Penulis: Arief Hendro Soesatyo | Editor: Priyo Suwarno
KREDONEWS.COM, JOMBANG- Teknologi IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) komunal untuk mengolah limbah pabrik tahu di Kecamatan Jogoroto, Jombang, yang diresmikan Selasa, 16 September 2025, merupakan hasil kerja sama Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK), PT Perusahaan Gas Negara (PGN), dan Pemerintah Kabupaten Jombang.
Menelan anggaran Rp 7,7 miliar, IPAL ini didesain untuk menekan polusi organik hingga 77 persen dari limbah cair yang dihasilkan oleh 88 pabrik tahu di Jogoroto, yang mencapai sekitar 1,26 juta liter per hari dengan kandungan BOD (Biological Oxygen Demand) sebesar 4.200 kilogram per hari.
Penjelasan teknis tentang IPAL Komunal Jogoroto, Jombang, diberikan oleh beberapa pihak yang terlibat langsung dalam proyek tersebut, terutama:
-
Tulus Laksono, Direktur Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Air dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yang memberikan pemaparan teknis dan strategis terkait pembangunan serta efektifitas IPAL dalam mengatasi limbah cair pabrik tahu.
-
Selain itu, perwakilan dari PT Perusahaan Gas Negara (PGN) yang juga terlibat dalam aspek teknis dan pendanaan proyek IPAL komunal ini mendukung penjelasan teknis terutama terkait penggunaan teknologi dan pengelolaan limbah.
-
Pihak teknisi dan konsultan yang merancang serta membangun IPAL ini juga menjadi sumber informasi teknis di lapangan, walaupun nama individu teknisi spesifik biasanya tidak disebutkan secara publik.
Jadi, sumber penjelasan teknis utama adalah pejabat KLHK seperti Tulus Laksono dan tim teknis dari PGN yang mengawal pelaksanaan proyek IPAL Jogoroto tersebut.
Setelah pengolahan limbah dengan IPAL komunal, kadar BOD berhasil ditekan menjadi 960 kilogram per hari, sehingga limbah yang dibuang lebih ramah lingkungan dan sesuai dengan standar pengelolaan lingkungan berkelanjutan.
Selain pengolahan limbah cair, program ini juga menyertakan pembuatan kolam fitoremediasi untuk irigasi pertanian, pemanfaatan enceng gondok menjadi pupuk organik, peralihan bahan bakar ke gas bumi yang lebih ramah lingkungan menggantikan kayu bakar, serta pengumpulan minyak jelantah. Aspek sosial-ekonomi juga diperhatikan dengan pembentukan koperasi, pemberdayaan perempuan, pelatihan UMKM, serta fasilitasi sertifikasi halal dan izin usaha.
Pembangunan IPAL ini merupakan bukti nyata kolaborasi strategis antara KLHK, PT PGN, dan Pemkab Jombang yang ditandai dengan peletakan batu pertama pada Selasa, 16 September 2025.
Ini merupakan upaya konkret menjaga keberlanjutan lingkungan, kesehatan masyarakat, dan menciptakan industri tahu yang harmonis dengan alam, sekaligus mengurangi pencemaran air Sungai Brantas yang selama ini menjadi masalah utama dari limbah pabrik tahu di sentra tersebut.
Teknologi yang digunakan pada IPAL Komunal Sentra Tahu di Jogoroto, Jombang, memiliki keandalan yang cukup tinggi dalam menekan polusi organik dari limbah cair pabrik tahu.
Teknologi ini mampu menurunkan kadar Biological Oxygen Demand (BOD) dari limbah cair sebanyak 4.200 kilogram per hari menjadi hanya sekitar 960 kilogram per hari, penurunan polusi organik mencapai 77 persen.
Pengolahan limbah ini menjadikan kualitas limbah yang dihasilkan lebih ramah lingkungan dan sesuai standar pengelolaan lingkungan berkelanjutan.
Teknologi ini juga didukung dengan pengelolaan yang komprehensif meliputi program kolam fitoremediasi untuk irigasi pertanian, pemanfaatan eceng gondok menjadi pupuk organik, serta peralihan bahan bakar ke gas bumi yang lebih bersih.
Penerapan Life Cycle Assessment (LCA) dalam proses perencanaan dan pelaksanaan proyek memastikan dampak lingkungan diminimalkan dan hasil optimal bagi masyarakat.
Secara teknis, IPAL menggunakan proses sedimentasi dengan plate settler dan sistem aliran naik-turun yang efektif mengolah limbah dengan kandungan bahan organik tinggi. Ini telah diuji melalui sampling dan pengukuran kualitas air (BOD, COD, TSS) sehingga terbukti mampu mengurangi beban pencemaran sungai dan lingkungan sekitar secara signifikan.
Dengan dukungan Kementerian Lingkungan Hidup, PGN, serta Pemkab Jombang, IPAL ini juga mendapat pengawasan intensif agar operasionalnya terus optimal dan sesuai standar pengelolaan lingkungan. Oleh karena itu, teknologi pada IPAL Komunal Jogoroto dapat dikatakan andal dan berfungsi efektif dalam mengatasi permasalahan limbah industri tahu di kawasan tersebut.
Belum ada diagram flowchart proses IPAL Komunal secara spesifik untuk sentra tahu di Jogoroto, Jombang yang dipublikasikan secara resmi dalam bentuk grafis pada sumber-sumber berita utama. Namun, secara umum, alur proses IPAL biasanya meliputi tahap-tahap:
- Masuknya limbah cair ke bak ekualisasi (penyeimbang kualitas dan kuantitas limbah),
- Proses sedimentasi awal untuk mengendapkan partikel kasar,
- Pengolahan biologis dengan biodigester atau bak aerasi (menguraikan bahan organik),
- Filtrasi untuk penjernihan lanjutan,
- Kolam saniter sebagai tahap akhir untuk menurunkan karakteristik limbah sebelum dibuang atau dimanfaatkan kembali. **