Penulis: Jayadi | Editor: Aditya Prayoga
KREDONEWS.COM-SURABAYA– Apakah Anda pernah mendapati diri berbicara keras-keras pada diri sendiri, lalu bertanya, “Apakah ini normal?”
Jawabannya: ya, itu normal. Bahkan, berbicara pada diri sendiri bisa menjadi tanda kecerdasan. Kebiasaan ini, yang dikenal dengan istilah self-talk atau private speech, merupakan cara alami untuk memproses emosi, mengatur pikiran, sekaligus memotivasi diri.
Bahkan, tokoh besar seperti Albert Einstein dikenal sering berbicara pada dirinya sendiri untuk fokus dan menemukan solusi atas persoalan rumit.
Manfaat berbicara pada diri sendiri
Dr. Caroline Leaf, ahli patologi komunikasi dan ilmu saraf kognitif, menjelaskan bahwa self-talk membantu seseorang memahami apa yang sedang dialami secara internal. Dampaknya bukan hanya pada kejernihan pikiran, tetapi juga kesehatan mental dan fisik.
Selain itu, berbicara pada diri sendiri dapat memperkuat daya ingat dan meningkatkan konsentrasi. Dengan menyuarakan pikiran, otak diberi jalur tambahan untuk memproses informasi sehingga lebih mudah diingat.
Beberapa alasan mengapa self-talk dikaitkan dengan kecerdasan:
Sejumlah penelitian menunjukkan self-talk berkaitan dengan kemampuan kognitif yang lebih tinggi.
Studi University of Wisconsin dan University of Pennsylvania menemukan anak-anak yang sering berbicara pada diri sendiri lebih baik dalam menyelesaikan tugas dan memiliki perkembangan kognitif lebih tinggi.
Menurut Dr. Leaf, self-talk adalah tanda kecerdasan fungsional tinggi karena membantu mengatur pikiran, menghadapi stres, dan meningkatkan konsentrasi.
Dengan berbicara pada diri sendiri, otak dipaksa bekerja lebih dalam, yang pada akhirnya memperkuat pemahaman dan kemampuan memecahkan masalah.
– Meningkatkan kinerja kognitif, fokus, dan persepsi.
– Memperkuat memori jangka panjang.
– Membantu mengorganisir pikiran dan – mempersiapkan diri.
– Memotivasi diri melalui afirmasi positif, lebih efektif jika menggunakan kata “kamu” ketimbang “saya.”
– Membantu mengolah informasi kompleks, mengendalikan emosi, serta meningkatkan pengambilan keputusan.
Kapan perlu diwaspadai?
Meskipun biasanya sehat, self-talk bisa menjadi tanda masalah jika:
Isi pembicaraan negatif atau merendahkan diri sendiri → indikasi depresi atau harga diri rendah.
Disertai halusinasi, seperti mendengar suara yang memberi perintah atau merasa berbicara dengan orang lain → bisa mengarah pada skizofrenia.
Mengganggu fungsi sehari-hari, seperti pekerjaan, hubungan sosial, atau aktivitas rutin.
Jika self-talk justru menimbulkan distress atau gejala lain, sebaiknya segera mencari bantuan profesional.
Cara membuat self-talk lebih bermanfaat
Gunakan bahasa positif. Ubah kalimat “Saya tidak bisa melakukan ini” menjadi “Ini memang sulit, tapi saya akan berusaha sebaik mungkin.”
Ajukan pertanyaan pada diri sendiri agar bisa melihat masalah dari sudut pandang berbeda.
Gunakan sudut pandang orang ketiga. Penelitian dari Michigan State University dan University of Michigan membuktikan teknik ini membantu mengendalikan emosi dan menurunkan kecemasan.
Jadikan sebagai alat motivasi, misalnya saat persiapan presentasi, wawancara, atau menghadapi situasi sulit.
Bukti penelitian tambahan
Peneliti di Bangor University, Inggris, menemukan orang yang menyebut nama objek ketika mencarinya dapat menemukannya lebih cepat dibandingkan yang hanya diam.
Berbagai studi psikologi juga menguatkan bahwa self-talk adalah mekanisme kognitif yang mendukung berpikir kritis dan pemrograman mental yang lebih baik.
Kesimpulan
Berbicara pada diri sendiri bukan tanda gangguan mental, melainkan kebiasaan sehat yang dapat membantu pikiran Beberapa alasan mengapa self-talk dikaitkan dengan kecerdasan:lebih teratur, memori lebih kuat, serta motivasi lebih terjaga.
Selama tidak mengganggu kehidupan sehari-hari atau disertai halusinasi, tidak ada alasan untuk khawatir.****