Penulis: Jayadi | Editor: Aditya Prayoga
KREDONEWS.COM, SURABAYA-
Perceraian abu-abu, juga dikenal sebagai perceraian perak mengacu pada tren perceraian yang meningkat di antara pasangan yang lebih tua, biasanya mereka yang berusia 50 tahun ke atas yang telah menjalani pernikahan jangka panjang.
Tren demografis ini telah diamati sejak tahun 1980-an, terutama di negara-negara seperti Amerika Serikat, dan telah mendapatkan perhatian publik sejak awal tahun 2000-an.
Karakteristik Utama
– Kelompok usia: Biasanya pasangan berusia di atas 50 tahun, terkadang khususnya di atas 65 tahun.
– Tren meningkat: Tingkat perceraian untuk orang di atas 50 tahun meningkat dua kali lipat antara tahun 1990 dan 2010 di AS.
Umumnya disebut: Silver splitter.
Penyebab: Meliputi perselisihan finansial, jarak emosional, perubahan prioritas pribadi, kesepian setelah anak-anak meninggalkan rumah, kecanduan zat terlarang, perselingkuhan, dan perbedaan visi hidup.
Dampak
Dampak Keuangan
– Perceraian di usia lanjut dapat mengguncang stabilitas finansial, khususnya pembagian aset dan pensiun yang menjadi sumber tekanan besar.
Biaya hidup yang harus ditanggung sendiri menjadi tantangan, apalagi jika salah satu pihak tidak memiliki penghasilan tetap.
Wanita sering mengalami penurunan standar hidup yang lebih signifikan dibanding pria setelah perceraian.
Dampak Sosial
Dikutip dari VeryWellMind, pasangan yang bercerai di usia tua berpotensi kehilangan jaringan sosial, karena teman-teman pasangan dan lingkaran sosial bisa berubah atau berkurang.
Interaksi sosial cenderung terbatas setelah status pernikahan berubah, meningkatkan risiko isolasi sosial.
Dampak Hubungan Keluarga
Setelah perceraian, laki-laki cenderung menjadi kurang dekat secara emosional dengan anak-anak dewasa dibanding perempuan, meskipun masih memberikan dukungan finansial.
Perempuan biasanya lebih dekat dengan anak-anak tetapi mungkin menghadapi kesulitan dalam mendapatkan dukungan finansial yang setara.
Aspek Sosial dan Psikologis
Perceraian di usia senja dapat menyebabkan tantangan emosional seperti depresi, kesepian, dan kecemasan.
Kesepian dan perubahan prioritas hidup seringkali memicu keputusan untuk bercerai setelah bertahun-tahun menikah.
Peningkatan usia harapan hidup manusia dan perubahan norma sosial seputar perceraian berkontribusi signifikan terhadap tren ini, karena generasi yang lebih tua lebih mandiri secara finansial dan tidak terlalu terikat oleh stigma perceraian.
Tokoh Dunia dan Indonesia
Beberapa tokoh dunia yang mengalami grey divorce atau perceraian di usia lanjut antara lain:
– Bill Gates an Melinda French menikah 27 tahun dan bercerai pada Mei 2021.
– Tipper dan Al Gore, mantan wakil presiden AS, pisah setelah lebih dari 40 tahun menikah.
– Arnold Schwarzenegger dan Maria Shriver, menikah 1986, bercerai setelah pengakuan Schwarzenegger memiliki anak diluar nikah.
– Hugh Jackman dan Deborra-Lee Furness, menikah hampir 30 tahun, mengumumkan perceraian tahun 2025.
– Kevin Costner dan Christine Baumgartner, menikah 2004, bercerai 2024.
– Meryl Streep dan Don Gummer, menikah hampir 50 tahun, berpisah tahun 2023.
– Billy Ray dan Tish Cyrus, menikah 1993, mengajukan cerai pada 2022.
– Valerie Bertinelli dan Tom Vitale, menikah 2011, cerai 2022.
Tokoh Indonesia yang mengalami grey divorce atau perceraian di usia lanjut antara lain:
– Lydia Kandou dan Jamal Mirdad
– Dewi Yull dan Ray Sahetapy
– Mark Sungkar dan Fanny Bauty, yang bercerai setelah 22 tahun menikah