Menu

Mode Gelap

Life Style

Mengenal Dokter Sanduk Ruit Si Dewa Penglihatan, Pulihkan 130.000 Pasien Katarak

badge-check


					Dokter sepesialis mata Sanduk Ruit dari Nepal, mendapat julukan sebagai Dewa Penglihatan, telah mendedikasikan hidupnya bagi penderita mata khususnya katarak, Ia telah melakukan operasi dan memulihkan lebih dari 300.000 penderita mata. Instagam@daaitvindonesia Perbesar

Dokter sepesialis mata Sanduk Ruit dari Nepal, mendapat julukan sebagai Dewa Penglihatan, telah mendedikasikan hidupnya bagi penderita mata khususnya katarak, Ia telah melakukan operasi dan memulihkan lebih dari 300.000 penderita mata. Instagam@daaitvindonesia

Penulis: Jacobus E. Lato  |   Editor: Priyo Suwarno

KREDONEWS.COM, NEPAL-  Sanduk Ruit adalah dokter spesialis mata terkemuka dari Nepal, dikenal luas sebagai “Dewa Penglihatan” karena kontribusinya yang luar biasa dalam operasi katarak dan komitmennya untuk memulihkan penglihatan bagi mereka yang membutuhkan, terutama di daerah miskin.

Lahir  4 September 1954 di Olangchung Gola, Nepal, Ruit menghadapi berbagai tantangan yang signifikan selama masa kecilnya, termasuk kehilangan anggota keluarga akibat penyakit yang sebenarnya dapat dicegah, sehingga menginspirasinya untuk mengejar karier di bidang kedokteran.

Ruit menyelesaikan pendidikan medisnya di King George’s Medical College dan kemudian mengambil spesialisasi di bidang oftalmologi di All India Institute of Medical Sciences.

Dia merupakan dokter Nepal pertama yang melakukan operasi katarak dengan implan lensa intraokular dan memelopori metode untuk melakukan prosedur bedah mikro berkualitas tinggi di daerah terpencil.

Pendekatan inovatifnya mencakup teknik tanpa jahitan yang memungkinkan operasi cepat – sering kali menyelesaikan setiap operasi dalam waktu sekitar lima menit – yang secara signifikan meningkatkan jumlah pasien yang dirawat.

Beliau mendirikan Tilganga Institute of Ophthalmology pada tahun 1994, di mana beliau berperan penting dalam menyediakan perawatan mata yang terjangkau dan melatih para profesional medis.

Institut ini memproduksi lensa intraokular berkualitas tinggi dengan biaya yang jauh lebih murah daripada biaya yang biasanya terkait dengan prosedur semacam itu, sehingga operasi katarak dapat diakses oleh banyak orang yang tidak mampu.

Dampak dan Penjangkauan

Upaya penjangkauan Dr. Ruit termasuk menyelenggarakan kamp mata di mana ia melakukan operasi katarak massal secara gratis. Kamp-kamp ini sering kali melayani ratusan pasien sekaligus, menunjukkan komitmennya untuk membantu mereka yang berada di daerah terpencil yang mungkin tidak menerima perawatan medis. Diperkirakan ia telah memulihkan penglihatan lebih dari 180.000 orang di seluruh Asia dan Afrika.

Karyanya telah mendapatkan banyak penghargaan, termasuk Ramon Magsaysay Award untuk Perdamaian dan Pemahaman Internasional, yang sering dianggap sebagai penghargaan setara Hadiah Nobel di Asia.

Penghargaan ini merupakan pengakuan atas upayanya dalam mengembangkan prosedur operasi katarak yang aman dan ekonomis, yang telah mengubah perawatan mata di negara-negara berpenghasilan rendah.

Warisan

“Saya kehilangan tiga saudara kandung saya karena penyakit yang seharusnya bisa disembuhkan dengan mudah di Barat. Saya kehilangan seorang saudara laki-laki karena demam, seorang saudara perempuan karena diare, dan Tang La karena TBC. Saya merasa hal itu tidak dapat diterima, sama sekali tidak dapat diterima,” ungkapnya.

Kondisi fasilitas kesehatan yang kurang memadai, membuat Ruit yakin bahwa masyarakat kurang mampu sekalipun juga berhak mendapatkan perawatan mata yang aman, terjangkau, dan berkualitas tinggi seperti orang lain. Inilah yang memotivasi Ruit menjalankan misinya untuk memberantas kebutaan.

Setidaknya, dr. Ruit telah menyembuhkan lebih dari 130.000 orang dari katarak menggunakan metode berbiaya rendah.

Kini, dr. Ruit telah memulai proyek baru yang ambisius untuk menyaring 1.000.000 orang dari kebutaan katarak dan menyembuhkan 300.000-500.000 pasien baru pada tahun 2026.

Untuk mewujudkannya, dr. Ruit bekerja sama dengan ahli teknologi, Tej Kohli, untuk mendirikan Tej Kohli & Ruit Foundation.**

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Film Getih Ireng, Kala Pasangan Titi Kamal dan Darius Sinathrya Diteror Kakek Misterius

13 Oktober 2025 - 20:10 WIB

HomeShowBizFilm Titi Kamal dan Darius Sinathrya Reuni Usai 20 Tahun Pisah di Film Getih Ireng, Tayang 16 Oktober 2025 Titi Kamal dan Darius Sinathrya dipertemukan kembali dalam film Getih Ireng yang akan tayang pada 16 Oktober 2025. Hosana Solagracia Sifra Oleh Hosana Solagracia Sifra Diterbitkan 12 Oktober 2025, 17:00 WIB 1 Komentar Share Copy Link Batalkan Getih Ireng Perbesar Film Getih Ireng yang diperankan oleh Titi Kamal dan Darius Sinathrya akan tayang pada 16 Oktober 2025. (Foto: Dok. Hitmaker) Jadi intinya... Film "Getih Ireng" adaptasi thread @JeroPoint, rilis 16 Oktober. Titi Kamal dan Darius Sinathrya reuni setelah 20 tahun di film ini. Film ini bukan hanya horor, tapi tentang integritas keluarga dan obsesi wanita. Liputan6.com, Jakarta - Hitmaker Studios kembali dengan film terbaru Getih Ireng yang diangkat dari cerita thread terseram karya JeroPoint. Cerita ini dikemas menjadi film yang akan membuat para penonton tegang sekaligus emosional. Disutradarai Tommy Dewo dan diproduseri Rocky Soraya, Getih Ireng menceritakan pasutri bernama Pram dan Rina yang baru nikah lalu menantikan kehadiran buah hati. BACA JUGA: Gaya Rambut Poni Lempar Darius Sinathrya Saat Syuting Film Getih Ireng, Klimis dan Diminta Berkumis Getih Ireng dibintangi Titi Kamal, Darius Sinathrya, hingga Sara Wijayanto. Film ini menandai reuni Titi Kamal dan Darius Sinathrya setelah 20 tahun pisah. Pada 2005, keduanya pernah membintangi sinetron Hantu Jatuh Cinta. Titi Kamal senang akhirnya bisa adu akting lagi dengan Darius Sinathrya. “Aku senang banget bisa bekerja sama dengan Darius. Dia sangat open untuk kita diskusi supaya menemukan chemistry yang tepat sebagai pasangan suami istri,” kata Titi Kamal. 2 dari 4 halaman Bertemu Kembali Setelah 20 Tahun Getih Ireng Perbesar Titi Kamal, Darius Sinathrya, dan Sara Wijayanto, para pemain film Getih Ireng.

Tolak Enam Atlet Senam, Israel Gugat Indonesia ke Peradilan CAS di Swiss

13 Oktober 2025 - 19:03 WIB

Diangkut ke Puskesmas, 38 Siswa SMPN 1 Mojolangu Tulungagung Keracunan BMG

13 Oktober 2025 - 18:44 WIB

Gempa M 5.0 Kembali Guncang Sumenep, Tak Ada Korban

13 Oktober 2025 - 18:07 WIB

Hasil Evaluasi BUMD 2024 Jombang: Perumda Panglungan Kurang Sehat

13 Oktober 2025 - 18:06 WIB

Pertemuan Ilmiah ke-13 IDAI di Malang: Memanfaatkan AI untuk Kesehatan Anak

13 Oktober 2025 - 17:32 WIB

Akhir Dukungan Windows 10, Ini Opsi yang Tersedia

13 Oktober 2025 - 15:38 WIB

Microsoft Mulai Besok Tak Lagi Dukung Windows 10, Bisakah Tetap Dioperasikan?

13 Oktober 2025 - 14:58 WIB

Makan Pisang Bisa Tingkatkan Kesehatan Mental, Membantu Atasi Kecanduan Rokok

12 Oktober 2025 - 20:06 WIB

Trending di Life Style