Penulis: Jacobus E Lato | Editor: Yobie Hadiwijaya
KREDONEWS.COM, JAKARTA-Seorang pria Jepang dengan banyak istri mengungkapkan bahwa meskipun memperoleh penghasilan 1,25 juta yen (Rp132 Juta) sebulan sebagai seorang influencer, ia masih bergantung pada istri-istrinya untuk menutupi biaya rumah tangga.

Menurut South China Morning Post (SCMP), Ryuta Watanabe yang berusia 36 tahun tinggal bersama tiga istri dan empat anaknya, dengan sepasang anak kembar yang akan segera lahir dari istri ketiganya, Chiharu.
Dia juga berbagi rumahnya dengan tiga anjing peliharaan dan dua kadal.

Watanabe sering posting di Instagram/watanaberyuta_official di Instagram
Tuan Watanabe memiliki istri keempat yang tinggal terpisah dan menjalin hubungan putus-sambung dengannya.
Ia juga memiliki tujuh anak lain dari hubungan masa lalu yang telah berakhir.
Tuan Watanabe, yang memperoleh ketenaran di Hokkaido sebagai seorang gigolo poligami, menyebut dirinya sebagai “himo otoko,” istilah Jepang untuk pria yang bergantung secara finansial pada wanita.
Setelah putus sekolah menengah, ia mencoba lebih dari 20 pekerjaan paruh waktu, dan tidak ada yang bertahan lebih dari sebulan.
Akhirnya, ia menjalani gaya hidup gigolo, dengan mengklaim bahwa ia “terlahir untuk itu”.
Pada bulan Februari 2024, ia mencoba menjadi influencer media sosial dengan mendelegasikan ketiga istrinya untuk mengelola akun terpisah.
Dilaporkan bahwa Watanabe kini memperoleh penghasilan 1,25 juta yen (S$11.100) per bulan dari kehadiran daringnya. Ia juga menjalankan bisnis penjualan pakaian dan produk rambut.
Tuan Watanabe sering mendokumentasikan gaya hidup poligaminya secara daring, bahkan mengadakan wawancara daring untuk mencari istri kelima.
Ia telah menyatakan keinginannya yang kuat untuk memiliki anak sebanyak-banyaknya, dengan tujuan melampaui rekor seorang shogun Jepang yang memiliki 53 anak dengan 27 selir.
Karena Jepang tidak mengizinkan poligami secara hukum, istri-istri Watanabe dianggap sebagai pasangannya tetapi tidak terdaftar secara hukum sebagai pasangan.
Ketika ditanya tentang isu sosial yang mungkin dihadapi anak-anaknya saat tumbuh dalam keluarga yang tidak konvensional, Watanabe mengatakan kepada Shueisha Online bahwa ia berencana untuk menjelaskannya sebagai “gaya keluarga baru”.
Dia juga bermaksud memberi tahu mereka, “Beberapa tempat di luar negeri mengakui poligami, tetapi tidak di Jepang, jadi kami menjalani pernikahan berdasarkan hukum umum.”
Namun, gaya hidup daringnya telah memicu perdebatan, dengan banyak netizen yang menyatakan rasa jijik. Ia mencatat bahwa “menjijikkan” adalah salah satu komentar yang paling umum di unggahannya.
Beberapa orang bahkan menyuarakan kekhawatiran mereka terhadap kesejahteraan anak-anaknya, dengan komentar seperti, “Saya merasa kasihan pada anak Anda.”
Meski mendapat reaksi keras, Tn. Watanabe menegaskan bahwa baik dia maupun istri-istrinya tidak peduli dengan hal-hal negatif tersebut.***