Penulis: Tanasyafira Libas Tirani | Editor: Priyo Suwarno
KRENEWS.COM, JAKARTA– Sudah delapan bulan berlalu, pencarian terhadap Alvaro Kiano, bocah berusia enam tahun yang hilang di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, masih terus berlangsung dengan penuh harap.
Alvaro terakhir kali terlihat pada 6 Maret 2025 di Masjid Jami Al Muflihun, tak jauh dari rumahnya. Kepergian itu meninggalkan luka mendalam bagi keluarganya, terutama sang ibu yang tak pernah lelah melapor ke polisi dan menunggu kabar baik setiap harinya.
Kapolsek Pesanggrahan, AKP Seala Syah Alam, mengungkapkan bahwa upaya pencarian telah melibatkan berbagai instansi, termasuk Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Selatan.
Pencarian tidak hanya terbatas di Jakarta, tetapi meluas hingga Batam dan Cilegon, Banten, demi menemukan jejak Alvaro.
Namun, proses ini tidak berjalan mulus, khususnya karena rekaman CCTV di lokasi terakhir yang menunjukkan Alvaro sudah terhapus sebelum laporan resmi dibuat, sehingga menghambat kemajuan penyelidikan.
Polisi masih membuka kemungkinan berbagai skenario, termasuk dugaan penculikan, sambil terus memaksimalkan sumber daya untuk menemukan Alvaro.
Dengan ciri-ciri khas kulit agak gelap dan rambut cepak, masyarakat diharapkan ikut serta memberikan informasi.
Bagi yang memiliki data terkait keberadaannya, dapat menghubungi nomor kontak yang tersedia: 0878-7799-2246 (Rosbana, Resmob Polda Metro Jaya), 0813-8222-5050 (Polsek Pesanggrahan), atau Call Center Polisi 110.
Kisah
Kronologi hilangnya Alvaro Kiano, bocah berusia enam tahun, bermula pada tanggal 6 Maret 2025 di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Alvaro terakhir kali terlihat di Masjid Jami Al Muflihun saat menjalankan ibadah salat Magrib, sekitar pukul 18.00 WIB.
Pada saat itu, Alvaro diketahui memakai kaos hitam, celana panjang hitam, dan sendal hitam, serta memiliki ciri-ciri fisik berkulit agak gelap, berambut cepak dan bertubuh kurus.
Setelah selesai menjalankan shalat, selama bulan Ramadan, anak ini biasanya pulang bersama keluarganya. Namun, pada hari itu, Alvaro tidak kunjung pulang ke rumah.
Keluarga kemudian mulai mencari keberadaannya dan melapor ke pihak berwajib keesokan harinya, tepatnya tanggal 7 Maret 2025.
Di hari itu pula, petugas memeriksa rekaman CCTV di sekitar lokasi, tetapi sebagian besar kamera mati dan yang tersisa tidak merekam keberadaan Alvaro, sehingga menyulitkan Jejak dari keberadaannya.
Dalam proses pencarian yang berjalan selama lebih dari 50 hari, polisi dan pihak keluarga terus berupaya mencari petunjuk, termasuk memperluas pencarian ke luar Jakarta menuju Batam dan Cilegon, Banten.
Kendala utama dalam penyelidikan adalah keberadaan pria misterius yang diduga mengaku sebagai ayah Alvaro dan sempat mencari keberadaannya di masjid, padahal ayah kandung Alvaro sedang menjalani hukuman di Lapas Cipinang. Hingga saat ini, identitas pria tersebut masih dalam penyelidikan dan keberadaan Alvaro belum ditemukan. **







