Menu

Mode Gelap

Headline

Podcast Helmy Yahya Bermasalah, Telur Dadar: Bom Waktu Stunting di Keluarga Miskin

badge-check


					Podcast Helmy Yahya, Dok: YouTube Helmy Yahya Berbicara Perbesar

Podcast Helmy Yahya, Dok: YouTube Helmy Yahya Berbicara

Penulis: Jayadi | Editor: Aditya Prayoga

KREDONEWS.COM, JAKARTA– Telur dadar, menu sarapan favorit banyak orang, ternyata menyimpan potensi masalah nutrisi yang jarang disadari. Menurut Iwan Benny Purwowidodo, STP, founder Karnus.

Menurut Iwan cara memasak telur dengan mencampur putih dan kuning secara bersamaan seperti pada telur dadar dapat menghambat penyerapan biotin (vitamin B7), nutrisi krusial untuk pertumbuhan anak.

Hal ini berisiko memperparah kasus *stunting*, terutama di kalangan masyarakat ekonomi menengah ke bawah yang mengandalkan telur sebagai sumber protein utama.

Baca Juga

Bukan MBG, Hanya Sepotong Bakpao Beri Seribu Harapan, Kisah Nyata Nenek Mao Shihua

Ilmu di Balik “Pernikahan” Putih dan Kuning Telur

Iwan menjelaskan, putih telur mengandung protein bernama avidin, sementara kuning telur kaya akan biotin (vitamin B7) yang berperan dalam metabolisme energi dan kesehatan kulit, rambut, serta kuku. Masalah muncul ketika kedua bagian telur dicampur dan dimasak bersamaan.

“Saat dikocok dan digoreng menjadi telur dadar (avidin dan biotin membentuk ikatan sangat kuat). sehingga saat kita makan tidak terpakai (tidak bisa diserap) dan akhirnya terbuang,” ujar Iwan dalam wawancara eksklusif di kanal YouTube Helmy Yahya, Februari 2024

Ikatan tersebut, menurutnya, bersifat “tak tergoyahkan”, bahkan oleh enzim pencernaan sekalipun. Akibatnya, tubuh kehilangan akses terhadap biotin yang seharusnya menjadi sumber nutrisi.

Dampak pada Stunting: Ancaman bagi Anak dari Keluarga Rentan

Risiko ini dinilai lebih serius bagi anak-anak, khususnya dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi. “Jika anak hanya mengandalkan telur dadar setiap hari sebagai sumber gizi utama, defisiensi biotin bisa terjadi. Dalam jangka panjang, ini berpotensi menghambat pertumbuhan fisik “dan memicu stunting”

Baca juga 

Jangan Suruh Anak Berhenti Menangis, Ini 10 Kalimat Positif Pengganti yang Lebih Empatik

Solusi: Untuk menghindari hilangnya biotin, Iwan menyarankan metode memasak yang memisahkan putih dan kuning telur terlebih dahulu seperti Telur ceplok atau rebus.

Kemudian Iwan menambahkan satu contoh lagi yakni putih telur bisa ditumis dengan bawang, dimasak hingga menggumpal, baru kemudian ditambahkan kuning telur yang sudah dikocok

Bantahan Untuk Iwan, dan berhati-hatilah dalam membuat Konten

Pernyataan viral dari Iwan segera mendapat bantahan dari Abdul Kholis Koresponden Infovet wilayah Depok, konsultan media, penulis buku, sekaligus Writing Coach di Griya Menulis. Setelah mewawancarai ahli gizi dari IPB serta seorang dokter spesialis anak, ia juga merujuk pada sejumlah referensi tambahan.

Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, ahli gizi dari IPB, menegaskan bahwa teori yang disampaikan dalam podcast tersebut masih bersifat konseptual. Belum ada bukti melalui uji klinis, apalagi studi epidemiologis.

“Untuk membuktikan benar tidaknya pernyataan tersebut, narasumber sebaiknya menunjukkan uji pada hewan sebagai tahap pra-klinis dan melakukan survei epidemiologis terhadap orang-orang yang mengonsumsi telur dadar versus telur rebus. Proses pembuktiannya panjang. Untuk sementara saya tetap ndadar telur,” ujarnya seperti dikutip dari Infovet, Maret 2024.

Bantahan serupa datang dari dr. Triza Arif Santosa, Sp.A, dokter spesialis anak. Menanggapi isi podcast, ia hanya berkomentar singkat, “Gak bener itu, Pak.”

Sebagai dokter yang aktif menyosialisasikan gizi anak, Triza merasa prihatin dengan berbagai narasi keliru soal konsumsi telur dan daging ayam. Ia menilai banyak informasi keliru masih beredar, termasuk mitos bahwa anak bisa mengalami bisul setelah makan telur.

“Memang ada anak yang alergi telur. Tapi bukan berarti setiap anak yang makan telur pasti akan bisulan,” jelasnya.

Triza menegaskan, telur merupakan sumber nutrisi penting bagi anak. Pemberian satu butir telur per hari pada bayi usia 6–9 bulan terbukti bisa mencegah gangguan pertumbuhan dan stunting.

Penelitian dari Washington University juga menunjukkan bahwa bayi usia 6–9 bulan yang mengonsumsi satu telur per hari memiliki kadar kolin dan DHA lebih tinggi dibandingkan bayi yang tidak mengonsumsinya.

Dengan penjelasan ilmiah seperti ini, menurut Triza, orang tua sebaiknya tak lagi memercayai mitos tanpa dasar yang jelas. Telur adalah sumber gizi yang penting dan relatif murah untuk anak balita.

Sementara itu, Encyclopedia of Cell Biology mencatat bahwa putih telur mengandung protein avidin, yang dapat mengikat biotin sehingga menghambat penyerapannya. Namun, proses memasak dapat merusak struktur avidin, membuatnya tidak lagi efektif mengikat biotin. Dengan begitu, biotin tetap dapat diserap tubuh setelah telur dimasak, sehingga konsumsi putih dan kuning telur matang aman dilakukan.

Menimbang narasi yang beredar di podcast dan tanggapan para ahli, tampaknya cara mengolah telur memang sering memicu kontroversi. Ada yang menyebut telur dadar bisa memicu penyakit, ada juga yang menganggap telur rebus pun tidak sehat jika dimasak dengan santan. Padahal, setiap orang punya cara masing-masing dalam menikmati telur.

Agar masyarakat tidak bingung, para narasumber yang mengaku ahli gizi sebaiknya lebih berhati-hati dalam menyampaikan informasi. Ulasan kesehatan yang belum terbukti secara klinis namun viral di media sosial bisa menimbulkan dampak luas.

“Bisa berdampak kemana-mana jika konten ulasan kesehatan yang belum teruji secara klinis sudah kadung dimuat dan viral di media sosial. Karena itu, bijaklah dalam membuat konten medsos.” pungkas Abdul Kholis.

Abdul Kholis

Catatan Redaksi:
Podcast Helmy Yahya telah dikutip sejumlah akun sosmed sebagai konten mereka.***

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Mafia Rusia Memutilasi Suami Istri Miliuner Crypto Roman dan Ana Novak di Gurun Hatta

12 November 2025 - 21:48 WIB

Polisi Gresik Meringkus Ayah Kandung yang Jadikan Anak Perempuannya Budak Nafsu

12 November 2025 - 20:47 WIB

Puskesmas Pulo Lor Jombang Punya 15 Santri Binaan Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat

12 November 2025 - 20:06 WIB

Cegah Konflik, Kesbangkpol Jombang Sosialisasikan Early Warning System dan Quick Respone

12 November 2025 - 19:17 WIB

Penurunan Stunting, Bupati Jombang Mendapat Penghargaan Intervensi Spesifik Terbaik dari Menteri Kesehatan

12 November 2025 - 18:06 WIB

Sinopsis Pesugihan Sate Gagak, Komedi-Horor Kuliner untuk Setan

12 November 2025 - 16:50 WIB

Viral, Perselingkuhan Mahasiswi Unair Cantik Berakhir dengan Tak Terduga, Berikut Alasannya

12 November 2025 - 12:25 WIB

Sebagian dari 758 M Jembatan Penghubung Provinsi Sichuan China ke Tibet Runtuh

12 November 2025 - 10:27 WIB

Siswa SMP di Jawa Barat Ditemukan oleh KDM Lemah Matematikanya

12 November 2025 - 09:25 WIB

Trending di Headline