Menu

Mode Gelap

Headline

Alat Berat Mulai Bongkar Reruntuhan Bangunan Pondok Al Khoziny Buduran

badge-check


					Basarnas dan tim gabungan ssejak Kamis sore, 2 Oktober 2025, telah memutuskan menggunakan alat berat untuk membongkar reruntuhan bangunan di pondok Al Khoziny yang roboh, 30 Oktober 2025 lalu. Keputusan dibuat setelah melakukan tiga kali asesemen, tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan di puing-puing bangunan itu. Foto: Istimewa Perbesar

Basarnas dan tim gabungan ssejak Kamis sore, 2 Oktober 2025, telah memutuskan menggunakan alat berat untuk membongkar reruntuhan bangunan di pondok Al Khoziny yang roboh, 30 Oktober 2025 lalu. Keputusan dibuat setelah melakukan tiga kali asesemen, tidak ditemukan tanda-tanda kehidupan di puing-puing bangunan itu. Foto: Istimewa

Penulis: Saifudin   |     Editor: Priyo Suwarno

KREDONEWW.COM, SIDOARJO- Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, sejak Kamis sore, 2 Oktober 2025, mulai terdengar dentuman alat berat memecah kesunyian. Ini menandai babak baru dalam tragedi runtuhnya bangunan yang menewaskan santri.

Di balik suara mesin yang menggerus reruntuhan, tersimpan cerita perjuangan kemanusiaan yang menggetarkan hati.

Sebelum “sang raksasa besi” dikerahkan, tim SAR gabungan terlebih dahulu melalui proses mengharukan: tiga kali asesmen menyeluruh dalam kurun 10 jam, berjuang di atas tumpukan beton yang memilukan.

“Kami tidak akan berhenti sampai yakin tidak ada lagi nyawa yang tersisa,” ujar Kepala Subdirektorat RPDO Basarnas, Emi Freezer, dengan suara berat. Pukul 23.00 Rabu malam, 02.00 dini hari, dan 07.00 pagi—tim menyisir puing menggunakan detektor kehidupan dan anjing pelacak. Hasilnya? Nihil. Setiap kali alat berbunyi sunyi, seolah harapan ikut terkubur.

“Keputusan menggunakan alat berat adalah yang terberat. Ini bukan sekadar operasi, tapi melepas keinginan terakhir kami untuk menemukan korban selamat,” tambah Freezer, matanya berkaca-kaca mengingat detik-detik terakhir asesmen.

300 Kantong Jenazah
Di balik prosedur standar, terdapat persiapan yang menyayat hati. Kepala BNPB, Letjen TNI Suharyanto, memimpin penyiapan kekuatan luar biasa: 219 petugas terlatih, 300 kantong jenazah, 30 ambulans, dan 5 crane raksasa—semua siaga di lokasi seperti pasukan menghadapi perang.

“Setiap kantong jenazah yang kami bawa adalah doa agar korban bisa pulang dengan layak. Setiap crane adalah janji kami untuk mengakhiri penderitaan keluarga yang menunggu,” ujar Suharyanto.

Ia menjelaskan proses evakuasi akan berjalan bertahap dan penuh kehati-hatian: “Setiap lapisan puing diangkat crane, tim akan turun tangan kembali memastikan tak ada tanda kehidupan. Ini ritual kehormatan bagi mereka yang telah pergi.”

Dilema 
Di antara suara mesin dan debu beton, terlihat sosok-sosok petugas yang terpaksa mengubur harapan. Seorang anggota tim SAR terlihat memeluk erat sesama rekan setelah asesmen ketiga—isyarat bahwa perjuangan mencari keajaiban harus berakhir.

“Kami tahu keluarga masih berdoa di pengungsian. Tapi tugas kami kini berubah: memastikan korban ditemukan dengan martabat,” tutur seorang relawan yang enggan disebut namanya.

Sore itu, saat crane pertama mengangkat balok betulang, seorang ibu tertunduk di pengungsian. Ia tak menangis—hanya menggenggam foto anaknya yang masih berseragam putih ponpes. Di kejauhan, terdengar adzan maghrib berkumandang, seolah menyapa ruh-ruh yang tengah dicari.

Tragedi Al Khoziny meninggalkan pelajaran: di tengah reruntuhan fisik, ada kekuatan manusia yang tak runtuh—ketulusan menolong, keberanian menghadapi kenyataan, dan keikhlasan melepas. Tim SAR bukan sekadar “petugas evakuasi”. Mereka adalah pahlawan yang memastikan cinta lebih kuat dari beton.

“Kami pulangkan mereka bukan sebagai korban, tapi sebagai insan yang dihormati. Itu janji kami.”
—Tim SAR Gabungan, di atas puing-puing Ponpes Al Khoziny. **

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Produk UMKM Jombang Mejeng Ajang Jatim Fest, Yuliati: Laku Rp 75 Juta/ Hari

2 Oktober 2025 - 21:29 WIB

Tak Ada Tanda Kehidupan di Reruntuhan Musala Ponpes Al-Khoziny, Alat Berat Dioperasikan

2 Oktober 2025 - 20:33 WIB

Netizen Sorot Bangunan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Lantai 2, 3 dan 4 Melet

2 Oktober 2025 - 16:19 WIB

Bupati Warsubi Pantau Langsung MBG di SMPN 1 Sumobito: Harus Tepat Sasaran

2 Oktober 2025 - 15:52 WIB

SMP Al Furqon Gelar Karya Assesmen 2025: Ada Batik BadongO dan Robotik

2 Oktober 2025 - 15:24 WIB

Kasus Dua Vs Satu, Jaksa Ajukan Tuntutan Hukum 5 Tahun Penjara di PN Mojokerto

2 Oktober 2025 - 14:43 WIB

166 Kali Gempa Susulan Guncang Sumenep Pascagempa M 6,5, Warga Diminta Waspada

2 Oktober 2025 - 14:39 WIB

Mulai 1 Oktober 2025, ASN dan Tentara Pemerintah Amerika tak Bisa Ambil Gaji

2 Oktober 2025 - 14:15 WIB

Punya Kekayaan Rp 242 M, KPK Tahan Mantan Dirut PT PGN Hendi Prio Santoso

2 Oktober 2025 - 13:47 WIB

Trending di Headline