KREDONEWS.COM, DEMAK– Merasa diteror suara tangisan dari rumah korban pembunuhan, Puluhan warga bersama kepala desa Botosengon Achmad Randyansyah dan tokoh masyarakat setempat mendatangi Polsek Dempet, kabupaten Demak, Jawa Tengah, Selasa, 10 Desember 2024.
Tujuan meraka mendatangi kantor polisi untuk mendesak kapolsek Dempet agar segera menuntaskan kasus temuan jasad dibungkus karpet seorang perempuan bernama Rukmini, 50, yang tinggal seorang diri di rumahnya, pada tanggal 3 Oktober 2024.

Kasus itu sudah hampir tiga bulan berjalan, akan tetapi tidak ada perkembangan kasusnya, disisi lain beberapa warga tetangga korban, sering kali mendengar suara tanis dari rumah kediaman mendaing Rukmini, yang saat ini masih disegel polisi menggunakan tali pengaman.
Hampir tiga bulan berlalu, kasus pembunuhan sadis terhadap Hj. Rukmini (50), warga Desa Botosengon, Kecamatan Dempet, Demak, belum juga terungkap.
Salah satu tokoh masyarakat yang turut mendampingi warga, Robby Setiawan, menyampaikan bahwa kedatangan mereka bertujuan untuk meminta penjelasan terkait perkembangan penyelidikan kasus ini. Ia menegaskan bahwa pihak kepolisian tetap berupaya mengungkap kasus tersebut.
“Kami tadi beramai-ramai mendatangi Polsek Dempet. Penjelasannya, pihak kepolisian masih berusaha keras mengungkap kasus ini,” ujar Robby kepada awak media saat ditemui di lokasi.
Kapolsek Dempet, AKP Ririk Solekul Hadi, menjelaskan bahwa hingga saat ini terus melakukan pendalaman dalam penyelidikan, termasuk melacak keberadaan handphone milik korban yang diduga dipegang pelaku.
Berdasarkan informasi, handphone tersebut sempat terlacak di beberapa lokasi, seperti Purwokerto dan Gubug, sebelum sinyalnya menghilang di radius 2 kilometer dari tempat kejadian perkara (TKP).
“Kemungkinan ada upaya pelenyapan barang bukti, sehingga handphone korban sulit dilacak,” terang Robby, seperti ditulis situs arusutama.com.
Selain itu, minimnya alat bukti, seperti keterangan saksi dan CCTV, menjadi kendala dalam penyelidikan. Hj. Rukmini, yang hidup seorang diri, diketahui kurang berinteraksi dengan tetangga, sehingga informasi yang diperoleh pun terbatas.
Belum terungkapnya kasus ini menimbulkan keresahan sekaligus kecurigaan di antara warga. Robby mengungkapkan bahwa kondisi ini memicu spekulasi apakah pelaku berasal dari desa sendiri atau pihak luar.
“Iya, warga mulai saling curiga. Apalagi handphone korban terakhir terlacak dalam radius 2 kilometer dari desa kami,” ujarnya.
Rasa takut pun semakin melanda warga, terutama anak-anak. Suasana desa yang sebelumnya ramai hingga malam kini menjadi sepi sejak tragedi tersebut. “Biasanya jam 10 malam anak-anak masih bermain, tapi sekarang jam 9 sudah sepi. Warga merasa mencekam,” lanjutnya.
Warga berharap agar kasus ini segera diungkap sehingga rasa aman dapat kembali dirasakan. Mereka juga siap membantu pihak kepolisian, baik dalam memberikan informasi maupun dukungan tenaga.
“Kami memohon agar Polsek segera mengungkap kasus ini karena warga sudah resah. Kami siap membantu apapun yang dibutuhkan,” tegas Robby.
Sebagai informasi, jasad Hj. Rukmini ditemukan pada 3 Oktober 2024, dalam kondisi mengenaskan. Tubuhnya terbungkus selimut, kain, dan kasur tipis, dengan mata melotot, lidah terjulur, dan badan membengkak. Hingga kini, kasus ini masih menjadi perhatian serius masyarakat Desa Botosengon.
Mereka mendesak pihak kepolisian untuk segera menuntaskan penyelidikan guna mengungkap pelaku pembunuhan yang meresahkan masyarakat..
“Kemungkinan ada upaya pelenyapan barang bukti, sehingga handphone korban sulit dilacak,” terang Robby.
Selain itu, minimnya alat bukti, seperti keterangan saksi dan CCTV, menjadi kendala dalam penyelidikan. Hj. Rukmini, yang hidup seorang diri, diketahui kurang berinteraksi dengan tetangga, sehingga informasi yang diperoleh pun terbatas.
Belum terungkapnya kasus ini menimbulkan keresahan sekaligus kecurigaan di antara warga. Robby mengungkapkan bahwa kondisi ini memicu spekulasi apakah pelaku berasal dari desa sendiri atau pihak luar.**