Menu

Mode Gelap

Internasional

DNA Bebek Ditemukan di Dalam Kedua Mesin Jeju Air yang Jatuh Akhir Tahun Lalu

badge-check


					Kecelakaan diduga karena pesawat menabrak kawanan burung/RTR Perbesar

Kecelakaan diduga karena pesawat menabrak kawanan burung/RTR

Penulis: Jacobus E Lato | Editor: Yobie Hadiwijaya

KREDONEWS.COM, SEOUL-Kedua mesin pesawat Jeju Air yang jatuh bulan lalu dan menyebabkan 179 jiwa melayanh berisi sisa-sisa bebek, menurut laporan awal pada hari Senin (27 Januari), sementara pihak berwenang masih berusaha menentukan apa yang menjadi penyebab kecelakaan Jeju Air.

Laporan enam halaman yang dirilis oleh pihak berwenang Korea Selatan sebulan setelah kecelakaan tersebut mengatakan bahwa kedua mesin jet Boeing 737-800 berisi DNA dari Baikal Teals, sejenis bebek migrasi yang terbang ke Korea Selatan untuk menghabiskan musim dingin dalam kawanan besar.

Namun, laporan itu tidak memberikan kesimpulan awal tentang hal yang mungkin menyebabkan pesawat mendarat tanpa roda pendaratan yang terpasang, dan mengapa perekam data penerbangan berhenti merekam dalam empat menit terakhir penerbangan.

Penerbangan Jeju Air dari Bangkok pada tanggal 29 Desember 2024 melewati landasan pacu Bandara Muan saat melakukan pendaratan darurat dan menabrak tanggul yang berisi peralatan navigasi, yang disebut localiser, menewaskan semua kecuali dua dari 181 orang dan awak pesawat.

“Setelah pesawat menabrak tanggul, terjadi kebakaran dan ledakan parsial. Kedua mesin terkubur di gundukan tanah tanggul, dan badan pesawat bagian depan berserakan hingga 30-200m dari tanggul,” kata laporan itu, yang memberikan beberapa gambar baru dari lokasi kecelakaan.

Localiser membantu navigasi pesawat yang mendekati landasan pacu, dan struktur yang dibangun dari beton bertulang dan tanah di bandara Muan yang menopang antena sistem kemungkinan berkontribusi terhadap tingginya jumlah korban tewas, kata para ahli.

Penyelidikan akan membongkar mesin, memeriksa komponen secara mendalam, menganalisis data kontrol lalu lintas udara dan penerbangan, dan menyelidiki tanggul, localiser, dan bukti tabrakan burung, kata laporan itu tentang langkah selanjutnya.

“Aktivitas investigasi menyeluruh ini bertujuan untuk menentukan penyebab kecelakaan yang akurat,” katanya.
Mayday

Laporan tersebut menyoroti banyak temuan awal oleh para penyelidik Korea Selatan yang dibagikan kepada keluarga korban pada hari Sabtu, termasuk kesadaran pilot tentang sekawanan burung pada pendekatan terakhir pesawat.

Waktu pasti tabrakan burung tersebut dilaporkan oleh pilot masih belum dapat dipastikan, kata laporan kecelakaan tersebut, tetapi pesawat tersebut “membuat pernyataan darurat (Mayday x 3) untuk tabrakan burung saat berputar balik.”

Laporan tersebut tidak menyebutkan apa yang mungkin menyebabkan Perekam Suara Kokpit (CVR) dan Perekam Data Penerbangan (FDR) berhenti merekam secara bersamaan tepat sebelum pilot menyatakan keadaan darurat.

Pesawat tersebut berada pada ketinggian 152 m dengan kecepatan 298 km/jam sekitar 2 km dari landasan pacu saat perekam penerbangan berhenti merekam, katanya.

Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), sebuah badan PBB, mengharuskan penyelidik kecelakaan untuk membuat laporan awal dalam waktu 30 hari sejak kecelakaan dan mendorong laporan akhir untuk dipublikasikan dalam waktu 12 bulan.

Badan Investigasi Kecelakaan Penerbangan dan Kereta Api Korea Selatan telah membagikan laporannya dengan ICAO, Thailand, dan Amerika Serikat serta Prancis, yang merupakan negara asal bagi produsen pesawat dan mesin, kata seorang pejabat pada hari Senin.***

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Presiden Tiongkok Xi Jinping Gelar Parade Militer Besar-besaran Bersama Putin dan Kim

3 September 2025 - 20:45 WIB

Tiongkok Kembangkan Sawah Air Laut 667.000 Ha, untuk Pangan 200 Juta Penduduk

3 September 2025 - 20:02 WIB

Pilot Wanita Pertama Tiongkok, Prajurit Tercantik, Langsung `Membunuh` Sekelompok Dewi Selebriti

3 September 2025 - 12:20 WIB

Bagaimana Jika Para Wanita yang Ikut Parade Militer Kebelet Pipis? Tiongkok Punya Solusinya

3 September 2025 - 11:33 WIB

Media Rusia Sebut George Soros Ikut Biayai Demo di Indonesia

2 September 2025 - 20:13 WIB

Rusia Ganggu GPS di Pesawat Pimpinan Uni Eropa Ursula von der Leyen, Memaksa Pilot Mendarat Menggunakan Peta Kertas Jadul

1 September 2025 - 20:36 WIB

Black Widow Iran Ini Menjadi Pembunuh Berantai, Sedikitnya 11 Pria Lansia Tajir Jadi Korban

30 Agustus 2025 - 16:43 WIB

Setiap Warga Negara Vietnam akan Menerima Uang Tunai $4 sebagai Hadiah Hari Nasional

29 Agustus 2025 - 19:42 WIB

Inilah Alutsista Modern Vietnam akan Ditampilkan dalam Perayaan Hari Nasional

27 Agustus 2025 - 21:14 WIB

Trending di Internasional