Liputan: Gandhi Wasono |Editor: Priyo Suwarno
KREDONEWS.COM, KATINGAN– Selama dua pekan berada di kabupaten Katingan, Kalteng, pakar ekowisata Nurdin Razak menyiapkan gen ecotourism baru warga desa Karuing.

“Jangan kalian tergoda bekerja di tambang luar daerah. Teruslah jaga alam, hutan dan sungai ini untuk kehidupan kita umat manusia,” kata Nurdin di depan puluhan anak anak Dayak.
Selain mengadakan pertemuan secara formal di rumah warga dan balai desa, untuk mengedukasi warga Nurdin juga melakukan cara jemput bola. Secaraecara informal dia datang dan menemui warga di ladang-ladang atau bertemu di jalan hutan dan kampung?
“Karena warga dengan segala kesibukannya belum tentu bisa bertemu secara formal di satu tempat sesuai yang kita lakukan. Bisa jadi di waktu bersamaan mereka punya pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. Makanya jalan tengahnya kita menemui dimanapun mereka berada,” kata Nurdin, ketika mendatangi rumah Lasman, seorang pemilik homestay di Karuing.
Bahkan di waktu berbeda Nurdin juga mengadakan pertemuan di balai desa mengundang anak remaja untuk menyerap aspirasi sekaligus memberi motivasi buat mereka.

Di jalan pun dimanfaatkan oleh Nurdin Razal (jongkok) bertemu warga Karuing, diisi dengan diskusi tentang pengembangan ekowisata. Foto: Gandhi Wasono
Meski undangan tersebut dikhusukan untuk remaja tetapi yang hadir ada beberapa orangtua ikut nimbrung di dalamnya.
Selama satu setengah jam Nurdin membakar semangat anak remaja Karuing tentang apa yang harus dilakukan demi masa depannya.
Jangan Kerja di Tambang
Salah satu poin penting yang disampaikan sebaiknya kelak setelah usai sekolah lanjutan selesasi tidak perlu keluar desa untuk mencari pekerjaan, tetapi justru harus tetap tinggal di desa untuk mengembangkan desanya lewat ilmu dan praktek ekowisata.
“Kalian bisa melakukan banyak pekerjaan. Desa kalian kaya sangat kaya potensi wisata. Contohnya, kalian bisa mengelola homestay, menjadi guide, menjual merchandisk khas Karuing, menemamani wisatawan untuk memotret satwa dan tanam, dan masih banyak lagi,” kata Nurdin memberi contoh.
“Saya heran ketika mendengar diantara kalian banyak bercita-cita paska SMA ingin bekerja di lahan tambang di luar daerah. Dari pada jadi buruh di lokasi tambang mengapa tidak bekerja di desa sendiri saja yang sudah jelas bisa memberi penghasilan yang lebih baik,” katanya.
Bekerja di bidang ekowisata sangat pas bagi warga lokal. Karena selain mensejahterakan desanya sendiri sekaligus pekerjaan tidak perlu meninggalkan keluaraga.
“Misalnya para perempuan berkeluarga yang terjun di dunia ekoswisata tidak akan menganggu kehidupan rumah tangganya, karena bisa dilakukan di sela-sela waktu,” kata Nurdin.
Rupanya cara Nurdin memprovokasi tersebut cukup jitu. Usai acara selesai dari sekitrar 10 remaja, tiga diantaranya berkeinginan untuk mendapat pelatihan sebagai guide serta fotografi.**