Menu

Mode Gelap

Uncategorized

Masuk Jurnal ZooKeys, Peneliti Temukan Ikan Buta di Gua Vertikal Klapanunggal Bogor

badge-check


					Inilah ikan buta jatan dan betina yang ditemukan peneliti Indonesia di gua vertikal Klapnunggan, Bogor, Jawa Barat. Instagram@seasia.news Perbesar

Inilah ikan buta jatan dan betina yang ditemukan peneliti Indonesia di gua vertikal Klapnunggan, Bogor, Jawa Barat. Instagram@seasia.news

Penulis: Yusran Hakim  |  Editor: Priyo Suwarno

KREDONEWS.COM,  BOGOR– Sebuah tim penelusur gua menemukan spesies ikan unik yang tidak memiliki mata di Gua Cisodong 1, Klapanunggal, Bogor, Jawa Barat, yang hanya berjarak satu jam perjalanan dari Jakarta, kota megapolitan yang ramai.

Tim itu terdiri dari Kunto Wibowo, M. Iqbal Willyanto, Anik Budhi Dharmayanthi, Cahyo Rahmadi, dan Daniel Natanael Lumbantobing, menemukan ikan-ikan tersebut di kolam dangkal di dalam sistem gua vertikal yang penuh dengan tantangan.

Ikan yang tidak memiliki mata dan memiliki kulit yang menutupi rongga mata ini kemudian diidentifikasi sebagai spesies baru yang diberi nama Barbodes klapanunggalensis, atau duri gua buta Klapanunggal.

Penemuan ini didokumentasikan tahun 2020  dan dipublikasikan di jurnal ZooKeys yang telah melalui proses peer-review pada tanggal 24 Februari 2025.

Klapanunggal blind cave barb menyerupai silver barb, ikan air tawar pada umumnya, tetapi dibedakan dari penampilannya yang tidak bermata dan ciri-ciri morfologi unik lainnya. Ikan ini memiliki warna putih keperakan, moncong bulat, dan duri seperti kumis di sekitar mulutnya.

Mereka mendiami kolam gua dangkal yang terletak 90 hingga 170 kaki (27,5 – 51,8 meter) ) di bawah permukaan, yang terhubung ke sistem sungai bawah tanah musiman.

Perilaku mereka termasuk diam di air yang tenang tetapi berenang secara aktif ketika diganggu, menunjukkan adaptasi mereka terhadap lingkungan gua.

Meskipun penemuan ini sangat menarik, spesies ini sudah dianggap terancam karena distribusinya yang terbatas, populasinya yang kecil, dan potensi dampak dari kegiatan industri di wilayah tersebut.

Para peneliti menamai spesies ini sesuai dengan nama kecamatan Klapanunggal, tempat pertama kali ditemukan.

Identifikasi ini didasarkan pada karakteristik morfologi, karena analisis DNA tidak dilakukan. Penemuan ini menyoroti pentingnya melestarikan ekosistem gua yang unik dan rapuh. **

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Ada Preman Berkedok Ormas Ganggu Usaha, Laporkan. Kapolri: Tak Ada Toleransi

15 Maret 2025 - 13:36 WIB

Cerita Hari Ini: Akal Tumenggung Singaranu Lolos dari Hukuman Mati Sultan Agung

15 Maret 2025 - 11:14 WIB

Gegara Bela Letkol Teddy, Jenderal Maruli Dikirimi Surat Terbuka, Polemik Makin Panjang

15 Maret 2025 - 04:33 WIB

Kasus Sujud dan Menggonggong, Ivan Sugainto Mengaku Sudah Minta Maaf ke Sekolah dan Orang Tua Korban

15 Maret 2025 - 00:23 WIB

Di Depan Mahasiswa HKBP Nommensen Menteri Komdigi Meutya Hafid Bicara Soal Literasi Digital dan Judol

14 Maret 2025 - 22:16 WIB

Satpol PP Tegas Cabut Tiang Listrik Fiber Optik Tidak Punya Izin di Jl Pattimura Jombang

14 Maret 2025 - 21:30 WIB

Komdigi Dukung Penuh Penegak Hukum Usut Dugaan Korupsi Proyek PDNS

14 Maret 2025 - 21:11 WIB

Mencengangkan Jumlah Video Porno Dibuat Eks Kapolres Ngada NTT, Ada yang di Bawah Umur

14 Maret 2025 - 20:46 WIB

Korban PHK Masih Dapat BPJS Selama Enam Bulan

14 Maret 2025 - 20:13 WIB

Trending di Nasional