Penulis: Jayadi | Editor: Aditya Prayoga
KEDONEWS.COM, DENVER– Elon Musk memutuskan hubungan politiknya dengan Donald Trump setelah menentang keras sebuah rancangan undang-undang kebijakan domestik yang disahkan oleh pemerintahan Trump.

Musk menilai RUU tersebut boros dan akan menambah triliunan dolar pada defisit anggaran federal. Ia menyebut legislasi itu sebagai “aib yang menjijikkan” karena mengandung banyak anggaran “pork barrel” yang dianggapnya merusak upaya pengelolaan fiskal yang bertanggung jawab.
Salah satu hal yang membuat Musk kecewa adalah dihapuskannya insentif pajak untuk kendaraan listrik, yang selama ini menguntungkan Tesla. Padahal, Musk diketahui telah melobi agar insentif itu tetap dipertahankan. Ia juga tidak senang karena pemerintahan Trump menolak penggunaan sistem satelit Starlink miliknya untuk pengendalian lalu lintas udara dengan alasan konflik kepentingan dan persoalan teknis.
Ketegangan semakin memanas ketika Trump menarik pencalonan seorang sekutu Musk untuk posisi Administrator NASA. Hubungan yang semula erat pun berubah menjadi perseteruan terbuka. Musk menjauh dari perannya sebagai penasihat pemerintah, sementara Trump mengancam akan memutus kontrak federal dengan perusahaan-perusahaan milik Musk.
Menurut laman Allsides, tak lama setelah konflik tersebut, Musk mengumumkan pembentukan partai politik baru bernama America Party. Ia menyebut sistem politik AS saat ini sebagai “sistem satu partai yang tidak demokratis”, dan ingin menghadirkan alternatif nyata terhadap dominasi Partai Republik dan Partai Demokrat.
Sebelumnya, Musk merupakan salah satu pendukung utama Trump dalam pemilu 2024 dan menjalankan super PAC bernama America PAC. Namun, perbedaan pandangan soal kebijakan dan pengelolaan fiskal membuat Musk menarik dukungan dan memilih jalur politik sendiri.
Hingga kini, America Party belum merilis platform kebijakan secara rinci, dan belum diketahui sejauh mana proses legal pembentukannya di Komisi Pemilihan Federal (FEC).
Meski begitu, langkah ini menandai pergeseran signifikan dalam sikap politik Musk. Setelah sebelumnya mendukung Demokrat hingga tahun 2020, Musk kini lebih condong ke arah pandangan libertarian dan kanan-tengah, dengan penekanan pada meritokrasi, kebebasan individu, dan pembatasan campur tangan pemerintah.
Secara keseluruhan, keputusan Elon Musk membentuk America Party mencerminkan kekecewaannya terhadap kebijakan Trump sekaligus keinginannya menghadirkan pendekatan politik yang lebih bebas dan terbuka bagi rakyat Amerika.****