Penulis : Jayadi | Editor : Aditya Prayoga
KREDONEWS.COM-PAPUA: Ribuan pelajar di Kabupaten Paniai, Papua Barat, menggelar aksi demonstrasi damai menolak program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan menuntut pendidikan gratis. Aksi yang berlangsung pada Senin, 24 November 2025, pukul 08.00 WPB ini diikuti oleh siswa dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari PAUD hingga SMA/SMK. Para peserta melakukan long march menuju Kantor Bupati Enarotali dengan pengawalan pihak kepolisian. Hingga saat ini, aksi berlangsung aman dan tertib.

Dalam aksi tersebut, peserta membawa berbagai pamflet, salah satunya bertuliskan, “Kami Butuh Pendidikan Gratis, Bukan Makan Siang Gratis.” Ada juga spanduk yang mengkritik pemerintah pusat dengan tulisan, “Presiden Prabowo Subianto, Lebih Memikirkan Isi Perut Daripada Isi Otak,” sebagaimana dikutip dari akun Instagram BintangTimu_105.
Penolakan Berulang di Berbagai Wilayah
Penolakan terhadap program MBG sebelumnya juga terjadi di beberapa daerah lain di Papua. Forum Pelajar se-Yahukimo telah melakukan aksi serupa dalam skala lebih kecil, menuntut beasiswa gratis daripada program makan siang gratis.
“Kami menolak makan bergizi gratis. Yang kami butuhkan adalah beasiswa,” ujar Donny Siep, salah satu pimpinan aksi, kepada BBC News Indonesia pada Selasa (4 Februari 2025).
Selain itu, pada Minggu (19 Januari 2025), Yayasan Pendidikan dan Persekolahan Katolik (YPPK) Bilogai Dekenat Keuskupan Timika di Kabupaten Intan Jaya juga menyatakan keberatan terhadap program MBG. Dalam rilis resminya, mereka hanya mengizinkan pelaksanaan MBG saat peluncuran pada 20 Januari 2025, tetapi menolak keberlanjutan program tersebut di lingkungan sekolah mereka, kecuali jika dikelola langsung oleh pihak yayasan dan guru-guru.
Ketua PSW YPPK Kabupaten Intan Jaya, Pastor Dekan Yance Yanuarius Wadogouby Yogi, menegaskan bahwa mereka tidak ingin menghadapi risiko dari pihak orang tua maupun masyarakat, terutama karena Intan Jaya merupakan daerah konflik.
Sikap TPNPB OPM terhadap Program MBG
Sementara itu, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) Kodap VIII Intan Jaya turut menyatakan penolakan terhadap program MBG. Mereka mengklaim bahwa makanan yang disediakan dalam program tersebut mengandung bahan berbahaya yang dapat meracuni generasi Papua dalam jangka panjang.
“Kami tidak segan membakar sekolah dan membunuh para pengkhianat di Intan Jaya,” tegas pimpinan TPNPB OPM Kodap VIII Intan Jaya, Undius Kogoya, dalam pernyataannya yang dikutip oleh sejumlah media di Indonesia.
Aksi demonstrasi ini menunjukkan bahwa sebagian masyarakat Papua lebih mengutamakan pendidikan gratis dibandingkan bantuan makanan, serta mempertanyakan efektivitas kebijakan pemerintah pusat dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat Papua.