Penulis: Jayadi | Editor: Aditya Prayoga
DENPASAR, KREDONEWS.COM– Empat minggu lalu, seorang perempuan bernama Ashley King membagikan kisah hidupnya yang tragis melalui sebuah video.
Ia bercerita bagaimana ia kehilangan penglihatan setelah perjalanan ke Bali, akibat minuman yang mengandung metanol.
Kisahnya menyita perhatian banyak orang, dengan lebih dari 112 ribu suka, 4 ribu komentar, dan dibagikan ulang lebih dari 2 ribu kali.
Ashley memulai kisahnya dengan kalimat: “My name is Ashley King, and I’m blind.” Namaku Ashley King, dan aku buta. “I wasn’t born blind.” Aku tidak dilahirkan buta.
“I actually lost my eyesight in a very weird and unusual way that could have been prevented.” Aku kehilangan penglihatanku dengan cara yang aneh dan tidak biasa, padahal sebenarnya bisa dicegah.
Ashley menceritakan bahwa ia sedang dalam perjalanan backpacking di Bali. “Pada malam terakhirku di Kuta, aku keluar untuk minum beberapa gelas.” ujarnya.
Hari berikutnya ia terbang ke Selandia Baru, namun dua hari kemudian ia bangun dalam keadaan sangat sakit.
“Aku segera dilarikan ke rumah sakit karena tidak bisa bernapas dan tidak bisa melihat.” terangnya.
Dokter memberitahunya bahwa tubuhnya mengandung kadar metanol yang sangat tinggi. Ia menjelaskan bahwa metanol adalah zat kimia berbahaya yang biasanya digunakan dalam proses industri.
Namun di beberapa negara berkembang, metanol sering dicampurkan ke dalam alkohol oplosan untuk menambah volume cairan. Minuman beracun ini kemudian dijual kembali ke bar, restoran, atau hotel, dan disajikan kepada pengunjung yang tidak menyadari bahaya di baliknya.
Ashley mengingatkan, ” Kamu mungkin mengira sedang minum vodka soda, padahal sebenarnya itu koktail bercampur metanol.” terangnya.
Minuman itu tidak memiliki aroma atau rasa yang berbeda dari alkohol biasa. Padahal, hanya 30 mililiter bisa mematikan, dan 15 mililiter saja bisa membuat seseorang buta, mengalami kerusakan organ, hati, bahkan otak.
Ashley menyebut kehilangan penglihatan sebagai hal paling berat yang pernah ia alami. Namun ia menganggap dirinya masih beruntung karena masih hidup.
Ia mencontohkan kasus lima turis di Laos yang meninggal pada November 2024 setelah mengonsumsi minuman beralkohol yang tercemar metanol di hostel tempat mereka menginap.
Karena itu, Ashley terus mengampanyekan kesadaran bahaya metanol. Ia membuat petisi di Change.org agar keracunan metanol diajarkan di sekolah dan dipasang peringatan di bandara untuk para wisatawan.
“This doesn’t need to happen, and if we can save one life, then it’ll all be worth it.” Hal ini seharusnya tidak terjadi, dan jika kita bisa menyelamatkan satu nyawa saja, maka semuanya akan sepadan.
Data Kasus Keracunan Metanol di Indonesia
Indonesia mencatat insiden keracunan metanol terbanyak di dunia, menurut inisiatif Methanol Poisoning Initiative hasil kolaborasi antara Médecins Sans Frontières dan Universitas Oslo. Penyebab utamanya adalah konsumsi miras oplosan (arak), terutama di wilayah seperti Bali, Lombok, dan Gili.
Dalam dua dekade terakhir, tercatat 329 kematian akibat keracunan metanol, menjadikan Indonesia negara terdampak paling parah dari 184 negara yang dipantau.
Setiap tahun, ratusan orang di Indonesia meninggal dunia akibat keracunan metanol. Menurut laporan ABC, terdapat 58 insiden dalam 12 bulan terakhir secara global yang mencakup lebih dari 1.200 korban dan 400 lebih kematian—dan Indonesia memegang angka tertinggi.****