KREDONEWS.COM, BANGKALAN- Puluhan warga menggelar doa dan tahlil bersama di lokasi kejadian pembunuah disertai pembakar mahasiswa UTM. Acara berlangsung di Banjar Galis Bangkalan, Madura pada Sabtu malam, 7 Desember 2024.
Suasana haru menyelimuti acara yang dihadiri oleh masyarakat dan juga kepala desa. Mereka berkumpul untuk mengenang almarhum Een Jumianti (20), yang merupakan mahasiswi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura (UTM).

Pelaku pembunuhan adalah Moh Maulidi Al-Izhaq (21), seorang mahasiswa dari STIT Al-Ibrohimy di Bangkalan. Maulidi membunuh Een setelah ia mengaku hamil dan meminta pertanggungjawaban, yang berujung pada pertengkaran di mana pelaku membacok dan membakar korban
Warga bersama mahasiswa UTM melakukan doa dan tahlilan sebagai simbol duka dan soladaritas terhadap keluarga korban yang masih berduka.
Kasus pembunuhan dan pembakaran mahasiswi Universitas Trunojoyo Madura (UTM) telah menarik perhatian publik setelah terungkapnya tindakan keji yang dilakukan oleh kekasihnya. Berikut adalah rincian mengenai kasus tersebut:
Korban adalah Een Jumianti (20), mahasiswi Fakultas Pertanian UTM, sementara pelaku adalah Moh Maulidi Al-Izhaq (21), mahasiswa STIT Al-Ibrohimy di Bangkalan. Pelaku diketahui sebagai pacar korban
Kasus ini berawal ketika korban mengungkapkan kehamilannya kepada pelaku, yang kemudian merasa tertekan dan takut akan konsekuensi dari pengakuan tersebut. Cekcok terjadi ketika korban mengancam akan melaporkan pelaku ke pihak kampus jika ia tidak bertanggung jawab Dalam keadaan marah, pelaku membacok korban menggunakan senjata tajam dan kemudian membakar jasadnya untuk menghilangkan jejak
Jasad korban ditemukan pada 1 Desember 2024 di dekat gudang bekas tempat pemotongan kayu di Desa Banjar, Bangkalan. Polisi menangkap pelaku pada dini hari setelah penemuan jasad tersebut
Pelaku dijerat dengan Pasal 338 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) tentang pembunuhan, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara. Pihak kampus juga mendesak agar pelaku dikenakan pasal pembunuhan berencana, mengingat tindakan yang dilakukan sangat brutal dan direncanakan
Universitas Trunojoyo Madura telah menunjukkan kepedulian terhadap keluarga korban dengan menyediakan dukungan hukum dan psikologis. Tim Klinik Konsultasi dan Bantuan Hukum serta Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual kampus terlibat dalam mendampingi keluarga korban.
Pihak universitas menyatakan duka mendalam atas kejadian ini, menganggapnya sebagai tindakan yang mencoreng nama baik institusi. Mereka berkomitmen untuk memastikan bahwa pelaku mendapatkan hukuman seberat-beratnya dan berupaya untuk mencegah kejadian serupa di masa depan