Menu

Mode Gelap

Headline

Hindari Marah Dalam Mendidik Anak, Dampaknya Bikin Ngeri

badge-check


					Hindari Marah Dalam Mendidik Anak, Dampaknya Bikin Ngeri Perbesar

Penulis: Jayadi | Editor: Aditya Prayoga

KREDONEWS.COM, NEW YORKS- Menghadapi perilaku anak yang sulit sering kali menguji kesabaran orang tua. Namun, banyak yang tanpa sadar mengandalkan kemarahan sebagai cara untuk mendisiplinkan. Meski terlihat efektif sesaat, pendekatan ini justru bisa membawa dampak buruk bagi perkembangan anak.

Artikel ini mengulas mengapa kemarahan sebaiknya dihindari dalam pengasuhan, disertai temuan ilmiah dikutip dari positive parenting dan sumber lainnya.

Berikut adalah alasan mengapa orang tua sebaiknya tidak menggunakan kemarahan untuk membuat anak menurut:

1. Kemarahan Menimbulkan Rasa Takut, Bukan Pemahaman
– Anak mungkin menuruti perintah karena takut, bukan karena memahami nilai atau konsekuensi alami dari tindakan mereka. Hal ini dapat menghambat perkembangan kemampuan pengambilan keputusan dan tanggung jawab.

2. Dampak Negatif pada Kesehatan Mental Anak
– Studi menunjukkan bahwa teriakan atau kemarahan orang tua dapat meningkatkan risiko depresi, kecemasan, dan masalah perilaku pada anak.

3. Anak Meniru Perilaku Orang Tua
– Anak belajar mengelola emosi dengan mengamati orang tua. Jika orang tua marah, anak mungkin mengadopsi respons emosional yang sama dalam situasi sulit.

4. Merusak Hubungan Orang Tua-Anak
– Kemarahan yang konstan dapat melemahkan ikatan kepercayaan antara orang tua dan anak, membuat anak enggan berkomunikasi secara terbuka.

5. Kemarahan Memicu Resistensi
– Anak-anak cenderung membangkang atau memberontak ketika merasa dihakimi atau diserang secara emosional.

Solusi

Disiplin Positif Lebih Efektif, Pendekatan seperti komunikasi tenang, penetapan batas jelas, dan konsekuensi logis terbukti lebih efektif dalam jangka panjang untuk membentuk perilaku anak.

Kemarahan mungkin menghasilkan kepatuhan jangka pendek, tetapi merusak perkembangan emosional dan hubungan jangka panjang.

Sumber-sumber di atas mendukung pendekatan berbasis empati, komunikasi jelas, dan disiplin konsisten tanpa agresi.***

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Miss HK 2025, Mahasiswi S3 Universitas Columbia, Bereaksi Terhadap Video Ciuman di Tepi Kolam Renang yang Bocor

9 September 2025 - 21:03 WIB

Job-fit Pemkab Jombang, Soehartono: Jika Pak Senen Lolos dan Menjabat, Sungguh Melukai Hati Rakyat!

9 September 2025 - 20:35 WIB

Jangan Minum Air Kelapa Langsung dari Buahnya

9 September 2025 - 15:14 WIB

Berbicara pada Diri Sendiri Tanda Kecerdasan, Berikut Ini Cara Mengelola

9 September 2025 - 13:15 WIB

Ketika Serangan Jantung Disambut Minyak Angin, Evander: Pentingnya Tahu First Aid

9 September 2025 - 10:03 WIB

KH Mochamad Irfan Yusuf, Menteri Kedua Kabinet Merah Putih Prabowo Asal Jombang

8 September 2025 - 19:29 WIB

Dilewati Rombongan Pengantin, Jembatan Gantung di Tolitoli Putus 4 Orang Tewas

8 September 2025 - 15:45 WIB

Begini Kata Prabowo Subianto Terkait Tuntutan 17+8, Apakah Sesuai Harapan Anda?

8 September 2025 - 09:10 WIB

Manisa BBSK Juara Tanpa Kalah di Turnamen Ferdi Zeyrek, Megatron Tetap Sopan-santun

8 September 2025 - 08:38 WIB

Trending di Headline