Menu

Mode Gelap

News

Bayar Rp 16,6 Triliun, RI Resmi Aktif sebagai Anggota BRICS

badge-check


					Secara resmi Indonesia masuk BRCS, setelah membayar Rp 16,16 triliun, menjadi anggota aktif. Foto: Instagram@katadata Perbesar

Secara resmi Indonesia masuk BRCS, setelah membayar Rp 16,16 triliun, menjadi anggota aktif. Foto: Instagram@katadata

Penulis: Jacobus E. Lato     |     Editor: Priyo Suwarno

KREDONEWW.COM, JAKARTA- Indonesia resmi bergabung dengan BRICS sebagai anggota ke-10 setelah menyetor investasi awal US$1 miliar (setara Rp16,6 triliun) ke New Development Bank pada 1 Desember 2025. Keanggotaan ini efektif mulai Januari 2025, menjadikan Indonesia bagian dari platform pendanaan global yang sering disebut alternatif IMF dan Bank Dunia.​

Setoran dilakukan pada 1 Desember 2025, dengan pengumuman resmi sekitar 6 Januari 2025. BRICS berkembang menjadi BRICS+ untuk menampung mitra baru seperti Indonesia.​

BRICS+ mewakili lebih dari 40% populasi dunia dan 30% PDB global, membuka peluang bagi Indonesia di bidang ekonomi, perdagangan, dan keuangan.

Kolaborasi potensial mencakup pendidikan, ketahanan pangan, energi, serta pengembangan SDM melalui New Development Bank untuk proyek infrastruktur berkelanjutan.​

BRICS adalah singkatan dari Brazil, Russia, India, China, dan South Africa. Kelompok ini merupakan organisasi antarpemerintah negara-negara berkembang yang dibentuk untuk memperkuat kerjasama ekonomi, perdagangan, dan politik sebagai penyeimbang dominasi Barat.​

Akronim BRIC pertama kali diciptakan oleh ekonom Goldman Sachs Jim O’Neill pada 2001, kemudian Afrika Selatan bergabung pada 2010 sehingga menjadi BRICS pada 2011. KTT pertama diadakan pada 2009 di Rusia, dan kini berkembang menjadi BRICS+ dengan anggota baru seperti Iran, Mesir, Etiopia, UEA, serta Indonesia sebagai anggota ke-10.​

Tujuan dan Dampak

BRICS bertemu tahunan untuk koordinasi multilateral berdasarkan prinsip non-intervensi dan kesetaraan, mewakili 45% populasi dunia serta 30% PDB global. New Development Bank (NDB) didirikan 2014 untuk pendanaan infrastruktur berkelanjutan di negara anggota.​

Langkah ini juga bagian dari strategi diversifikasi hubungan internasional Indonesia. Selain BRICS, Indonesia sedang dalam proses aksesi OECD, menyelesaikan IEU-CEPA, memulai CPTPP, serta menjajaki kemitraan strategis dengan Uni Eropa, AS, hingga Afrika.

BRICS kini mencakup 20 negara yang mewakili 56% populasi dunia dan lebih dari 40% PDB global (PPP). Presiden NDB Dilma Rousseff menyebut, Indonesia sebagai pemain penting global dengan visi pembangunan jangka panjang, sebuah posisi yang kini semakin diperkuat di peta geopolitik dunia.

Indonesia resmi bergabung dengan BRICS sebagai anggota ke-10 setelah menyetor investasi awal US$1 miliar (setara Rp16,6 triliun) ke New Development Bank pada 1 Desember 2025. Keanggotaan ini menempatkan Indonesia dalam platform pendanaan global yang sering disebut alternatif IMF dan Bank Dunia.​

Keanggotaan membuka akses pendanaan pembangunan, pasar baru, serta jejaring geopolitik luas, sejalan dengan peran Indonesia di Global South. Manfaat optimal bergantung pada penguatan industri nasional, tata kelola investasi, dan diplomasi bebas aktif.​

Langkah ini bagian dari diversifikasi hubungan internasional Indonesia, termasuk proses aksesi OECD, IEU-CEPA, CPTPP, serta kemitraan strategis dengan UE, AS, dan Afrika.​

BRICS+ kini mencakup 20 negara, mewakili 56% populasi dunia dan 40% PDB global (PPP). Presiden NDB Dilma Rousseff menilai Indonesia sebagai pemain global penting dengan visi pembangunan jangka panjang yang kian kuat di peta geopolitik.

BRICS bertujuan memperkuat kerjasama ekonomi, perdagangan, dan pembangunan antarnegara berkembang sebagai penyeimbang dominasi Barat.

Kelompok ini mendorong penggunaan mata uang nasional untuk mengurangi ketergantungan pada dolar AS serta membangun sistem keuangan global yang lebih inklusif.​
Tujuan Utama

  • Meningkatkan kolaborasi ekonomi, investasi, dan inovasi teknologi tanpa bergantung pada negara maju.​
  • Menjunjung perdamaian, keamanan, kesejahteraan bersama, serta pembangunan berkelanjutan seperti pengurangan kemiskinan.​
  • Menciptakan tatanan dunia multipolar melalui dialog multilateral yang proaktif dan transparan.​

BRICS mendukung negara berkembang di bidang militer, teknologi, diplomasi, dan kerjasama tropikal seperti pemberantasan perdagangan obat terlarang. Melalui New Development Bank, pendanaan infrastruktur menjadi prioritas untuk ekspansi ekonomi anggota. **

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Terduga Sempat Hadiri Otopsi Faradila di RS Pusdik Watukosek, Polda Menahan Oknum Polisi Ipar Korban

17 Desember 2025 - 15:24 WIB

Pencurian Motor Kurir JNT di Bangkalan, Polisi Ringkus Tiga Tersangka 105 Paket Amblas

17 Desember 2025 - 13:56 WIB

Agar Siswa Suka Makan Sayur, Nanik Deyang Sarankan Petugas MBG Gunakan Pakaian Power Ranges

17 Desember 2025 - 12:20 WIB

Wali Kota Mojokerto melantik 1.378 Pramuka Garuda dari pasukan Siaga, Penggalang

17 Desember 2025 - 09:45 WIB

Temuan Jasad Faradila di Wonorejo Pasuruan, Diduga Pelakunya Oknum Polisi Ipar Korban

17 Desember 2025 - 08:48 WIB

Nanik Deyang Tegaskan Sopir MBG Wajib Miliki Lebih dari SIM A dan Berprofesi Sopir

16 Desember 2025 - 19:06 WIB

Kasus Pencurian Motor di Kedungmaling, Polisi Serahkan 5 Tersangka ke Kejaksaan Mojokerto

16 Desember 2025 - 18:39 WIB

Dedi Mulyadi Tancapkan Batu di Teras Lima, Pertanda Dimulai Rekonstruksi Situs Purbakala Gunung Padang

16 Desember 2025 - 18:08 WIB

Panjat Tebing, Alma Ariella Remaja Gresik Sabet Medali Emas di SEA Games Bangkok

16 Desember 2025 - 17:35 WIB

Trending di Headline