Menu

Mode Gelap

News

Cerita Hari Ini: Kyai Kasan Noeriman dan Putrinya, Guru Spriritual Pilar Mangkunegara I

badge-check


					Salah satu petilasan Mangkunegara I Perbesar

Salah satu petilasan Mangkunegara I

Penulis: Satwiko Rumekso | Editor: Yobie Hadiwijaya

KREDONEWS.COM, SURABAYA-Pangeran Sambernyawa yang kemudiam bergelar Mangkunegara I terkenal akan kesaktiannya dan ahli perang pilih tanding. 250 pertempuran melawan VOC selalu menang dan pernah menghabisi 600 kompeni dalam pertempuran menggambarkan betapa hebatnya tokoh satu ini.

Lalu siapakah guru atau orang yang menggemblengnya?

Kyai Kasan Noeriman adalah seorang Modin juga Ulama di desa Puh Kuning kemudian diganti dengan nama desa Matah Selogiri ( Wonogiri )

Kyai Kasan Noeriman adalah ayahanda dari Kangdjeng Bendoro Raden Ayu Kusuma Patahati, garwa sepuh K.G.P.A.A Mangkunagoro I Pendiri Kadipaten Mangkunegaran Surakarta.

Sebagai salah satu trah keturunan Prabu Hadiwijaya juga Panembahan Senopati, Kyai Kasan Noeriman dikenal sebagai Seorang yang tekun dalam menjalankan perintah agama, sering laku prihatin juga memiliki kelebihan dibidang spiritual ( memiliki linuwih indra keenam ) beliau juga mahir ilmu kanuragan.

Salah satu anugerah terbesarnya adalah keturunannya. Dari rahim putrinya Rubiah, lahirlah jejak kejayaan Dinasti Mangkunegaran. Rubiah, yang kemudian dikenal sebagai Kanjeng Bendoro Raden Ayu Kusuma Patahati, menjadi salah satu tokoh penting di balik kebangkitan Mangkunegara I, suaminya, dan penerus perjuangan Jawa.

Sejak kecil, Rubiah telah menunjukkan tanda-tanda kebesaran yang akan ia pikul. Pada usia sembilan tahun, Kyai Kasan Noeriman melihat cahaya terang yang memancar di atas kepala putrinya. Cahaya ini, dalam tradisi Jawa, diyakini sebagai tanda spiritual tentang masa depan seseorang. Keyakinan Kyai Kasan Noeriman semakin kuat ketika, di usia 14 tahun, tubuh Rubiah kembali bersinar terang.

Dalam kepasrahan pada garis takdir, Kyai Kasan Noeriman menyiapkan putrinya untuk hidup sebagai sosok mulia. Tidak lama kemudian, Raden Mas Said, yang dikenal sebagai Pangeran Sambernyawa, meminang Rubiah. Namun, ikatan antara Kyai Kasan Noeriman dan sang menantu bukan hanya sebagai keluarga. Lebih dari itu, ia adalah guru spiritual dan pengasuh jiwa bagi sang pahlawan perang.

Di tengah pergolakan perlawanan melawan kolonial Belanda pada abad ke-18, Raden Mas Said mendapati kekuatan batinnya ditempa oleh Kyai Kasan Noeriman. Sebagai guru agama, Kyai Kasan Noeriman mengajarkan dasar-dasar Islam kepada menantunya. Namun, lebih dari itu, ia menjadi pembimbing spiritual yang memperkuat ketahanan jiwa Raden Mas Said dalam menghadapi pertempuran yang berkepanjangan.

Di bawah bimbingan Kyai Kasan Noeriman, Raden Mas Said menjalani berbagai tirakat, seperti menyepi, tapa brata, hingga berendam di sendang untuk melatih kekuatan batin. Teknik ini tidak hanya memperkuat mental, tetapi juga membentuk karakter kepemimpinan yang tegas namun bijaksana. Gemblengan ini menjadikan Raden Mas Said sebagai sosok pemimpin yang visioner, tangguh, dan dihormati—seorang pemimpin yang dikenal sebagai Mangkunegara I.

Sebagai istri pertama Raden Mas Said, Rubiah atau Kanjeng Bendoro Raden Ayu Kusuma Patahati memainkan peran penting yang jarang disebut dalam sejarah resmi. Ia tidak sekadar pendamping rumah tangga, melainkan seorang pejuang yang setia mendampingi suaminya di medan perang. Bersama 40 prajurit, Rubiah ikut serta dalam perlawanan yang dipimpin oleh Pangeran Sambernyawa. Tidak hanya itu, ia juga belajar ilmu bela diri dari Raden Mas Said untuk melindungi diri dan mendukung perjuangan suaminya.

Rubiah dikenal dengan sikap tulus dan ikhlas, bahkan ketika Raden Mas Said menikah lagi dengan Raden Ayu Inten, putri dari Pangeran Mangkubumi, sebagai tanda aliansi politik pada 1746. Dalam tradisi pernikahan Jawa, Rubiah dengan setia mengawal dan melayani prosesi pernikahan kedua mempelai. Sikap luhur ini membuatnya mendapat julukan Kusuma Patahati—seorang yang memancarkan ketulusan meski hatinya mungkin patah.

Perjuangan dan Peran Prajurit Wanita

Di bawah kepemimpinan Mangkunegara I, salah satu inovasi signifikan yang terjadi adalah keterlibatan prajurit wanita dalam angkatan perang. Bersama Rubiah, Mangkunegara I membentuk pasukan yang terdiri dari tiga peleton prajurit wanita: satu peleton bersenjata karabin, satu peleton bersenjata lengkap, dan satu peleton kavaleri berkuda. Ini adalah momen bersejarah, di mana wanita Jawa, di tengah nilai-nilai tradisional, dipercaya sebagai kekuatan militer.

Langkah ini tidak hanya mencerminkan strategi perang Mangkunegara I yang revolusioner, tetapi juga pengaruh kuat Rubiah yang menginspirasi keberanian di kalangan prajurit wanita.

Kyai Kasan Noeriman wafat dengan tenang di usia yang tak tercatat dalam dokumentasi sejarah resmi. Makamnya terletak di Karang Tengah Jaten, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri—tempat yang hingga kini menjadi tujuan ziarah. Warisan spiritual dan kebijaksanaannya hidup dalam diri para keturunannya, termasuk Mangkunegara II yang melanjutkan dinasti Mangkunegaran.

Sementara itu, makam Kanjeng Bendoro Raden Ayu Kusuma Patahati atau Rubiah berada di Astana Giri, yang semula disebut Gunung Kepencil, kemudian dinamai Gunung Wijil untuk menghormati peran besarnya dalam sejarah perjuangan Mangkunegara I. Beberapa prajurit wanita setia juga dimakamkan di tempat ini sebagai pengakuan atas jasa mereka.***

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Pemkot Mojokerto gelar Pelatihan Keterampilan Kerja berbasis Kompetensi untuk masyarakat usia produktif

17 September 2025 - 08:24 WIB

Viral Video Kepsek Dicopot Gegara Tegur Anak Walikota, Ajundan Prabowo Turun Tangan!

16 September 2025 - 23:22 WIB

Sudah Ada Korban, Satpol PP Jombang Operasi Penertiban Kabel Wifi yang Membayakan Pengendara

16 September 2025 - 22:29 WIB

Pegadaian Bekerja Sama dengan PNM Luncurkan Program: Difabel Bisa Berusaha!

16 September 2025 - 19:35 WIB

Dua Remaja Luka Parah Akibat Tabrak Lari di Kranggan Mojokerto, Polisi Ringkus Pelaku di Mlirip Sidoarjo

16 September 2025 - 19:01 WIB

Bupati Warsubi Buka Jambore Anak 2025: Anak Jombang Berkarya dan Lestarikan Budaya

16 September 2025 - 17:41 WIB

Wali Kota Mojokerto turun sawah ikut Panen Raya Padi di Kelurahan Gunung Gedangan

16 September 2025 - 17:11 WIB

CSR PGN Rp 7,7 Miliar Bangun IPAL Tahu di Jogoroto, Warsubi: Mampu Susutkan Pencemaran dari 4.200 Kg Jadi 420 Kg/Hari

16 September 2025 - 17:11 WIB

Heboh, 30 Ribu Polisi yang Terindikasi Pungli – Korupsi Dipecat Dalam Sehari, Ternyata Aman

16 September 2025 - 13:18 WIB

Trending di News