebesar 258.600 MT.

“Sedangkanproduksi kertas Suparma pada periode empat bulan tahun 2025mencapai 72.475 MT atausetara dengan 32,1% dari target produksi kertas tahun 2025 yang sebesar 225.800 MT.”

Investasi Steam Boiler

Hendro menjelaskan pada tahun 2023, Suparma menganggarkan belanja modal senilai US$10 juta. Investasi tersebut digunakan untuk proyek investasi steam boiler baru.

Hingga akhir 2024, jelasnya, realisasi anggaran steam boiler yang baru mencapai Rp 129,5 miliaratau setara US$ 8,2 juta. “Suparma menggunakan internal kasnya untukmendanai keseluruhan proyek tersebut.”

Steam boiler ini telah berproduksi komersial pada Januari 2025.

Steam boiler yang baru akan lebih ramah lingkungan karena ditunjang dengan spesifikasi penggunaan bahan baku batu bara sekitar 22% atau sekitar 58%lebih rendah dibandingkan steam boiler Suparma yang sudah ada, sedang sisanya akan memanfaatkan sekitar 60% sludge dan sekitar 18% limbah plastik dan limbah kayu untuk diubah menjadi energi panas.

Pihaknya menjelaskan, selain investasi steam boiler baru, pada 2024, manajemen Suparma menganggarkan belanja modal (Capex) US$ 21,4 jutauntuk proyek investasi mesin kertas (PM 11).

“Anggaran tersebut sudah mencakup mesin kertas utama beserta perlengkapannya, suku cadang, bangunan dan prasarananya. PM 11 tersebut diharapkan dapat meningkatkan kapasitas terpasang sebesar 27.000 MT,” katanya.

Pada 6 Februari 2025 Suparma telah menandatangani kesepakatan kontrak pembelian mesin utama PM 11 tersebut dengan pihak supplier mesin kertas dari Finlandia senilai EUR6,35 juta. Suparma berencana menggunakan internal kas sebesar US$ 5 juta untuk mendanai proyek tersebut, sedangkan sisanya sebesar US$ 16,4 jutaakan didanai oleh bank rekanan Suparma dalam bentuk fasilitas kredit investasi.”***

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Empat Perwira Polres Jombang Bergeser Jabatan

11 Juni 2025 - 18:44 WIB

Pemdes Tegaldowo Blokir Jalan, PT Semen Gresik Rembang Berhenti Produksi Rumahkan 478 Karyawan

11 Juni 2025 - 08:35 WIB

Presiden Prabowo Cabut 4 Izin Tambang Nikel di Raja Ampat, Green Peace: Kita Menang!

10 Juni 2025 - 20:16 WIB

Bantahan Nadiem Makarim Soal Dugaan Korupsi Pengadaan Chromebook

10 Juni 2025 - 15:46 WIB

Saat Imam Mahdi Palsu Menguasai Masjidil Haram 1979 Ratusan Orang Meninggal

10 Juni 2025 - 15:19 WIB

Polres Jombang Bagikan Bantuan Sembako Bagi Warga Terdampak Banjir

10 Juni 2025 - 14:31 WIB

Tambang Nikel PT Kawei Sjehatera Mining di Raja Ampat, Ada Nama Freddy Number dan Aguan

10 Juni 2025 - 08:58 WIB

Kusnadi Klarifikasi Dirinya Tidak Hilang atau Menghilang, Ikut Temannya ke Ponpes di Pamekasan

9 Juni 2025 - 23:55 WIB

TNI AL Tanjungbalai Meringkus 3 Warga Surabaya Bawa 4,5 Kg Sabu

9 Juni 2025 - 23:10 WIB

Trending di Headline