Menu

Mode Gelap

Uncategorized

Menulis dengan Tangan Bantu Belajar Lebih Intensif

badge-check


					Sebuah dokumen administrasi Bangsa Sumer dengan tulisan paku di tanah liat. Foto Artcolor/picture alliance Perbesar

Sebuah dokumen administrasi Bangsa Sumer dengan tulisan paku di tanah liat. Foto Artcolor/picture alliance

Penulis: Jacobus E Lato | Editor: Yobie Hadiwijaya

KREDONEWS.COM, JAKARTA-Dalam kehidupan digital sehari-hari kini, kita sering mengetik di komputer dan ponsel pintar. Tulisan tangan hanya digunakan untuk membuat beberapa catatan atau daftar belanjaan. Kita jarang atau enggan berkomunikasi dengan pena dan surat, sebagai gantinya kita menggunakan email, pesan teks atau – terutama anak muda – dengan pesan suara.

Di era digital, kita sekarang merasa menulis teks yang panjang dengan tangan sangatlah membosankan. Jika kartu ulang tahun atau surat ingin ditulis dengan indah, maka dibutuhkan konsentrasi penuh.

Saat kecil, kita belajar menulis dengan tangan dengan benar dan serapi mungkin. Meskipun semua anak mempelajari huruf yang sama, namun tulisan tangan mereka sering terlihat sangat berbeda.

Pada masa remaja dan di awal masa dewasa, tulisan tangan kita biasanya banyak berubah, tetapi setelah itu, sebagian besar tetap sama bagi sebagian besar orang, dan setiap orang memiliki tulisan tangan yang khas.

Tetapi tanpa rutinitas dan tidak berupaya menulis dengan rapih, tulisan tangan akan semakin memburuk. Masalah tulisan tangan sudah lama menjadi masalah bagi masyarakat umum, bukan hanya bagi para siswa, seperti yang kerap dianggap. Di sekolah masih penting apakah tulisan tangan benar dan terbaca.

Meskipun demikian, selama bertahun-tahun, Asosiasi Pendidikan dan Pelatihan Jerman telah mengeluh tentang menurunnya keterampilan menulis dan meningkatnya defisit motorik di antara anak-anak sekolah. Menurut “Studi tentang perkembangan, masalah, dan intervensi dalam tulisan tangan” (STEP 2022), semakin banyak anak yang mengalami masalah untuk menulis dengan jelas dan cepat. Pembatasan sosial dan homeschool selama pandemi virus corona telah memperburuk tren ini.

Dengan bertambahnya usia, pada masa remaja dan dewasa muda, tulisan tangan menjadi semakin tidak terbaca bagi banyak orang – sebagian karena kurangnya rutinitas dan kerapihan dalam menulis.

Mengetik pada papan ketik memang memudahkan, terutama untuk teks yang panjang, karena struktur teks dapat diubah sesuka hati. Koreksi otomatis menghapus kesalahan sederhana, membuat penulisan lebih cepat, mudah dibaca, dan kurang melelahkan.

Tulisan tangan lebih menantang otak daripada mengetik, karena turut mendorong proses belajar. Sebuah penelitian di Norwegia pada tahun 2024 menemukan bahwa menulis dengan tangan meningkatkan aktivitas otak terutama di bagian otak yang berperan penting dalam proses belajar.

Interaksi yang lebih kuat dapat diukur pada area otak yang mengatur kinerja memori dan pemrosesan informasi motorik dan visual.

Selain itu, saat menulis, otak membandingkan tulisan yang dihasilkan dengan model huruf dan kata yang telah dipelajari serta secara responsif menyesuaikan posisi jari. Mata dan otak secara konstan memantau apakah jari-jari mengarahkan pena dengan benar, memberikan tekanan yang tepat, dan membuat garis yang jelas saat menulis.
Hal ini memerlukan koordinasi yang sangat tepat antara proses visual dan motorik. Kombinasi informasi visual dan pemrosesan informasi inilah yang mendorong pembelajaran, menurut penelitian tersebut.

Meskipun tulisan tangan lebih lambat daripada mengetik, hal ini tidak selalu merugikan. Kelambatan alamiah memaksa kita untuk memproses informasi secara lebih intensif.

Kita meringkas apa yang telah kita dengar atau pikirkan dengan yang lebih jelas, kita menyoroti kata-kata kunci atau kutipan ringkas, terkadang kita pun membuat penghubung dengan panah atau tanda lainnya, kita pun terlibat lebih intensif dengan isin tulisan kita. Dengan demikian, kita dapat mengingat isi tulisan tersebut lebih lama.

Menulis dengan tangan adalah salah satu teknik budaya yang paling penting. Ribuan tahun yang lalu, orang sudah mengukir informasi di tanah liat atau batu atau menuliskannya dengan tinta di atas daun lontar, perkamen, atau papirus. Sebelum ditemukannya mesin cetak, tulisan tangan adalah satu-satunya cara merekam bahasa pada sebuah media.

Aksara tertua berusia sekitar 5000 hingga 6000 tahun: Bangsa Sumer mengembangkan aksara paku di daerah yang sekarang dikenal sebagai Irak, untuk mengatur perdagangan mereka. Aksara pada gambar terdiri dari sekitar 900 piktogram dan ideogram, yaitu simbol dan tanda yang digoreskan pada lempengan tanah liat yang lembab dengan tongkat kayu. Seiring berjalannya waktu, “tulisan tangan” ini berkembang menjadi berbagai jenis tulisan dan alfabet modern.

Lain halnya dengan berbicara, menulis dulunya adalah kemapuan yang hanya dimiliki kaum minoritas, yaitu kaum bangsawan, intelektual, dan pedagang. Semakin banyak orang yang dapat membaca dan menulis saat ini, perubahan ini dikarenakan adanya pendidikan wajib yang mulai diperkenalkan pada abad ke-20.

Pada tahun 1820, hanya 12 persen dari populasi dunia yang bisa membaca dan menulis. Saat ini, proporsinya telah berbalik: menurut UNESCO, hanya sekitar 13 persen orang di seluruh dunia yang tidak dapat membaca atau menulis. Setengah dari sekitar 765 juta orang yang buta huruf tinggal di Asia Selatan, lebih dari seperempatnya tinggal di sub-Sahara Afrika. Dua pertiga dari orang yang buta huruf di seluruh dunia adalah perempuan.***

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Cerita Hari Ini: Sandiwara Politik PB IV Terhadap Raffles

18 April 2025 - 18:23 WIB

Raffles Meninggal Gara-gara Kutukan Memindahkan Batu Prasasti Sangguran dari Malang ke Skotlandia?

16 April 2025 - 11:36 WIB

Cerita Hari Ini: Legiun Mangkunegaran, Unit Pasukan Elit Bentukan Napoleon Bonaparte

16 April 2025 - 10:59 WIB

Cerita Hari Ini: Pangeran Sambernyawa Tebas Kepala 600 Serdadu VOC, 250 Kali Perang Tak Pernah Kalah

14 April 2025 - 14:53 WIB

Maextro S800 Buatan Huawei Menantang Mercedes-Benz, Rolls Royce dan Bentley

12 April 2025 - 20:50 WIB

Cerita Hari Ini: Hamengkubuwono I Hancurkan VOC dengan Wabah Cacar yang Disebarkan Secara Spiritual

12 April 2025 - 10:23 WIB

Cerita Hari Ini: Pangeran Mangkubumi Jadi Sultan Jogja Melalui Perjanjian Giyanti

11 April 2025 - 10:34 WIB

Geger Rumah Tangga Pakubuwono III: Ratu Kencana Asal Madura Bikin Raja Lari Tunggang Langgang Sampai Celana Lepas

10 April 2025 - 17:30 WIB

Cerita Hari Ini: Pakubuwono III, Raja Jawa Pertama yang Dilantik VOC

9 April 2025 - 17:30 WIB

Trending di Uncategorized