Penulis: Jayadi | Editor: Aditya Prayoga
KREDONEWS.COM, PURWAKARTA- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengungkap bahwa sejumlah siswa yang mengikuti program pendidikan militer merupakan pelajar dengan riwayat kenakalan, seperti tawuran, merokok, bahkan penyalahgunaan narkoba.
Program pendidikan militer ini mulai dilaksanakan pada Kamis, 1 Mei 2025, dengan Kabupaten Purwakarta sebagai wilayah pertama pelaksana. Para pelajar menjalani pelatihan di Markas Resimen Artileri Medan (Armed) 1 Sthira Yudha, Batalyon Artileri Medan 9, yang berlokasi di Jalan Raya Sadang-Subang, Desa Ciwangi, Kecamatan Bungursari, Purwakarta.
Pelatihan bertajuk Pelatihan Penguatan Karakter Bela Negara ini diikuti 39 pelajar tingkat SMP yang berasal dari berbagai sekolah di Purwakarta. Mereka akan dibina selama 14 hari dengan pola pendidikan ketat: tanpa gawai, makan bergizi, ibadah tepat waktu, tidak merokok, serta pembatasan pergaulan di luar barak.
Dalam unggahan Instagram resminya, Dedi Mulyadi tampak melepas langsung keberangkatan peserta dari Kodim 0619 Purwakarta menuju lokasi pelatihan bersama para prajurit TNI. “Mereka akan mengikuti pendidikan militer, rata-rata pernah tawuran, merokok, bahkan ada yang memakai narkoba,” ujar Dedi.
Ia menambahkan, program ini bertujuan membentuk karakter dan kedisiplinan pelajar agar menjadi pribadi yang lebih baik setelah menjalani pelatihan.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Bupati Purwakarta Saeful Bahri Binzein, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta Dr. H. Purwanto, M.Pd, dan Komandan Resimen Armed Sthira Yudha Kolonel Arm. Roni Junaidi. Mereka mendampingi kegiatan dari pagi hingga sore hari.
Bupati Binzein menyebut program ini sangat tepat untuk menekan angka kenakalan remaja di wilayahnya. Ia pun meminta dukungan penuh dari para orang tua. “Orang tua harus ikhlas dan mendukung program ini. Ke depannya, mereka juga harus lebih memperhatikan lingkungan pergaulan dan kebiasaan anak-anak mereka,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Purwakarta, Dr. Purwanto, menjelaskan bahwa pendidikan ini bertujuan mengubah kebiasaan buruk pelajar, seperti tawuran, merokok, bolos, hingga tindakan kekerasan. “Kami ingin membentuk pelajar yang lebih disiplin dan bertanggung jawab,” katanya.
Untuk mendukung keberhasilan program, Pemkab Purwakarta telah menyediakan kebutuhan logistik para peserta, termasuk layanan kesehatan. Dinas Sosial dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menghadirkan psikolog untuk memantau kesehatan mental siswa, sementara tim dokter dari beberapa puskesmas turut memeriksa kondisi fisik mereka.
Orang tua juga diimbau untuk tidak menjenguk selama masa pelatihan guna menjaga konsentrasi dan kedisiplinan peserta.***