Penulis: Satwiko Rumekso | Editor: Yobie Hadiwijaya
KREDONEWS.COM, SURABAYA-Seiring dengan semakin banyaknya orang yang menjalani gaya hidup sehat, diet penuaan lambat telah muncul sebagai gerakan besar dalam dunia makanan dan kebugaran, yang membawa gelombang kebiasaan diet baru dan makanan super menjadi sorotan.
Bintang yang sedang naik daun adalah farro, biji-bijian kuno yang sedang tren di Korea.
Farro, kata dalam bahasa Italia yang berarti biji gandum kuno, sering digunakan untuk menggambarkan tiga jenis biji-bijian yang berbeda — einkorn, emmer, dan spelt — tetapi terutama merujuk pada emmer, yang diproduksi dalam jumlah besar di Italia saat ini.
Awalnya dibudidayakan di Mesopotamia kuno dan pernah menjadi makanan pokok bagi prajurit Romawi, farro telah kembali menarik perhatian karena profil nutrisinya yang mengesankan dan keserbagunaannya dalam makanan modern.
Gandum menjadi sorotan di Korea awal tahun ini ketika pesohor TV dan model Hong Jin-kyung memperkenalkannya di saluran YouTube-nya. Ia menunjukkan dirinya membuat “gimbap” (gulungan nasi rumput laut) menggunakan nasi yang dicampur dengan farro, dan mengatakan bahwa hal itu membantunya mengelola berat badan.
Biji-bijian ini semakin populer ketika selebriti lain seperti Han Ga-in, Son Tae-young dan Uhm Jung-hwa berbagi video mereka sedang menikmatinya.
Hasilnya, farro telah menjadi salah satu makanan yang paling banyak dicari secara daring di Korea. Platform media sosial dibanjiri resep yang menggunakan biji-bijian ini, mulai dari salad farro hingga hidangan tumis, sementara jaringan belanja rumahan dan pengecer bahan makanan terus menimbunnya untuk memenuhi permintaan.
Platform pengiriman makanan segar daring Market Kurly mengumumkan bahwa volume penjualan farro pada bulan Februari meningkat sebesar 70 persen dibandingkan dengan Desember tahun lalu. Platform lain, SSG.COM, juga mengalami pertumbuhan penjualan farro dua digit dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Ciri-ciri Farro
Yang membuat farro menonjol dari biji-bijian lain adalah kandungan nutrisinya. Dengan rasa seperti kacang dan tekstur kenyal, biji-bijian ini mengandung lebih banyak protein dan serat, lebih banyak nutrisi seperti vitamin dan mineral, dan lebih sedikit gluten daripada gandum modern atau biji-bijian olahan lainnya.
Kandungan gula dalam Farro adalah 2,4 gram per 100 gram, yang hanya sekitar sepertiga dari kadar gandum Khorasan, yang merupakan salah satu biji-bijian rendah gula yang dikenal luas. Kandungan gulanya bahkan lebih rendah dari quinoa (5,3 gram) dan kacang polong (4 gram), sehingga kadar gula darahnya tetap relatif stabil setelah dikonsumsi.
Farro juga merupakan sumber pati resistan yang baik, yang memberikan rasa kenyang lebih lama dan meningkatkan metabolisme. Kandungan pati resistan dalam 100 gram farro adalah 1,2 gram, yang hampir dua kali lipat dari beras putih yang hanya 0,64 gram. Pati resistan adalah jenis serat yang tidak mudah dipecah oleh enzim pencernaan di usus halus. Proses ini memungkinkan gula darah naik perlahan, membantu pengelolaan gula darah serta membantu pengelolaan berat badan.
Buah ini juga kaya serat, mengandung 6,5 gram serat makanan per 100 gram, yang berarti dua atau tiga kali lipat dari pisang (1,8 gram), apel (2,2 gram) dan wortel (3,1 gram).
Seiring makin populernya farro, perusahaan merilis berbagai makanan olahan dan suplemen kesehatan menggunakan biji-bijian tersebut.
CJ CheilJedang memperkenalkan lini baru nasi instan, Hetban, yang meliputi farro yang dicampur dengan nasi, sementara perusahaan suplemen kesehatan Earnestree baru-baru ini meluncurkan suplemen enzim menggunakan farro organik.**