Menu

Mode Gelap

Uncategorized

Tampak Biasa, Kakek Lusuh Jual Kerupuk di Kedai, Endingnya Mengejutkan

badge-check


					Tampak Biasa, Kakek Lusuh Jual Kerupuk di Kedai, Endingnya Mengejutkan Perbesar

Penulis : Jayadi | Editor : Aditya Prayoga

KREDONEWS.COM – MALAYSIA– Mencari rezeki dengan menjual makanan dari satu meja ke meja lain adalah praktik yang sah. Namun, ada strategi marketing yang menarik perhatian pelanggan, seperti yang terjadi dalam kisah berikut ini.

Kejadian di Kedai Makan

Saat berada di sebuah kedai makan, seorang pelanggan di Malaysia mengalami interaksi menarik dengan seorang penjual kerupuk. Penjual ini adalah kakek yang sudah tua dan berbaju lusuh, penjual datang dengan membawa tiga bungkus kerupuk dan menawarkan kepada pelanggan dengan cara yang sangat persuasif.

Taktik Penjualan yang Memikat

Penjual kerupuk tersebut menggunakan kalimat yang menggugah simpati: “Beli kerupuk nak? Satu bungkus RM 4 (Rp 14.664), ambil tiga bungkus RM 10 (Rp 36.661), tinggal tiga bungkus lagi aja ni (sisa tiga bungkus saja).”

Dengan harga yang lebih menarik untuk pembelian dalam jumlah banyak, penjual berhasil menarik perhatian wanita tersebut, yang merasa tergerak untuk membeli, selain itu kakek yang sudah tua dan bebaju lusuh membuat seseorang menjadi Iba.

Simpati dan Strategi Emosional

Wanita ini mengaku mudah tersentuh, terutama ketika melihat orang tua berjualan. Ia merasa ingin membantu dan membeli ketiga bungkus kerupuk tersebut agar penjual bisa pulang setelah dagangannya habis. “Saya ini memang mudah kasihan dengan orang tua yang jualan seperti itu,” ujarnya.

Kejutan Setelah Pembelian

Namun, kejutan terjadi kurang dari lima menit setelah transaksi. Penjual kerupuk itu kembali masuk ke kedai dengan membawa tiga bungkus kerupuk yang sama, menunjukkan bahwa stok terakhir yang ia sebutkan hanyalah trik untuk memikat pelanggan.

Refleksi Pelanggan

Setelah menyaksikan kejadian tersebut, wanita ini merasa bingung namun mencoba berpikir positif. Ia mengakui bahwa taktik penjual itu efektif dan berkesan, meskipun ia merasa telah ditipu. “Tapi tidak sangka orang yang kita kasihankan itu banyak yang penipu,” ungkapnya.

Meskipun merasa tertipu, wanita ini berusaha ikhlas dan menganggap bahwa rezeki penjual tetap ada. “Semoga pakcik itu doakan rezeki saya tak putus-putus,” tutupnya dengan harapan positif.

Strategi Marketing Mix

Kisah ini menunjukkan bagaimana strategi pemasaran yang melibatkan emosi dan simpati dapat berpengaruh besar dalam menarik perhatian pelanggan, meskipun terkadang bisa disertai dengan risiko penipuan, bahkan bila penjual punya bos(bukan mandiri), orang tua tersebut tidak menyadari bahwa ia telah menjadi bagian dari strategi bosnya.***

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Kendaraan Listrik Minggir Dulu! JCB Inggeris Jual Mesin Berbahan Bakar Air Emisi Nol

8 November 2025 - 15:12 WIB

Keampuhan Metode LOA Ala Nikola Tesla 3-6-9 Dirasakan Miss Tourism

6 November 2025 - 06:58 WIB

Liga Champions 2025-2026: Liverpool Atasi Real Madrid, Hasil Lengkap

5 November 2025 - 08:34 WIB

Buku Toponimi Cerita tentang Asal-usul Nama Tempat

3 November 2025 - 17:20 WIB

PP 28/2025 Disahkan: Buka Peluang dan Tantangan Baru untuk Web3 Indonesia

1 November 2025 - 17:31 WIB

Polres Jombang Launching Aplikasi E-Pelayanan Masyarakat dan WhatsApp Center ‘Lapor Pak Kapolsek’

29 Oktober 2025 - 16:26 WIB

Kata Malioboro Nama Jalan di Yogyakarta, Artinya apa?

27 Oktober 2025 - 11:50 WIB

Fury bukan Drone, Pesawat AI Seharga Rp 235 Triliun Buatan Anduril Amerika

20 Oktober 2025 - 20:21 WIB

Cerita Hari Ini: Raffles Pandang Blambangan Sebagai Posisi Strategis

9 Oktober 2025 - 13:37 WIB

Trending di Uncategorized