Penulis: Jayadi | Editor: Aditya Prayoga
KREDONEWS.COM, MASSACHUSETTS-Pemerintahan Trump memperluas pemeriksaan media sosial terhadap mahasiswa asing dan meningkatkan upaya deportasi serta pencabutan visa pelajar sebagai bagian dari kebijakan imigrasi garis kerasnya.

Target utama kebijakan ini adalah pelajar China, terutama yang menempuh studi di bidang strategis seperti teknik semikonduktor dan kedirgantaraan. Pemerintah AS mencurigai potensi penyalahgunaan riset tersebut untuk kepentingan militer atau intelijen China.
Selain itu, kebijakan ini dimaksudkan untuk mencegah pencurian teknologi yang dinilai dapat memperkuat kekuatan pertahanan dan mata-mata Beijing.
Dampaknya cukup luas. Ribuan visa pelajar asal China dicabut, menimbulkan kecemasan di kalangan mahasiswa dan keluarga mereka. Universitas-universitas AS yang selama ini mengandalkan mahasiswa internasional dari China turut terdampak, dengan penurunan angka pendaftaran dan pemasukan dari biaya kuliah.
Baca juga
Tantrum Adalah Bentuk Frustasi Anak, Salah Penanganan Fatal Akibatnya
Pertukaran akademik dan kerja sama riset antara kedua negara juga terganggu. Kebijakan ini semakin memperuncing persaingan geopolitik dan teknologi antara Amerika Serikat dan China.
Dari sisi pelaksanaan, kebijakan ini menjadi tantangan besar bagi Departemen Luar Negeri dan Keamanan Dalam Negeri AS. Dengan jumlah mahasiswa asal China mencapai sekitar 277.000 pada tahun akademik 2023–2024, proses penyaringan visa menjadi rumit dan membebani sistem administrasi.
Baca juga
Mengapa Soft Skills Lebih Unggul Dibanding Hard Skills di Dunia Modern dan AI
Putri Presiden China Xi Jinping, Xi Mingze, dikenal pintar menyembunyikan identitasnya dari sorotan publik. Namun, sejumlah media China pernah melaporkan bahwa ia sempat menempuh pendidikan di Universitas Harvard dengan nama samaran.
Langkah keras pemerintah AS ini disambut oleh Laura Loomer, pendukung Trump dan aktivis sayap kanan dari kelompok Make America Great Again (MAGA), yang menyerukan pengusiran Xi Mingze. “Ayo! Deportasi Putri Xi Jinping! Dia tinggal di Massachusetts dan kuliah di Harvard!” tulis Loomer di X.
Ia juga mengklaim, “Sumber-sumber mengatakan kepada saya bahwa pengawal PLA [Tentara Pembebasan Rakyat dari CCP [Partai Komunis China] menyediakan keamanan pribadi untuknya di tanah AS di Massachusetts!”.****