Headline
Perentasan 180 Juta Akun Gmail, Google Membantah Ini Penjelasannya
Perbesar
Logo Gmail. Foto: Gmail
Penulis: Jacobus E. Lato | Editor: Priyo Suwarno
KREDONEWS.COM, AMERIKA- Lebih dari 180 juta akun Gmail diduga bocor dan tersebar di dunia maya, namun bukan karena peretasan langsung ke Google.
Data ini berasal dari pengumpulan oleh infostealer malware yang menginfeksi perangkat pengguna dan mencuri data login, termasuk alamat email dan kata sandi.
Kebocoran ini berjumlah sekitar 183 juta akun unik, termasuk sekitar 16,4 juta akun yang belum pernah muncul sebelumnya dalam kebocoran data.
Pakar keamanan menyatakan bahwa data ini merupakan hasil dari aksi malware yang mengumpulkan data dari berbagai sumber di internet selama sekitar setahun, tidak berasal dari pelanggaran pada server Google sendiri.
Google sendiri membantah langsung diretas namun tetap mengimbau pengguna untuk meningkatkan keamanan akun dengan mengganti kata sandi, mengaktifkan autentikasi dua faktor (2FA), serta meninjau aktivitas akun mereka.
Pengguna dapat memeriksa apakah akun mereka termasuk yang bocor dengan mengunjungi situs Have I Been Pwned dan memasukkan alamat email mereka.
Jika akun terdeteksi bocor, disarankan segera mengganti kata sandi dan mengaktifkan metode keamanan tambahan. Kebocoran ini menjadi pengingat pentingnya kesadaran dan pengelolaan keamanan digital secara hati-hati di era serangan siber yang terus meningkat.
Informasi tentang kebocoran 180 juta akun Gmail ini berasal dari laporan dan analisis para pakar keamanan siber, terutama Troy Hunt, pendiri situs Have I Been Pwned (HIBP), yang menambahkan dataset besar berisi data hasil curian oleh infostealer malware ke dalam basis data mereka pada 21 Oktober 2025.
Situs HIBP memantau kebocoran data dan memberi tahu publik soal akun-akun yang terlibat. Selain itu, pakar dari perusahaan keamanan siber Tenable juga mengonfirmasi bahwa kebocoran ini tidak berasal dari peretasan langsung Google, melainkan data login yang dicuri dari perangkat pengguna yang terinfeksi malware.
Informasi ini tersebar luas melalui media teknologi dan portal berita di Indonesia serta dunia dengan referensi langsung dari para ahli tersebut dan situs HIBP sebagai sumber utama data kebocoran tersebut.
Reaksi Google atas dugaan kebocoran 180 juta akun Gmail ini adalah penegasan bahwa tidak ada bukti Google diretas secara langsung. Google menyatakan bahwa data yang bocor berasal dari infostealer malware yang menginfeksi perangkat pengguna, bukan dari pelanggaran di server Google.
Google menegaskan pertahanan Gmail tetap kuat dan pengguna tetap dilindungi. Mereka juga mendorong pengguna untuk meningkatkan keamanan akun dengan mengganti kata sandi secara berkala, mengaktifkan verifikasi dua langkah (2FA), dan memeriksa aktivitas akun mereka.
Google menyatakan kebocoran ini merupakan bagian dari serangan siber berskala luas yang melibatkan berbagai situs dan layanan, bukan khusus Gmail saja. **
Baca Lainnya
Trending di News