Penulis: Jayadi | Editor: Aditya Prayoga
SURABAYA, KREDONEWS.COM– Artikel
Peristiwa mengejutkan terjadi dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Asosiasi Laundry Indonesia (ASLI) 2025. Seorang anggota DPD yang hadir mendadak pingsan karena serangan jantung.
Namun, bukannya segera mendapatkan pertolongan medis, ia justru hanya diberi minyak angin. Ahli tenaga kesehatan, Evander Try Marpaung, menyoroti keras kejadian ini.
Melalui unggahan di Instagram pribadinya dua minggu lalu, ia menilai banyak pejabat di Indonesia masih tidak memahami dasar pertolongan pertama (first aid).
Evander menekankan pentingnya tenaga medis yang siaga dalam setiap acara besar, bukan dianggap formalitas belaka.
“Sekelas DPD kena serangan jantung, apa dia buat? Kasih minyak kayu putih. Pangkat boleh tinggi, tapi isi kepala nol. Saya yakin 99,9 persen orang berpangkat punya jabatan di Indonesia yang nggak ngerti.”
Evander menyebut pemberian minyak angin saat serangan jantung sama sekali tidak memberi manfaat medis.
Bahkan, ia menyindir bahwa tindakan tersebut tidak berbeda dengan mempersiapkan liang lahat, karena peluang korban selamat semakin kecil tanpa penanganan yang tepat.
Menurutnya, ini menunjukkan rendahnya pemahaman pejabat maupun masyarakat umum tentang pentingnya first aid.
Kesadaran mengenai pertolongan pertama sangatlah penting, terutama pada kasus serangan jantung. Menurut situs Health Clinic, langkah yang sebaiknya dilakukan adalah:
1. Segera hubungi layanan darurat medis (118/119 di Indonesia).
2. Bantu penderita duduk setengah tegak untuk memudahkan pernapasan.
3. Berikan obat nitrogliserin jika tersedia sesuai resep dokter (pastikan jangan keliru)
4. Jika korban tidak responsif dan tidak bernapas, lakukan CPR (resusitasi jantung paru) hingga bantuan datang. (butuh pelatihan)
5. Gunakan AED (Automated External Defibrillator) bila ada di lokasi, ikuti instruksi suara dari alat.
Evander mengajak masyarakat untuk memahami bahwa pengetahuan first aid bisa menjadi pembeda antara hidup dan mati.
Pertolongan awal yang tepat memberi kesempatan lebih besar bagi pasien serangan jantung untuk bertahan hingga tenaga medis tiba.***