Penulis: Arief Hendro Sosatyo | Editor: Priyo Suwarno
KREDONEWS.COM, JOMBANG– Sekretariat Titik Nol Soekarno Desa Rejoagung Kecamatan Ploso Jombang, mengundang sanak kadang untuk hadir pacara acara diskusi publik: Jejak Soekanro di Ploso dan Sidoarjo, berlangsung di Sekolah Ongko 2 Ploso, Jombang, pukul 19.00 WIB hari ini Sabtu, 28 Juni 2025.

Undangan yang ditandatangani Sekretaris Titik Nol Soekarno, Masrifin, menggelar diskusi dengan sub thema: Kritik untuk Buku Cindy Adams, Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia, menghadirkan narasumber: Binhad Nurrochmat (inisiator Titik Nol Ploso), Abdul Rosyid Al Amin (Penelusur Sejarah Sidoarjo Masa Kuno, M Faisol (Pegiat Kompas Jombang), dengan moderator: RM Kusuma Hartana (Persada Sukarno Kediri).

Aktivis Ritik Nol Soekarno Desa Rejoagung Kecamatan Ploso Jombang, mengundang sanak hadir pacara acara Diskusi Publik: Jejak Soekarno di Ploso dan Sidoarjo, yang akan berlangsung di Sekolah Ongko 2 Ploso, Jombang, pukul 19.00 wib, hari ini Sabtu 28 Juni 2025. Foto: Dok/ Sekretariat Titik Nol Ploso
Betapapun gerak langkah warga Ploso khususnya di desa Rejoagung sangat mengalir deras, dalam melakukan aktivitas penelusuran sejarah terkhusus untu Bung Karno, sebagai Proklamator RI bersama Bung Hatta.
Sebelumnya, aktivitas Titik Nol Ploso, sudah begitu benyak berkarya sejak enam tahun silam, untuk menggarap secara serius tentang sejarah tentang Bung Karno.
Semula, orang tidak yakin bahwa Titik Nol Ploso khususnya di Gang Buntu, Bung Karno, Presiden I Republik Indonesia, diyakini lahir di Gang Buntu, Desa Rejoagung, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, pada tanggal 6 Juni 1902.
Keyakinan ini didukung oleh berbagai bukti dokumen seperti akta kelahiran, surat keputusan (beselit) ayahnya yang bertugas sebagai guru di Ploso, serta kesaksian kerabat dan masyarakat setempat.
Rumah masa kecil Bung Karno di Gang Buntu, Rejoagung, kini menjadi situs sejarah yang tengah diperjuangkan untuk ditetapkan sebagai cagar budaya nasional. Pemerintah desa dan komunitas pelestari sejarah aktif melestarikan jejak tersebut dengan menggelar tasyakuran dan dialog kebangsaan setiap tahun pada tanggal kelahirannya.
Beberapa tokoh dan peneliti sejarah, termasuk budayawan Binhad Nurrohmat, serta putri Bung Karno, Sukmawati dan Rahmawati Soekarno Putri, juga mendukung klaim bahwa Bung Karno lahir di Jombang, bukan Surabaya seperti yang selama ini umum tercatat di beberapa dokumen resmi.
Bukti tambahan menunjukkan bahwa ayah Bung Karno, Raden Soekeni Sosrodihardjo, telah bertugas sebagai guru di Ploso sejak Desember 1901, enam bulan sebelum kelahiran Bung Karno, yang memperkuat argumen kelahiran Bung Karno di Ploso, Jombang.
Singkatnya, Gang Buntu di Desa Rejoagung, Ploso, Jombang, adalah lokasi yang diyakini sebagai tempat kelahiran Bung Karno berdasarkan bukti sejarah dan dukungan masyarakat serta para ahli sejarah
Ide Binhad Nurrohmat
Binhad Nurrohmat adalah seorang sastrawan Indonesia yang lahir di pedalaman Lampung pada 1 Januari 1976. Ia dikenal sebagai penyair yang memiliki julukan “penyair kuburan” atau “sastrawan kuburan” karena inspirasinya banyak diperoleh dari kuburan. Binhad tumbuh di Yogyakarta dan kini tinggal di Jakarta.
Ia menimba ilmu di beberapa pesantren dan institusi pendidikan, termasuk Pondok Pesantren Mambaul Huda Lampung, Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta, Akademi Komunikasi Yogyakarta, dan Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta. Sejak 1996, ia aktif menulis puisi, esai, dan berbagai tulisan lain untuk media cetak dan jurnal.
Selain sebagai penyair, Binhad juga dikenal sebagai penggerak dan penggagas gerakan “Jamaah NU Miring,” sebuah kelompok yang mengusung kritisisme tajam dan jenaka terhadap berbagai aspek dalam tubuh Nahdlatul Ulama (NU). Gerakan ini bertujuan mengawal perubahan dan memberikan kritik konstruktif terhadap NU dengan semangat terbuka dan dinamis. Ia menyebut NU Miring sebagai “jama’ah kesadaran yang menggelinding,” yang berupaya menjaga tradisi lama sekaligus mengedepankan hal-hal yang lebih relevan.
Binhad juga mengelola Kuburan Institute, sebuah lembaga yang fokus mengamati dan mencatat hal-hal terkait kuburan dan tradisinya, serta menuangkan pandangan kultural mengenai hal tersebut.
Ia telah menerbitkan beberapa karya, termasuk buku puisi berjudul “Dari Selatan Pyongyang” yang diterbitkan pada 2020.
Secara pribadi, Binhad Nurrohmat tinggal di Pesantren Darul Ulum, Jombang, Jawa Timur, dan dikenal aktif menulis kolom serta artikel sastra. Ia juga suami dari Dr. Ma’murotus Sa’diyah, seorang dokter dan direktur RSUD Jombang. **