Menu

Mode Gelap

Life Style

Microsoft Hentikan Dukungan Windows 10, 240 PC Terancam Jadi Sampah

badge-check


					Sebelum terjadi baiknya migrasi ke Windows 11.(Ist) Perbesar

Sebelum terjadi baiknya migrasi ke Windows 11.(Ist)

KREDONEWS.COM, JAKARTA-Puluhan juta PC di seluruh dunia terancam terkena bahaya setelah Microsoft mengumumkan untuk mematikan dukungan pada Windows 10 pada 14 Oktober 2025 nanti.

Terlepas dari tenggat waktu tersebut, 32 juta perangkat atau sekitar 65 persen komputer di Jerman masih menjalankan sistem operasi ‘jadul’ ini. Begitupun dengan 35 juta lebih pengguna Austria dan Swiss, dan puluhan juta pengguna di belahan dunia lain, total akan ada 240 juta PC akan jadi sampah.

Ahli siber dari perusahaan Eset, Thorsten Urbanski mengatakan bahwa device-device ini terancam berpotensi diserang oleh oknum jahat siber jika tidak melakukan update ke Windows terbaru.

Hal ini terjadi karena Microsoft telah menutup dukungan mereka termasuk menutup perlindungan dan keamanan mereka pada sistem operasi tersebut.

“Kami sangat menghimbau pengguna untuk tidak menunggu hingga Oktober. Upgrade ke Windows 11 sekarang atau pilih sistem operasi alternatif jika perangkat kalian tak mendukung versi terbaru. JIka tidak, pengguna menghadapi risiko keamanan yang signifikan, termasuk serangan siber yang berbahaya dan pencurian data,” kata Urbanski, dikutip dari Betanews, Senin, (06/01).

Selain menghimbau pengguna perangkat secara umum, Urbanski juga menghimbau pemilik perangkat Windows bisnis untuk segera melakukan upgrade. Pasalnya, menggunakan perangkat dengan sistem operasi jadul merupakan kelalaian besar.

“Dalam skenario terburuk, komputer-komputer ini bisa menjadi titik awal hilangnya data, insiden ransomware, atau bahkan serangan siber berskala besar,” tambahnya.

Lebih dari itu, perangkat perusahaan yang masih menggunakan sistem operasi lama akan menghadapi berbagai masalah. Sebut saja masalah kepatuhan pada UU perlindungan data, tuntutan hukum, atau kehilangan produktivitas perusahaan.

“Mengabaikan pembaruan sepenuhnya dapat mengakibatkan perusahaan asuransi menolak klaim jika terjadi pelanggaran, karena teknologi yang sudah ketinggalan zaman melanggar standar perawatan,” ujar Urbanski.

Menurutnya, situasi saat ini menjadi sangat berpotensi berbahaya karena transisi pengguna dari Windows 10 ke 11 berlangsung sangat lama. Berbeda dengan akhir tahun 2019, dimana lebih dari 70 persen orang sudah beralih ke Windows terbaru sebelum tenggat waktu.

“Penjahat dunia maya mengetahui jumlah ini dengan baik dan saat ini sedang menunggu tanggal berakhirnya dukungan. Setelah itu, celah tersebut akan dieksploitasi secara massal,” tuturnya.

Oleh karena itu, tak ada salahnya untuk melakukan update OS sebelum tenggat waktu. Selain menghindari celah bahaya, update lebih awal juga dilakukan agar bisa terhindar dari gangguan saat proses pembaruan.***

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Xin Zhilei Menangkan Aktris Terbaik di Festival Film Venesia

7 September 2025 - 20:55 WIB

Dampak Grey Divorce: Pernikahan Dijalin Puluhan Tahun, Retak di Usia Senja

7 September 2025 - 13:25 WIB

Viral, Kisah Ashley Menjadi Buta Setelah Datang ke Bali

5 September 2025 - 16:26 WIB

Ojol Cewek Ini Hasilkan Uang Rp 10 Juta per Bulan

4 September 2025 - 20:17 WIB

Menurut Para Ahli, Cara Anda Menguap Menunjukkan Suhu Otak Anda

4 September 2025 - 18:28 WIB

Montor-montor Cilik Tampilan Kirana Children Choir Surabaya Raih Emas di Pentas AVOSICC 2025

4 September 2025 - 14:36 WIB

Arloji Ahmad Sahroni Belum Masuk 10 Besar Jam Tangan Termahal Dunia

2 September 2025 - 21:34 WIB

Miss Universe dan Cerdas, Bingung Dirinya Jadi Janda Saat Muda, Ini Pesan Pentinggnya

2 September 2025 - 13:27 WIB

Bahaya Mobil Listrik dan Mobil Konvensional Sama saat Menghadapi Banjir

1 September 2025 - 19:53 WIB

Trending di Life Style