Penulis: Arief Hendro Soesatyo | Editor: Priyo Suwarno
KREDONEWS.COM, JOMBANG– Pemkab Jombang melakukan rehabilitasi kilat untuk menangani atap tiga kelas SDN 1 Plosogenuk, kecamatan Perak, Jombang mulai 17 November dan selesai 17 Desember 2025, menggunakan anggaran darurat.
Pelaksnaaan rehab kelas ini pun hingga sekarang sudah berjalan selama tujuh hari, kontraktor telah memasang kuda-kud amenggunakan kerangka baja ringan, “Kami sudah langsung melakukan rehab untuk tuga kelas di SDN 1 Plosogenu,” demikian ungkap Sekdakab Jombang, Agus Purnomo, saat dimintai konfirmasi tentang rehabilitasi kelas yang ambrol dan bocor itu.
Dia mengatakan pemkab telah mengambil kebijakan, langsung melakukan rehab kelas, kontrak pembangunannya pun harus cepat hanya selama sebulan diawali 17 November dan selesai 17 Desember 2025.
“Dengan demikian, proses belajar mengajak anak sekolah di SDN 1 Plosogenuk tidak terlalu terganggu,” kata Agus Purnomo. Untuk mengatasi ambrolnya gedung SDN 1 Plosogenuk itu, dimasukkan ke dalam anggaran kedaruratan.
Atap gedung sekolah SDN 1 Plosogenuk, Perak, Jombang mulai rusak parah dan ambruk sejak sekitar tahun 2024. Sebagian atap ruang kelas 1 sudah ambrol, dan pada November 2025, sejumlah ruang kelas sudah tidak layak digunakan sehingga siswa terpaksa belajar di area parkir sekolah demi keamanan mereka.
Kerusakan semakin meluas dari satu ruang kelas menjadi empat ruang kelas lain yang atap dan plafonnya juga rusak parah.
Sudah tiga bulan ini, sekitar 120 siswa SD Negeri Plosogenuk 1 di Kecamatan Perak, Jombang, yang dipindahkan belajar ke tempat parkir bertambah dari sebelumnya satu kelas kini menjadi dua kelas.
Persoalannya sekarang ini musim penghujan, tempat parker sepeda yang bangunannya semipermanen, tidak mampu menahan derasnya hujan. Saat hujan tiba pun, proses belajar menjadi terganggu. Itulah keluhan siswa dan guru pengajar di sekolah itu.
Awalnya, hanya 19 siswa kelas 4 yang belajar di tempat parkir, namun kini juga siswa kelas 5 sebanyak 30 siswa ikut dipindahkan ke tempat parkir karena atap ruang kelas yang rusak dan dikhawatirkan ambruk.
Tempat belajar darurat ini menggunakan dua lokasi parkir, yaitu tempat parkir kendaraan guru dan parkir sepeda siswa. Kondisi kelas-kelas yang rusak termasuk atap yang bergelombang dan bahan kerangka kayu yang sudah lapuk membuat relokasi ke tempat parkir dinilai lebih aman untuk siswa.
Selain itu, kelas 1 dan 3 juga sudah dipindahkan ke ruang UKS dan perpustakaan masing-masing sejak sekitar satu tahun lalu karena kerusakan parah atap dan plafon.
Sekolah dengan total 157 siswa ini hanya kelas 2 dan 6 yang masih belajar di ruang kelas yang layak, sementara ruang kelas 1, 3, 4, dan 5 sudah kosong atau digunakan tempat darurat.
Kerusakan ini dipicu oleh bangunan sekolah yang sudah tua dan terakhir direhabilitasi tahun 2005, dan masalah ini telah diajukan untuk perbaikan ke pemerintah daerah Jombang sejak 2024.






